Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Penciptaan Bumi Yang Epik Dari Berbagai Suku Dunia

Dengan semakin berkembangnya dunia teknologi dan internet beberapa dekade terakhir, dunia tampaknya semakin lebih canggih dan budaya-budaya suku bangsa di dunia mulai semakin menghilang digantikan dengan teknologi. Di sisi lain, pernahkah kalian mendengar tentang cerita penciptaan Bumi yang terbilang cukup epik dan aneh dari berbagai belahan dunia ? Seperti yang kita ketahui, kisah penciptaan dunia dan isinya sudah menjadi hal yang umum diketahui bagi semua agama yang ada di dunia ini. Namun, terlepas dari itu semua, ada beberapa kisah penciptaan yang mungkin jika dipahami dengan nalar manusia mungkin terasa aneh.

Mitologi Penciptaan Cherokee

Cherokee Indian

Dalam cerita Cherokee (suku Indian), Bumi dimulai sebagai gumpalan kegelapan dan air yang mengambang di bawah Galunlati, sebuah dunia roh. Hewan-hewan yang notabene sebagai penghuni Galunlati, terus bereproduksi sampai akhirnya memenuhi Galunlati, karena penuhnya populasi di Galunlati, mereka perlu mencari solusi untuk menangani populasi yang semakin membludak. Solusinya yaitu pindah ke Bumi. Bumi yang saat itu adalah tempat asing dan belum pernah dikunjungi, untuk mencari informasi tentang keadaan Bumi yang ditakutkan justru berbahaya bagi populasi Galunlati, hewan-hewan mengirim kumbang air sebagai pengintai untuk mengamati struktur tanah yang ada di Bumi. Kumbang air pun turun ke Bumi, melihat struktur tanah yang tidak mengecewakan. Ia kembali ke Galunlati dengan melaporkan tentang apa yang dilihatnya, kumbang air pun kembali ke Bumi dengan membawa lumpur dari Galunlati. Lumpur ajaib itu pun tumbuh dan terus tumbuh sampai menjadi tanah yang membentuk daratan di muka Bumi.

Rasa bersemangat untuk mencari rumah baru karena populasi yang semakin banyak di Galunlati, hewan-hewan mengirim burung-burung untuk berkelana dan mencari tanah yang cocok untuk kehidupan mereka. Salah satu burung raksasa yang dikirim untuk mengintai Bumi adalah Buzzard. Buzzard saat itu mencari lokasi tanah kering yang ada di Bumi, karena kebanyakan yang ditemukan adalah lumpur yang dibawa oleh kumbang air, ia pun menjadi sangat lelah ketika mencari tanah kering namun tidak memberikan hasil. Karena lelah, ia mulai terbang semakin rendah mendekati lumpur dan tanpa sengaja menyeret lumpur itu dan itulah yang menjadi gunung dan lembah yang ada di Bumi saat ini. Sahabat anehdidunia.com setelah beberapa saat lamanya, akhirnya, lumpur-lumpur itu kering dan berubah menjadi tanah, hewan-hewan akhirnya pindah ke Bumi. Bumi yang saat itu masih dipenuhi dengan kegelapan menyebabkan hewan-hewan menjadi muak dan memutuskan untuk menaikkan Matahari untuk memberi cahaya ke Bumi. Namun, dengan munculnya matahari yang sangat panas terus-menerus, menyebabkan banyak hewan yang mati, sehingga mereka mulai menyeimbangkan saat matahari bersinar dan tidak bersinar. Akhirnya, setelah semuanya tampak normal, manusia muncul dan menyebabkan hewan-hewan mulai punah.

