Konspirasi Kebohongan Terbesar Amerika Serikat Yang Wajib Kamu Tahu
Meski jarang terblow-up di media, namun sudah menjadi rahasia umum jika Amerika, merupakan negara yang dipenuhi dengan kebohongan dan konspirasi. Dan segala kebohongan ini, juga bukanlah kebohongan kecil melainkan sebuah kebohongan besar yang kadang bahkan harus mengorbankan nyawa ratusan hingga ribuan nyawa baik itu dari warga mereka sendiri maupun warga negara lain. Namun meski sudah menjadi rahasia umum tetap saja hal ini susah untuk di ungkap mengingat kekuatan negara ini yang bahkan mampu mengontrol, media baik itu cetak maupun elektronik. Suatu hal yang sebenarnya melanggar konstitusi negara mereka sendiri dengan slogan mereka yang selalu menyerukan kebebasan dalam berbagai hal. Tapi memang begitulah cara dunia bekerja saat ini, demi kekuasaan dan juga uang semua hal bisa dilakukan, termasuk kebohongan yang dilakukan oleh sebuah Pemerintahan. Dan kali ini anehdidunia.com akan berbagi informasi tentang Kebohongan-kebohongan terbesar yang pernah dilakukan oleh Amerika Serikat, versi anehdidunia.com
Eksperimen Sifilis
Eksperimen Tuskege Syphilis yang dilakukan di Alabama pada tahun 1930 bisa dibilang merupakan sejarah paling kemal dalam dunia medis Amerika Serikat. Sifilis sendiri merupakan sebuah penyakit kelamin menular yang terjadi akibat infeksi bakkteri Treponema pallidum, pada tubuh manusia. Hal ini bisa terjadi karena kurang higiesinsnya lingkungan dan juga pola kehidupan seks yang salah. Dan pada tahun 30an tepatnya di kota Alabama, wabah sifilis telah menyebar dengan cepat dan menginfeksi sebagian besar warga keturunan Afrika-Amerika. Sayangnya mengetahui hal ini Pemerintah Amerika bukanya langsung bertindak dengan mengirim tim medis untuk menanggulangi wabah yang terjadi, tapi malah mengirim sejumlah tim peneliti untuk melakukan uji coba tersembunyi berkedok penangulangan wabah guna mencari tahu seberapa besar dampak wabah sifilis jika tidak ditangani.
Dengan berkedok sebagai staf medis, tim peneliti ini mulai mengambil sample darah dari orang-orang dan mengkarantina mereka. Dan warga Alabama ini pun menurut saja karena mereka pikir sedang mendapatkan perawatan kesehatan gratis dari pemerintah. Padahal kenyataanya mereka hanya di jadikan kelinci percobaan, parahnya lagi sebagian besar dari warga yang di karantina ini di duga kuat tak terjangkiti oleh virus Sifilis. Dan yang lebih mengerikan lagi adalah fakta bahwa penelitian ini berlangsung selama 40 tahun lebih, dan baru berakhir pada tahun 1970an. Jadi bayangkan saja selama 40 tahun lebih pemerintah Amerika berbohong pada Rakyatnya sendiri dan menjadikan mereka kelinci percobaan. Fakta lain juga menyebutkan jika, meski para korban ini di karantina namun dalam prakteknya mereka bahkan tidak di obati dan hanya di berikan Penicilin (Anti Biotik), yang tentu tak akan memberikan efek apapun pada para penderita Sifilis.
