Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Para Musisi Jenius Yang Mengalami Gangguan Jiwa Akut

Tentu nyaris semua manusia yang ada di bumi ini pastinya mengenal, menyukai, dan menikmati musik. Masing-masing orang pun juga pastinya memiliki selera musik yang berbeda-beda. Musik juga diyakini adalah salah satu bentuk ekspresi seni yang tertua di dunia, di mana dulu para manusia purba mencoba menghibur diri mereka dengan saling memukul-mukul batu atau kayu-kayu secara bersamaan dengan ritme tertentu, guna memperoleh suara atau bunyi-bunyian yang menarik untuk didengarkan. Diperkirakan dari sanalah musik itu terlahir.

Bicara soal musik, pastinya tidak bisa dilepaskan dari yang namanya seorang musikus atau musisi itu sendiri. Seorang musisi akan meramu bunyi-bunyian dari beragam macam alat musik guna bisa memperoleh harmonisasi suara yang diinginkan. Seorang musisi juga akan berusaha bagaimana musik yang dia lahirkan memiliki karakter serta identitas yang kuat. Di bawah ini akan kita ulas para musisi dunia yang dipercaya mereka adalah para musisi jenius, namun memiliki masalah dengan kondisi jiwanya.

Ian Curtis Mengalami Depresi Akut dan Penyakit Epilepsi


Beliau dikenal sebagai musisi cerdas yang mati di usia yang sangat muda, yaitu umur 21 tahun. Ian Curtis adalah seorang vokalis sekaligus frontman dari sebuah band Inggris legendaris beraliran post-punk yang mengusung nama Joy Division. Pada saat pertengahan karirnya sebagai musisi profesional, dia sering mengalami serangan epilepsi, yang kemudian untuk beberapa saat masalah itu dapat diatasi dengan bantuan medis. Namun, berjalannya waktu seiring dengan kesibukan serta smakin populernya Joy Division, penyakit epilepsinya juga semakin parah, ditambah lagi hubungannya dengan sang istri menjadi keruh. 

Hal itulah yang kemudian membuat Ian menjadi semakin marasa tersudut dari riuhnya dunia musik, yang kemudian dia perlahan mengalami serangan depresi yang semakin parah. Penyakit epilepsinya pun juga semakin susah untuk dijinakkan, sehingga pemakaian obat-obatan serta alkohol semakin kian meningkat, dan itu membuat kondisi fisik serta mentalnya juga semakin menurun. Yang pada akhirnya beliau mengakhiri hidupnya sendiri pada tanggal 23 Mei tahun 1980 dengan cara gantung diri. Kendati demikian, beliau dikenang sebagai seorang penulis lagu yang handal, karena lirik-lirik yang dia tulis itu sangat dalam dan ambisius.

Kurt Donald Cobain Bipolar Disorder dan Kecanduan Narkotika


Para pecinta musik grunge pastinya sudah tahu siapa sosok Kurt Cobain ini. Dia adalah the frontman alias pentolan dari band legendaris bernama Nirvana. Kurt memiliki gangguan bipolar semenjak dia remaja, di mana kondisi mental dan jiwanya tidak lepas dari situasi keluarganya yang juga carut marut. Kedua orang tua Kurt bercerai semenjak Kurt masih menginjak remaja, kemudian dari situ Kurt harus menjalani hidup yang lumayan kacau juga. Di samping tidak adanya kasih sayang orang tua yang utuh, Kurt juga selalu mencari pelarian-pelarian yang sifatnya negatif. Bahkan Kurt sudah mengenal marijuana ketika dia masih di usia SMP.

Singkat cerita, disamping hidupnya yang nyaris hancur itu, ternyata Kurt memiliki bakat luar biasa dalam urusan bermusik. Banyak pengamat musik yang bilang bahwa Kurt Cobain itu bermusik benar-benar dari hatinya yang terdalam, sehingga karya-karyanya sangat orisinal serta dia pun tidak peduli dengan apa yang akan orang katakan terhadap karyanya. Sampai pada titik di mana band yang dia dirikan itu semakin dikenal oleh dunia, dan jutaan orang mengagumi Nirvana. Seiring dengan ketenarannya sebagai seorang musisi rock papan atas, Kurt juga semakin frustasi dengan kondisi industri musik yang menurut dia juga semakin berpihak kepada kapitalisme. 