Izanagi dan Izanami

Izanagi dan Izanami

Cerita mitologi ini berasal dari Jepang, Izanagi dan Izanami adalah dewa-dewa generasi ketujuh dalam garis keturunan kami (kami adalah dewa kepercayaan Shinto). Pasangan saudara kandung ini diperintahkan oleh dewa-dewa yang lebih tua untuk menghadapi kekosongan yang terjadi di Bumi. Dengan amanat yang diberikan oleh dewa-dewa itu, Izanagi dan Izanami membawa tombak permata surgawi yang dikenal dengan sebutan Ama no Nuboko. Sahabat anehdidunia.com mereka memutuskan untuk menghadapi kekosongan dengan ujung tombak Ama no Nuboko yang ditancapkan ke dalam kekosongan itu. Saat tombak diangkat kembali, serpihan tombak itu ada yang jatuh dan membentuk sebuah pulau. Izanagi dan Izanami memutuskan untuk menetap di Bumi dan membangun sebuah istana di pulau itu. Dalam upaya untuk memulai sebuah keluarga, mereka mencontohi apa yang dilakukan oleh setiap dewa setiap kali ingin bereproduksi, mereka melakukan tarian mengelilingi pilar surga dengan arah yang berlawanan seakan-seakan hal itu adalah adat untuk meminang pasangan. Izanagi adalah dewa laki-laki, sedangkan izanami adalah dewa perempuan.

Setelah melakukan proses peminangan itu, mereka tidak tahu apa yang dilakukan selanjutnya. Akhirnya mereka meminta untuk dipandu oleh suara burung-burung yang sedang bernyanyi, dan tiba-tiba lahirlah seorang anak dari Izanagi dan Izanami. Sayangnya, anak itu lahir tanpa kaki dan tak bertulang, Izanagi dan Izanami pun merasa sedih dan hampa. Mereka meninggalkan anak itu di atas perahu dan mencoba untuk melahirkan keturunan baru, namun usaha mereka tidak membuahkan hasil. Merasa putus asa, mereka kembali ke surga untuk meminta bantuan, dimana mereka menemukan bahwa kemandulan Izanami disebabkan karena keinginan hatinya yang tidak sabar untuk mempunyai keturunan, sehingga ia tidak dapat keturunan yang sehat. Dengan bersabar dan terus mencoba segala macam cara dilakukan oleh pasangan ini, mereka pun terus mengoreksi setiap kesalahan yang dilakukan sebelumnya, hingga akhirnya Izanami terus-menerus melahirkan anak dan itulah yang dikenal sebagai kepulauan Jepang dan manifestasi alam lainnya yang ada di muka Bumi.

Pangu dan Nuwa

Pangu dan Nuwa

Legenda penciptaan yang berasal dari China ini memiliki 2 tahap, yang pertama adalah Pangu, pencipta langit dan Bumi, dan Nuwa, ibu dari manusia. Sampai saat ini, lagu dan puisi tentang Pangu masih dinyanyikan oleh orang-orang Zhuang di China. Konon, alam semesta yang mengalami kekacauan mulai menemukan keseimbangan yin dan yang, pada saat itu juga, Pangu yang saat itu sedang ada dalam bentuk embrio, tidur dan tumbuh dalam telur hitam raksasa selama 18 ribu tahun mulai terbangun dari tidurnya. Namun, ia merasakan terhimpit antara yin-yang, dengan penuh kekuatan, ia mendorong lapisan yin-yang, sehingga ia bisa keluar dari dalam telur. Dengan terpisahnya yin-yang menimbulkan terciptanya dua lapisan berbeda yang disebut langit dan Bumi. Pangu tumbuh diantara langit dan Bumi, semakin ia bertumbuh, semakin besar pula jarak antara langit dan bumi. Ada banyak versi mitologi tentang Pangu, yang paling populer adalah Pangu mati setelah 18 ribu tahun hidup memegang langit dan Bumi, tubuhnya membentuk bagian dari Bumi dan semua alam yang ada di dalamnya.