Perang Vietnam
Perang Vietman yang terjadi antara tahun 1957 hingga 1975, merupakan aib terbesar dalam sejarah Amerika hingga saat ini. Dalam perang yang mempertaruangkan dua Ideologi yaitu Komunis dan Liberal ini. Keterlibatan Amerika hingga kini masih menjadi tanda tanya besar karena tak memiliki korelasi apapun dalam perang ini padahal sudah tahu kalau perang ini merupakan sesuatu yang tak bisa dimenangkan. Dulu Amerika menggunakan dalih untuk membantu warga Vietnam yang tertindas oleh pemerintahan komunisme agar bisa bisa hidup bebas. Namun pada kenyataanya justru warga yang ingin dibebaskan inilah yang memberikan perlawanan sengit terhadap tentara Amerika dan sekutunya. Dan setelah bertahun-tahun barulah jawaban dari keikut sertaan Amerika dalam perang Vietnam ini sedikit terbuka dengan serangkaian dokumen berjudul Pentagon Papers yang di terbitkan oleh seorang bernama Daniel Ellsberg. Dalam dokumen yang kono merupakan salinan resmi dari berkas tenang perang Vietnam yang dimiliki oleh Pentagon.
Di dalam dokumen ini terlihat dengan jelas kalau Pemerintah tak tahu apapun mengenai apa yang terjadi di Vietnam dan juga sudah tahu kalau tak bisa menang. Namun meski begitu mereka tetap mengirimkan ribuan tentaranya untuk bahasa kasarnya mati di negeri orang. Fakta lain juga menunjukan jika Amerika datang ke Vietnam bukanlah untuk membantu negri ini, melainkan hanya demi kepentingan politik untuk menyaingi Rusia dan Cina yang berada di pihak komunis. Selain itu fakta lain tentang kebohongan Amerika adalah di temukanya fakta jika Presiden Johnson (Lyndon B. Johnson) yang mengantikan Presiden Kennedy merupakan orang yang memerintahkan pengeboman di wilayah Vietnam Utara, padahal waktu itu jelas-jelas Ia menyatakan pada media tentang kesiapanya menari pasukan dari Vietnam untuk mengakhiri perang. Bocornya informasi ini terang membuat pihak gedung putih berang dan langsung menyeret Daniel Ellsberg, ke mahkamah kontitusi untuk diadili. Untungnya Daniel berhasil bebas karena kurangnya bukti, tapi sayangnya sejak itu Daniel mengaku selalu diawasi oleh pemerintah dan gerak-geriknya juga di batasi.
Program Mata-mata Rahasia Prism
Mengaku sebagai negara yang bebas dan menghargai hak privasi warganya, Amerika nyatanya justru berbohong dan sekali lagi mengingkari kontitusi mereka dengan mengembangkan sebuah program mata-mata bernama Prism. Program yang di kembangkan oleh NSA (National Securiti Agency) ini, konon dapat dapat memantau seluruh aktivitas warga Amerika, mulai dari telpon, email, internet dan beragam aktivitas lainya. Program mata-mata yang berbasis jaringan nirkabel atau wireless in sudah menjadi isu lama, namun terus dibantah oleh pemerintah, hingga seorang mantan agen CIA sekaligus kontraktor di NSA, yang bernama Edward Snowden membocorkan informasi ini ke media masa seperti the Guardian dan The Washington Post pada tahun 2013 yang lalu. Pria yang kini berusia 33 tahun ini menybarkan sebuah dokumen berisi data-data tentang sebuah program mata-mata milik NSA yang digunakan untuk memonitor seluruh gerak-gerik warga Amerika dan bahkan mungkin dunia. Terbongkarnya hal ini tentu membuat pemerintah Amerika berang dan sempat membuat hubungan mereka dengan beberapa negara di Eropa seperti Perancis dan Jerman yang dijadikan tempat berlindung bagi Snowden sempat memanas. Dan dengan tidak adanya sanggahan berarti dari Amerika seolah membuktikan jika program PRISM memang benar ada. Sedangkan Edward Snowden sendiri sekarang sedang berada di bawah suaka dan perlindungan dari Pemerintahan Rusia, dengan syarat tak lagi membocorkan rahasia milik Pemerintah Amerika ke publik.
