Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Agama Kelapa, Agama Unik Asal Vietnam

Agama menjadi hal yang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah manusia. Pasalnya bagi banyak orang, agama menjadi pedoman untuk menjalani kehidupan sehari-hari, sekaligus menjadi jalan untuk memahami kehidupan sesudah kematian. Karena masing-masing komunitas memiliki budaya dan perjalanan sejarah yang berbeda satu sama lain, tidak mengherankan jika kemudian di dunia ini ada begitu banyak agama dan kepercayaan.

Masing-masing agama memiliki ritual dan ciri khasnya masing-masing. Namun agama yang satu ini mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu agama paling unik yang pernah ada. Pasalnya agama ini menganggap segala hal yang berbau kelapa sebagai hal yang sakral. Karena keunikannya itulah, agama ini lantas dikenal juga sebagai Agama Kelapa.

Agama Kelapa sendiri merupakan agama yang relatif muda karena baru mulai ada sejak tahun 1963. Pencetus agama ini adalah pria Vietnam yang bernama Nguyen Thanh Namh, sosok yang juga dikenal dengan sebutan Biksu Kelapa.

Nguyen Thanh Namh

Sebelum banting setir menciptakan agama baru, Nguyen memiliki pola hidup yang relatif normal. Ia diketahui sempat mengenyam bangku perguruan tinggi di Perancis dan menunjukkan ketertarikan akan literatur-literatur bertema ilmiah, khususnya seputar penjelajahan ke luar angkasa.

Titik balik bagi Nguyen mulai timbul ketika di tengah-tengah berkecamuknya Perang Vietnam, ia menjalani meditasi di puncak Gunung Sam dekat Sungai Mekong. Selama tiga tahun hidup sendirian dan bermeditasi di sana, ia kemudian mendapatkan ilham untuk menciptakan agama baru yang konsepnya merupakan hasil kombinasi agama Buddha, Kristen, Hindu, Taoisme, penjelajahan luar angkasa, dan rasa cintanya akan kelapa.

Kendati konsep agamanya terlihat aneh, ternyata tetap ada orang-orang yang berminat akan Agama Kelapa. Sahabat anehdidunia.com merasa percaya diri akan sambutan positif yang didapatnya, ia bersama para pengikutnya kemudian mendirikan pemukiman kecil dan kuil di Pulau Phoenix, sebuah pulau kecil yang terletak di delta Sungai Mekong.

Kuil coconut Monk

Kuil yang dibangun oleh pengikut Agama Kelapa sepintas bakal mengingatkan kita akan taman hiburan. Pasalnya di dalam kompleks kuil, bangunan kecil dan ornamen berwarna warni terlihat menghiasi setiap sudut kuil. Patung-patung unik semisal patung pesawat ulang alik, bola dunia kecil, salib, hingga pilar yang dilingkari ular naga juga dapat dijumpai di sini.

Di tengah-tengah kuil, terdapat bangunan menyerupai gubuk yang aslinya merupakan miniatur Gunung Sam. Tempat yang tidak lain menjadi awal mula bagaimana Nguyen mendapat ide untuk menciptakan Agama Kelapa.

Walaupun Agama Kelapa dibuat setelah Nguyen menjalani pola hidup mengasingkan diri, ia tidak mencoba menjadikan Pulau Phoenix sebagai tempat yang terasing. Ia membuka pintu lebar-lebar bagi siapapun yang berminat untuk mengikuti ajarannya. Lokasi pulau yang terpisah dari daratan utama Vietnam Selatan menjadikan pulau ini bak firdaus yang tenang di tengah-tengah hiruk pikuk perang.

Pemerintah Vietnam Selatan sendiri bukannya tidak sadar akan keberadaan kuil Agama Kelapa di wilayahnya. Namun karena pemerintah Vietnam Selatan tidak menganggap Nguyen dan pengikutnya secara ancaman, pemerintah melakukan pembiaran kepada para pengikut Agama Kelapa dan memberikan kemandirian luas kepada mereka.

Hanya satu syarat yang diberikan oleh pemerintah Vietnam Selatan kepada penganut Agama Kelapa supaya pulau tempat mereka tinggal tidak diusik: Nguyen tidak boleh meninggalkan pulau tersebut dan tidak mencoba mencampuri urusan di daratan Vietnam Selatan.

Pada masa keemasannya, jumlah pengikut Agama Kelapa dilaporkan mencapai 4.000 orang. Anggotanya pun bukan cuma terbatas pada orang Vietnam, tetapi juga orang asing. Dua dari sekian banyak tokoh luar Vietnam yang menjadi pengikut Agama Kelapa adalah putra novelis John Steinbeck dan  aktor Hollywood Errol Flynn. Sahabat anehdidunia.com keduanya mulai tertarik akan ajaran Agama Kelapa saat kantor berita yang mereka dirikan tengah sibuk pembantaian My Lai oleh tentara AS di Vietnam.