Sementara itu, Nuwa adalah salah satu dewa pertama dalam mitologi China. Konon, Nuwa sudah ada sejak awal semesta diciptakan, mengetahui keadaan Bumi yang kosong dan kematian Pangu, Nuwa merasa kesepian dan bosan. Ia memutuskan untuk menggunakan haknya berekspresi dan menciptakan kehidupan baru setipa hari selama seminggu. Urutan penciptaannya yaitu, ayam, anjing, domba, babi, sapi, kuda dan terakhir adalah manusia. Sahabat anehdidunia.com pada hari terakhir, Nuwa mengambil tanah liat dan mulai membentuk tanah liat itu seperti wujud dan bentuknya (sedikit memprihatinkan, karena banyak karya seni kuno menggambarkan Nuwa sebagai ular berkepala wanita). Setelah membuat banyak kreasi tanah liatnya, ia menjadi lelah dengan pekerjaannya yang membosankan itu dan memutuskan mempercepat proses penciptaan terakhirnya itu. Ia mengayunkan tali saktinya di atas lumpur buatannya itu, dengan demikian, tanah liat yang berasal dari tanah yang bagus berubah menjadi manusia bangsawan yang kaya, sementara tanah liat dengan kualitas yang buruk menjadi petani miskin. Variasi lain dari cerita ini adalah munculnya hujan yang mencairkan sebagaian dari ciptaan tanah liat Nuwa, sehingga menimbulkan penyakit yang menyerang ciptaan Nuwa.

Rangi dan Papa

Rangi dan Papa

Cerita ini berasal dari negeri indah Selandia baru, kisah ini menceritakan tentang pembunuhan saudara dan kanibalisme. Sahabat anehdidunia.com semuanya dimulai dengan Rangi dan Papa, Rangi yang berarti langit, sedangkan Papa adalah Bumi, tempat semua ciptaan dilahirkan. Sayangnya, Rangi dan Papa tidak dapat dipisahkan, mereka tetap bersama-sama terus setiap saat dan ditutupi oleh kegelapan yang membendungi mereka. Rangi dan Papa memiliki 3 orang anak, anak pertama adalah Tu-matauenga, ayah dari manusia, sifatnya sangat ganas, anak kedua yaitu Tane-mahuta, ayah dari hutan, dan anak terakhir yaitu Tawhiri-ma-teh, ayah angin dan badai. Karena kegelapan yang membuat mereka bertiga menjadi jenuh dengan keadaan, mereka bertiga akhirnya berdiskusi untuk mencari solusi yang terbaik. Anak pertama dan ketiga berencana untuk membunuh kedua orang tuanya, sedangkan anak kedua ingin memisahkan Rangi dan Papa, sehingga menghilangkan kegelapan yang membentangi mereka. Dengan perbedaan pendapat itu, diambillah keputusan yang terbanyak dipilih, mereka akhirnya melanjutkan untuk membunuh kedua orangtuanya.

Dengan usaha besar, anak kedua akhirnya berhasil memisahkan kedua orangtua mereka sebelum dibunuh oleh anak pertama, dengan kata lain, rencana untuk membunuh Rangi dan Papa berhasil digagalkan. Rangi dan Papa menangis dalam kesedihan, karena mereka berdua terpisah dan tidak dapat bersama-sama kembali. Akibat yang dilakukan anak kedua, anak pertama (Tu-mauteunga, ayah manusia) kecewa dengan keputusan yang diambil saudaranya itu. Karena sifatnya yang ganas, ia pun membunuh saudaranya itu (Tane-mahuta, ayah hutan) dan memakannya, lalu mengutuk bahwa keturunan Tane-mahuta akan selalu menjadi camilan bagi dirinya. Anak ketiga (Tawhiri-ma-teh, ayah angin dan badai) lolos dari keganasan kakaknya dan ia bersembunyi di atas langit saat kakaknya menjadi ganas. Legenda lain mengatakan bahwa sampai saat ini, karena dendamnya yang tercipta, angin selalu menghantam pantai untuk melampiaskan kegagalan rencana untuk membunuh Rangi dan Papa.

Referensi
www.gly.uga.edu/railsback/CS/CSCorn&Medicine.html
http://www.gly.uga.edu/railsback/CS/CSHeaven&Earth.html
http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Nuwa
https://www.ancient-origins.net/human-origins-folklore/pangu-and-chinese-creation-myth-00347
https://owlcation.com/social-sciences/IzanagiandIzunami