Kontrol Penuh Atas Media
Lagi-lagi soal isu kebebasan, tapi kali ini bukanlah kebebasan warga namun kebebasan dari media masa baik itu cetak maupun elektronik. Sebenranya hal ini tak hanya terjadi di Amerika tapi nyaris di seluruh dunia, karena kebanyakan media masa modern memang kencerung memiliki kepentinganya sendiri dalam mengeluarkan sebuah berita, baik itu karena tuntutan pemilik media masa tersebut maupun gelontoran dana besar yang tentu akan menjamin kelangsungan sebuah, mari kita sebut saja perusahaan yang berkedok media. Dan meski tak secara terang-terangan kontrol terhadap media yang dilakukan oleh pemerintah Amerika tetap bisa kita lihat dalam headline dari berbagai surat kabar di sana yang sering memiliki kesamaan. Salah satu contoh yang cukup kentara dalam persaingan dua calon kandidat Presiden Amerika saat ini, yaitu Donald Trump dan Hillary Clinton. Jika kita lihat sekilas nampaknya orang dibalik layar dari Pemerintahan Amerika saat ini, tak menginginkan sosok Trump untuk duduk sebagai orang No. 1 di Amerika. Hal ini bisa kita lihat dari cenderung serupanya pemberitaan di media masa negri Paman Sam tersebut yang selalu memojokan Trump. Dan faktanya meski terkesan sederhana namun jangan pernah meremehkan kekuatan dari sebuah berita yang sudah terbukti selalu berhasil menggiring opini publik ke arah yang sudah direncanakan. Kontrol atas media juga dianggap sebagai kekuatan paling tinggi yang di miliki Pemerintah Amerika, karena dampaknya yang memang sangat efektif untuk mengotrol rakyat mereka.
Pembunuhan John F Kennedy
Kasus pembunuhan terhadap Presiden Amerika bukanlah halbaru dan sudah sering terjadi, namun kasus pembunuhan terhadap mendiang Presiden Kennedy bisa dibilang yang paling misterius dan masih belum jelas kebenaranya hingga saat ini. Selama lebih dari 50 tahun kasus ini telah berjalan, kita telah dicekoki dengan fakta bahwa pembunuh JFK, merupakan seorang pria bernama Lee Harvey Oswald yang melakukan sebuah tembakan jitu dari jarak yang terbilang mustahil pada masa itu. Terlebih lagi letak gedung tempat Oswald menembak dengan posisi Kennedy memiliki sudut tembakan tak masuk akal dan mustahil bagi sebuah peluru untuk berbelok sampai sejauh itu. Jadi satu-satunya teori yang paling relevan adalah bahwa Oswald tak bekerja sendirian dan ada orang lain yang menembak Kenneduy dari jarak dekat. Semua ini tentu merupakan bagian dari sebuah konspirasi untuk menyingkirkan sang Presiden yang dirancang khusus oleh sebuah lembaga yang cukup berkuasa. Dan sebagai tambahan informasi meski terbilang cukup disenangi olek rakyat Amerika pada masa itu, namun di mata pemerintahanya sendiri Kennedy dianggap terlalu kontroversial dan sering membuat keputusan yang tak sejalan dengan apa yang di inginkan oleh pihak gedung putih. Ditambah lagi dengan citra CIA pada zaman itu yang merupakan momok tersendiri bagi warga Amerika karena keterlibatan mereka dalam pembunuhan tokoh-tokoh penting pada masa itu. Jadi bukanlah hal yang mustahil jika pembunuhan Kennedy merupakan ulah orang dalam atau lebih tepatnya CIA. Hal ini juga merujuk pada beberapa berkas lama tentang status Lee Harvey Oswald, sebagai anggota CIA yang telah dimusnahkan. Hanya saja meski sudah berlangsung lebih dari 50 tapi pemerintah Amerika, seakan ogah-ogahan mengungkap kebenaran dari kasus ini, dan tetap mengganggap kematian Keneddy sebagai kasus pembunuhan tunggal yang dilakukan oleh Lee Harvey Oswald.
