Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bintang - Bintang Aneh Antariksa Pernah Ditemukan Manusia

Jika kita melihat ke arah langit pada malam hari, maka kita dapat melihat titik-titik kecil bercahaya yang nampak berkelap-kelip di tengah gelapnya malam. Titik bercahaya tersebut adalah bintang. Walaupun dari Bumi nampak kecil, bintang aslinya merupakan benda langit yang berukuran sangat besar dan berjarak sangat jauh dari Bumi.

Seiring dengan semakin majunya teknologi, manusia pun kini bisa menciptakan teleskop canggih dan wahana luar angkasa untuk mengamati bintang dengan lebih akurat. Saat jumlah bintang yang diteliti oleh para astronom semakin banyak, mereka pun menemukan sejumlah bintang dengan karakteristik yang unik nan beragam.

Dua Bintang yang Saling “Berciuman”

Bintang berciuman

Sebuah penemuan mencengangkan didapat oleh para astronom lebih daru satu dasawarsa lalu. Saat sedang melakukan pengamatan di gugus bintang Camelopardalis yang berjarak 13.000 tahun cahaya dari bumi, mereka menemukan objek yang nampak seperti bintang raksasa.

Namun pengamatan yang lebih seksama pada objek tersebut menunjukkan kalau objek yang bersangkutan bukanlah sebuah bintang, melainkan DUA buah bintang! Kedua bintang tersebut berjarak amat dekat dan terlihat saling mengitari satu sama lain. Saking dekatnya, masing-masing bintang hanya memerlukan waktu kurang dari 2 hari untuk memutari pasangannya.

Kedua bintang tersebut memiliki ukuran yang berbeda. Jika bintang yang berukuran lebih besar jumlah massanya mencapai 38 kali lipat ukuran matahari, maka bintang yang berukuran lebih kecil jumlah massanya “hanya” 32 kali lipat lebih besar dari ukuran matahari. 

Astronom lantas memprediksi kalau kedua bintang ini kelak akan betrabrakan satu sama lain dan menciptakan bintang baru yang ukurannya hampir 2 kali lipat lebih besar dibandingkan masing-masing bintang. Namun para astronom masih belum yakin kapan peristiwa tabrakan tersebut bakal benar-benar terjadi.

Meskipun keduanya belum sampai bertabrakan, atmosfer kedua bintang diketahui sudah saling bergesekan. Seolah-olah kedua bintang tersebut sedang berciuman satu sama lain. Jika kedua bintang tadi pada akhirnya benar-benar saling bertabrakan, tabrakan antara keduanya bakal menciptakan ledakan energi yang amat besar.

Bintang Berbentuk Telur

Bintang Seperti Telur

Bintang kerap digambarkan memiliki bentuk bulat layaknya bola. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk bintang yang satu ini. Sahabat anehdidunia.com pasalnya bukannya berbentuk bulat, bintang ini justru bentuknya nampak seperti telur. Bintang tersebut adalah Vega yang berjarak 25 tahun cahaya dari Bumi. Jarak yang tergolong dekat untuk ukuran bintang yang berada di luar Tata Surya.

Vega memiliki bentuk lonjong layaknya telur karena bintang ini berputar pada porosnya dengan kecepatan yang amat kencang. Saking cepatnya, Vega bisa menyelesaikan satu kali rotasinya hanya dalam rentang waktu 12,5 jam. Sebagai perbandingan, Matahari selaku pusat Tata Surya membutuhkan waktu 27 hari untuk menyelesaikan sekali putarannya. 

Sebagai akibat dari cepatnya rotasi yang dialami oleh Vega, bintang ini pun nampak berbentuk lonjong karena bagian khatulistiwa nampak menonjol 23 persen lebih besar dibandingkan bagian kutubnya.

Bentuk Vega yang lonjong juga berdampak pada tidak meratanya suhu yang dimiliki oleh bintang ini. Bagian kutub Vega diperkirakan memiliki suhu 2.200 derajat Celcius lebih rendah dibandingkan bagian khatulistiwa.