Di sanalah lagi-lagi Kurt melakukan pelarian yang semakin mendekatkan dirinya kepada narkotika. Kurt juga dilaporkan sering mencoba untuk bunuh diri dengan cara menggunakan narkotika dengan dosis yang banyak. Namun Kurt selalu bisa selamat kondisi overdosis yang sering menimpa dirinya. Dia tetap mencoba bertahan dengan kondisi jiwa serta mentalnya yang semakin terpuruk. Hingga sampai pada suatu titik, Kurt memilih untuk selesai dengan dunia, dia menembak langit-langit mulutnya sendiri dengan senapan laras panjang. Kurt meninggal pada tanggal 8 April 1994 di usia 27 tahun.

Syd Barrett Mengalami Schizophrenia dan Bipolar Disorder


Jika anda pernah mendengar band bernama Pink Floyd, beliau adalah salah satu pendiri dari band papan atas itu. Bagi para penggemar musik rock di era tahun 60an hingga tahun 70an, pastinya akan sangat familiar dengan band yang satu ini. Pink Floyd diakui sebagai band yang memiliki musikalitas yang cerdas dan jenius, di mana musik mereka yang terbilang berbeda dan eksentrik dibanding musik-musik rock yang lainnya, sehingga banyak menjadi panutan dari band-band kelas dunia lainnya. Di awal karirnya, Pink Floyd sudah memiliki karakter musiknya sendiri, dari segi lirik hingga aransemen lagu yang diramu mereka adalah sebuah kejeniusan. 

Nah, sosok Syd Barrett inilah yang menjadi salah satu biang keladi dari kejeniusan musik-musik Pink Floyd. Kendati kebersamaannya dengan Pink Floyd tidak begitu lama, namun sosok Syd Barret inilah yang menjadi cikal bakal utama karakter musik Pink Floyd. Syd Barret lah yang pada awal karir Pink Floyd menjadi penyumbang konsep paling subur, dan juga ide-ide gila Syd yang diakui personel lainnya.

Namun Syd harus keluar dari Pink Floyd, ketika dia harus benar-benar menjalani masa rehabilitasi karena kondisi kejiwaannya yang semakin parah. Sering diduga Syd mengalami gangguan bipolar yang parah, dan uga mengidap penyakit kejiwaan Schizophrenia. Syd dikenal sebagai penulis lirik orisinil serta jenius, yang juga dianggap sebagai gitaris yang berbakat dan inovatif. Gaya bermain gitar Syd terbilang unik, khas, dan juga berbeda dari yang lainnya.

Walaupun sejatinya pihak rumah sakit tidak pernah mengeluarkan pernyataan dan diagnosis resmi bahwa Syd sedang mengalami gangguan kejiwaan, namun banyak pihak yang mengatakan bahwa Syd sedang mengidap penyakit skizofrenia dan juga bipolar. Sekian lamanya Syd benar-benar berhenti berkarir di dunia musik, lantas dia menjalani sisa hidupnya dengan cara yang sederhana, yaitu berkebun serta melukis, yang pada akhirnya beliau meninggal di tahun 2005 lalu karena disebabkan kanker pada organ pankreas-nya.

Referensi :
https://dennysakrie63.wordpress.com/2011/06/20/brian-wilson-69-tahun-tak-sekedar-anak-pantai/
http://hallobro.com/12-musisi-ini-mengalami-gangguan-kejiwaan-namun-memiliki-kreatifitas-tinggi-dalam-bermusik/
https://www.kaskus.co.id/thread/51548a471cd7192d7b000006/10-musisi-brilian-yang-menderita-gangguan-kejiwaan/
https://sesikopipait.wordpress.com/2013/09/02/syd-barrett-sang-berlian-sinting-yang-bersinar/