Teori Konspirasi Peristiwa 11 September
Pada 11 September 2001 dunia di hebohkan dengan runtuhnya menara kembar WTC (Word Trade Center) yang ada di lota New York, akibat serangan bunuh diri dari dua pesawat boieng 737, milik maskapai penerbangan American Airlines yang dilakukan oleh kelompok Al-qaeda pimpinan Osama bin Laden. Akibat peristiwa ini dua menara kebanggaan Amerika ini tak hanya terbakar namun juga runtuh dan rata dengan tanah. Runtuhnya kedua menara ini pada saat itu di klaim oleh pemerintah Amerika merupakan efek dari kebakaran hebat yang di hasilkan oleh 200 galon lebih sisa bahan bakar pesawat yang tersebar ke seluruh bagian gedung hingga menghasilkan suhu yang luar biasa panas dan mengakibatkan struktur bangunan pencakar langit ini goyah dan runtuh secara diagonal hingga rata dengan tanah. Tapi belakangan mulai banyak orang yang meragukan teori ini, apalagi mengingat fakta bahwa gedung WTC merupakan bangunan paling mutakhir pada masa itu yang di bangun dengan baja dan beton berkualitas tinggi. Dengan material berkualitas tinggi seperti itu bisa dibilang sangat mustahil jika gedung ini akan runtuh hanya karena di tabrak dengan pesawat. Hal ini kian diperkuat dengan penyataan seorang fisikawan bernama Steven Jones, yang menyatakan jika metode penghacuran gedung seperti ini hanya bisa dilakukan dengan menanam peledak dengan daya ledak di dalam struktur bangunan tersebut, seperti yang biasa di lakukan perusahaan Demolition Building (Perubuh Gedung).
Dan jika hal ini masih belum cukup, maka ada satu kejanggalan lagi dalam peristiwa 11 September, yang hingga kini belum bisa di jelaskan oleh pemerintah Amerika, yaitu penyebab runtuhnya gedung WTC-7 yang bahkan tak tersentuh oleh apapun dalam peristiwa tersebut. Gedung ketiga yang merupakan bagian dari menara kembar WTC ini tanpa sebab yang jelas tiba-tiba runtuh beberapa saat menyusul ke dua gedung lainya, padahal saat itu gedung ini tak ditabrak oleh pesawat dan hanya mengalami kebakaran kecil di beberapa bagian lantainya saja. Jadi satu-satunya kemungkinan yang masuk akal tentang penyebab, runtuhnya bangunan WTC7 adalah adanya bom berdaya ledak tinggi yang dipasang dalam struktur bangunan. Sesuatu yang tentu hanya bisa dilakukan oleh orang dalam yang tak lain lagi, merupakan orang Amerika sendiri. Tapi kenapa Amerika mau repot menghancurkan aset negaranya sendiri dan bahkan mengorbankan ribuan nyawa dari warganya. Jawabanya hanya satu yaitu uang, sebagai tambahan informasi setelah peristiwa 11 September, Amerika serikat mulai gencar mengkampanyekan aksi Anti Terorisme, dengan langkah awal menyerang Afganistan untuk mencari Osama Bin laden yang diyakini sebagai dalang peristiwa. Serangan ini selain menguntungkan mereka karena dapat mengambil alih sumber minyak yang dimiliki Afganistan. Tanpa disadari juga menguntungkan bisinis militer Amerika yang banyak menerima pesanan senjata anti teror, dari negara-negara yang khawatir akan menjadi sasaran balas dendam dari anggota Al-qaeda yang telah terusir dari negaranya.
Sahabat anehdidunia.com itulah beberapa fakta tentang kebohongan-kebohongan yang telah di lakukan oleh pemerintah Amerika serikat. Dan meski sulit untuk dibuktikan namun jika kita nalar dengan akal sehat, semua hal diatas pasti akan menjadi suatu yang relevan. Mengingat sejarah dari Amerika sendiri yang memang dipenuhi dengan konspirasi.
Referensi:
http://www.therichest.com/rich-list/most-shocking/911-and-14-other-times-the-us-government-lied-to-us/
https://en.wikipedia.org/wiki/Vietnam_War
https://en.wikipedia.org/wiki/Edward_Snowden
http://www.therichest.com/rich-list/most-shocking/911-and-14-other-times-the-us-government-lied-to-us/
https://en.wikipedia.org/wiki/Vietnam_War
https://en.wikipedia.org/wiki/Edward_Snowden