Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Racun Bisa Binatang Yang Dihargai Sangat Mahal Di Dunia

Binatang yang terkenal akan sengatan racunnya apalagi diketahui bisa membunuh manusia hanya dengan hitungan detik, biasanya ditakuti. Namun jaman sekarang, hewan berbisa ini ternyata ada ternaknya dikarenakan majunya teknologi sehingga para peneliti berhasil menemukan sesuatu yang sangat berharga di dalam kandungan racun hewan tersebut. Kebutuhan akan bisa ini semakin hari semakin meningkat seiring banyaknya manfaat racun binatang ini. Dengan demikian membuat harga dari bisa bisa ini sangat mahal karena langkanya bahan dan susahnya untuk mendapatkan racun racun ini. Berikut racun bisa binatang yang dihargai paling mahal di dunia versi anehdidunia.com

Darah Kepiting Horseshoe


Mungkin ini agak berbeda, kepiting ini tidak memiliki bisa atau racun yang bernilai jual mahal. Yang mahal dari kepiting unik ini adalah darahnya. Kepiting horseshoe hewan berbentuk seperti helm dengan ekornya yang panjang telah menyelamatkan manusia dengan darahnya. Sebanyak 600 ribu kepiting ditangkap setiap tahunnya untuk men”donasi”kan darah mereka. Darah biru mungkin identik dengan istilah orang Indonesia saat mendefinisikan keturunan ningrat atau kerajaan. Tetapi darah biru yang dimiliki kepiting horseshoe mengandung kekayaan protein dan sel amebocyte yang dapat melawan bakteria yang menyerang darah kita.

Saat Perang Dunia II, pengobatan sama ditakutinya dengan peluru musuh, kondisi dan peralatan yang tidak higienis membuat luka dan penyakit menjadi ladang bakteria berkembang biak. Namun masalah ini telah ditangani oleh "darah biru" milik kepiting unik ini. Kepiting yang hidup di perairan dangkal ini sangat riskan terinfeksi bakteri-bakteri yang ada di pasir. Sel amebocyte yang terkandung dalam darahnya akan mengidentifikasi dan menangkap bakteria yang mencegahnya berkembang.

Penemuan ini telah digunakan dalam skala besar di seluruh dunia. Setiap tahunnya 600 ribu kepiting ditangkap dan sebanyak 30 persen darahnya diekstrak oleh berbagai fasilitas di Amerika Serikat dan Asia. Hasil ekstrak ini dijual US$ 60 ribu atau sekitar Rp 703 juta per galonnya di industri global yang bernilai US$ 50 juta atau senilai Rp 500 miliar setiap tahunnya. Di belahan dunia lain darah ini juga digunakan untuk fungsi lain. Para ilmuwan Jepang telah merancang sebuah tes untuk infeksi jamur dengan darah ini.



Penelitian lainnya juga mengembangkan darah ini untuk antivirus dan pengobatan antikanker melalui prinsip yang sama dengan pengisolasian bakteri-bakteri. Pengembangan lainnya menggunakan metode berbeda untuk mengidentifikasi racun dan bakteri, salah satunya dengan menggunakan chip elektronik yang akan mewaspadai kontaminasi yang memungkinkan. Ada lagi penemuan lain dari Universitas California dengan menggunakan kristal cair sebagai pendeteksi yang serupa dengan obat harga yang lebih murah.

Namun pengembangan ini belum diloloskan oleh Badan Administrasi Makanan dan Obat-Obatan Amerika Serikat sebagai alternatif lain. Urgensi penemuan-penemuan lain selain darah biru ini semakin tinggi saat ada penurunan jumlah kepiting ini. Dalam 15 tahun terakhir jumlah kepiting horseshoe ini berkurang sebesar 75 persen dan 90 persen di populasi terbesarnya di Teluk Delaware. Meskipun setelah dipanen kepiting-kepiting ini dikembalikan, namun dalam proses ekstraksi sebanyak 10-30 persen kepiting mati dalam prosesnya.

Bisa Ular Kobra


Bisa ular kobra menjadi cairan termahal kedua di dunia dengan harga sekitar US$40.400 per liternya. Racun ini adalah salah satu yang paling mematikan di dunia, racun ini bisa membunuh seekor gajah dewasa. Meski begitu, orang mengambil risiko dan memanen bisa ini karena mengandung protein yang sangat unik, namanya Ohanin. Ohanin paling baik digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi obat penghilang rasa sakit yang 20 kali lebih kuat daripada morfin, dan tidak memiliki efek samping.