Sesuai dengan namanya, Agama Kelapa menganggap buah kelapa sebagai komponen terpenting dalam ajarannya. Para pengikut Agama Kelapa dilarang membunuh binatang dan dianjurkan untuk hanya hidup dari mengkonsumsi kelapa semata.

Untuk kebutuhan itulah, para pengikut Agama Kelapa lantas beramai-ramai menanam pohon kelapa di Pulau Phoenix. Gaya hidup yang dijalani oleh penganut Agama Kelapa lantas menjadikan pola hidup mereka sebagai versi lebih ekstrim dari vegetarianisme. Jika penganut vegan masih mengkonsumsi tanaman selain kelapa, maka penganut Agama Kelapa mencoba untuk tidak mengkonsumsi apapun selain daging dan air kelapa.

Tahun 1969, Nguyen alias Biksu Kelapa menjalani misi ambisiusnya di luar Pulau Phoenix. Dengan hanya menaiki sepeda seorang diri, Nguyen bertolak ke kota Hanoi di Vietnam Utara untuk misi perdamaian. Supaya niatnya tersebut tidak diketahui oleh otoritas Vietnam Selatan, ia memulai perjalanannya secara diam-diam pada malam hari.

Sial bagi Nguyen, saat sudah mencapai Vietnam tengah, keberadannya terendus oleh warga etnis Degar setempat. Nguyen pun kemudian ditangkap oleh pihak berwajib dan dipaksa kembali ke Pulau Phoenix.

Peta Coconut Monk

Namun Nguyen masih belum patah semangat. Sebagai wujud dukungannya atas terwujudnya Vietnam yang damai, ia membuat peta timbul Vietnam, lengkap dengan rangkaian gunung dan sungai buatan. Setiap hari ia bakal berjalan di dekat peta timbul tersebut sambil berdoa agar suatu hari nanti, pihak-pihak yang bertikai dalam perang bisa rujuk dan berdamai.

Waktu terus berlalu, Nguyen masih menunjukkan komitmennya atas agama yang dicetuskannya tersebut. Dalam suatu kesempatan, ia membuat sebuah sangkar logam berbentuk bulat yang ditempatkan di tengah-tengah kolam dan melakukan hampir seluruh aktivitasnya di dalam sangkar. Mulai dari makan, bermeditasi, memberikan wejangan, hingga buang air.

Harapan Nguyen akan berakhirnya perang akhirnya kesampaian menyusul keberhasilan pasukan Vietnam Utara menaklukkan Saigon (sekarang bernama Ho Chi Minh City) dan menyatukan seantero Vietnam. Namun yang tidak diketahui oleh Nguyen adalah berakhirnya Perang Vietnam selanjutnya juga bakal menjadi akhir bagi agama yang dibuatnya.

Dengan berakhirnya perang, pemerintah komunis Vietnam kemudian mengumumkan kalau Agama Kelapa adalah kultus terlarang. Sahabat anehdidunia.com dengan keluarnya pengumuman tersebut, berakhirlah riwayat Agama Kelapa dan kerajaan mini yang dibuat oleh para pengikutnya di Pulau Phoenix.

kuil Agama Kelapa

Berakhirnya riwayat Agama Kelapa secara otomatis membuat kuil Agama Kelapa tidak lagi terurus. Beberapa tahun berlalu, kondisi terbengkalai nampak jelas di Pulau Phoenix. Sungai yang awalnya menjadi tempat mengapungnya kuil sudah berada dalam kondisi mengering. Namun bangunan berwarna warni yang menjadi ciri khas kuil ini masih berdiri dengan cantik di seantero kompleks kuil.

Waktu berlalu, Vietnam yang awalnya bersikap tertutup mulai membuka diri kepada warna negara asing. Sektor pariwisata menjadi sektor yang turut digenjot oleh pemerintah setempat. Fenomena tersebut turut membawa berkah bagi kuil Agama Kelapa karena kini tempat tersebut tidak lagi ditinggalkan. Sahabat anehdidunia.com bedanya adalah jika dulu yang meramaikan pulau adalah penganut Agama Kelapa, maka kini yang meramaikan adalah wisatawan dalam dan luar negeri. Bangunan-bangunan bertema kelapa semisal restoran tradisional, toko cendera mata, hingga warung manisan kelapa turut menghiasi Pulau Phoenix.

Agama Kelapa memang sudah lama hilang. Namun jejak bangunan yang mereka tinggalkan bakal menjadi saksi bisu mengenai bagaimana unik dan beragamanya dunia yang kita tinggali sekarang ini.

Sumber :
http://oivietnam.com/2016/12/the-coconut-monk/