Antivenom atau serum anti racun ular dibuat dengan mengambil racun dari hewan, (ular, laba-laba, atau serangga). Zat ini kemudian diencerkan di laboratorium dan disuntikkan ke hewan yang sudah dipilih (kuda, domba, kelinci, atau kambing). Tubuh hewan yang diberi suntikan akan menghasilkan antibodi kekebalan yang kemudian diambil dan diolah menjadi obat. Rumus antivenom harus sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).



Jumlah kematian akibat gigitan dan sengatan beracun secara drastis telah menurun setelah penemuan obat antivenom. Meskipun antivenom terbukti tidak dapat mengobati kerusakan yang terjadi, tetapi antivenom dapat mempertahankan atau mencegah kerusakan di waktu mendatang segera setelah diberikan. Ohanin, protein yang berasal dari racun King Cobra, terbukti lebih efektif daripada morfin (pembunuh rasa sakit).

Dalam sejarahnya, racun dari kobra digunakan dalam pengobatan untuk kecanduan opium dan sebagai pembunuh rasa sakit (dikombinasikan dengan opium) untuk mengatasi rasa sakit. Zat ini juga digunakan untuk tujuan pengobatan lain seperti pengobatan depresi, nyeri tubuh, dan sakit kepala.

Racun ular dapat bergerak pada kecepatan tinggi dalam tubuh manusia yang terkena efek fatal, tetapi dalam ilmu pengobatan, dosis kecil racun ular dapat digunakan secara efektif untuk mengobati kelumpuhan atau serangan jantung yang disebabkan oleh pembekuan darah. Racun ular dapat mencegah atau memperlama pembentukan bekuan darah baru dalam kasus serupa. Dan belakangan ini, racun ular digunakan oleh pasien pasca perawatan dalam rangka pencegahan pertumbuhan sel kanker dan sebagai obat anti-penuaan. Jadi sudah jelas mengapa harga racun ular kobra sangat mahal bukan?

Racun Kalajengking


Dari sekitar 1.500 spesies kalajengking, hanya ada 25 yang berbisa. Kalajengking menggunakan bisanya untuk melumpuhkan mangsa atau sebagai pertahanan diri. Bagi manusia, bisa kalajengking bermanfaat sebagai obat arthritis dan untuk anti-bisa itu sendiri. Yang membuat bisa kalajengking mahal, karena setiap individu hanya dapat menghasilkan 0.5 mgs. Jika dikumpulkan dalam jumlah satu galon, bisa kalajengking harganya mencapai us$ 39 juta atau sekitar Rp 527 miliar.

Kini ilmuwan dari University of Leeds telah mengatakan bahwa racun margatoxin yang terdapat pada kalajengking kulit kayu (bark scorpion) di Amerika Tengah bisa menjadi solusi untuk mencegah kegagalan cangkok vena. Hasil penelitian yang diterbitkan secara online di Cardiovascular Research menemukan racun tersebut memiliki kekuatan minimal 100 kali lebih kuat dibanding senyawa lain.



Selain itu,  Racun kalajengking ternyata dapat dipakai sebagai pembersih tumor. Para peneliti menggunakan bahan sintetisnya sebagai pembawa yodium yang bersifat radioaktif ke sel-sel tumor otak yang masih tertinggal setelah pembedahan. Sejauh ini teknik ini telah diuji pada 18 pasien, dan percobaan medis masih terus dilakukan, hasilnya sementara menunjukkan bahwa proses pengobatan ini dapat diterima tubuh dan efektif. Analisis menunjukkan bahwa sifat radio aktif akan hilang secara keseluruhan setelah 24 jam zat disuntikkan. radiasi tersebut juga bekerja disekitar luka operasi saja sehingga tidak merusak sel-sel otak yang sehat. Jadi sangat masuk akal bagaimana bisa racun kalajengking ini dihargai lebih mahal dari emas. Berminat jadi pemerah bisa kalajengking?

referensi:
https://www.plukme.com/post/inilah-racun-hewan-termahal
http://www.kembangpete.com/2015/04/30/ketahui-manfaat-besar-racun-ular-dalam-dunia-medis/
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20140908115210-255-2684/darah-biru-penyelamat-manusia