Bintang yang Lebih Kecil dari Yupiter

Bintang Lebih Kecil Dari Yupiter

Jika bicara soal bintang, maka kita akan membayangkan benda langit berukuran raksasa yang memancarkan cahayanya sendiri. Namun tahukah anda kalau ternyata ada bintang yang ukurannya lebih kecil dibandingkan Yupiter, planet terbesar di Tata Surya? Padahal Yupiter sendiri ukurannya masih jauh lebih kecil jika dibandingkan Matahari. Jika keduanya dibandingkan, Matahari berukuran 10 kali lebih besar dibandingkan Yupiter.

Bintang mungil tersebut adalah EBLM J0555-57Ab yang berjarak 600 tahun cahaya dari Bumi. Jika EBLM J0555-57Ab berukuran lebih kecil lagi, maka bintang tersebut tidak akan bisa menjadi bintang akibat tidak memiliki cukup tekanan internal untuk memicu terjadinya fusi nuklir.

Bintang bisa memiliki cahaya dan panasnya sendiri akibat adanya reaksi fusi nuklir dalam tubuhnya. Supaya suatu benda langit bisa menghasilkan fusi nuklir sendiri, maka benda langit tersebut harus memiliki ukuran minimum yang sesuai.

 Jika suatu benda langit ukurannya terlalu, maka benda langit yang bersangkutan tidak bisa bertransformasi menjadi bintang dan hanya akan menjadi bajang cokelat, sebutan untuk sejenis benda langit yang gagal berubah menjadi bintang akibat tidak memiliki cukup massa dan gravitasi untuk melakukan fusi nuklir secara mandiri.

Bintang yang Memiliki Awan

Bintang yang Memiliki Awan

Bintang dikenal dengan suhunya yang amat tinggi. Sebagai contoh, Matahari saja memiliki suhu lapisan luar yang mencapai 5.500 derajat Celcius. Namun tahukah anda kalau ada bintang yang suhu permukaannya hanya sekitar 100 derajat Celcius? Suhu tersebut memang masih tergolong amat panas untuk standar manusia, namun tergolong amat dingin untuk ukuran bintang.

Bintang tersebut adalah CFBDSIR 1458+10B, bintang kerdil cokelat yang berjarak 75 tahun cahaya dari Bumi. Jika dibandingkan dengan benda-benda langit lainnya, bintang kerdil cokelat terlihat seperti persimpangan antara planet gas dan bintang. Pasalnya bintang kerdil cokelat berukuran terlalu besar untuk bisa dikategorikan sebagai planet, namun terlalu kecil untuk dikategorikan sebagai bintang.

Sebagai akibat dari ukurannya tersebut, bintang kerdil cokelat pun memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan bintang. Namun jika dibandingkan dengan sesama bintang kerdil cokelat lainnya, CFBDSIR 1458+10B tetap tergolong sebagai kasus unik. Sahabat anehdidunia.com pasalnya jika bintang kerdil cokelat pada umumnya memiliki suhu minimum 177 derajat Celcius, maka CFBDSIR 1458+10B hanya memiliki suhu permukaan sebesar 100 derajat Celcius. Suhu yang juga dikenal sebagai titik didih air.

Sebagai akibat dari suhu permukaannya yang rendah ini, CFBDSIR 1458+10B memiliki karakteristik yang lebih mirip dengan planet. Sebagai contoh, CFBDSIR 1458+10B diperkirakan memiliki awan yang mengandung air.

Bintang Dalam Bintang 

Bintang Dalam Bintang

Objek Thorne-Zytkow (TZO) adalah sebutan untuk bintang yang terletak di dalam bintang. Jika dianalogikan, TZO bisa dianggap menyerupai boneka kecil yang ditaruh di dalam boneka besar yang berongga. TZO sendiri mendapatkan namanya dari pakar fisika Kip Thorne dan astronom Anna Zytkow. 

Bersama, keduanya lalu mencetuskan keberadaan TZO pada tahun 1975. Menurut mereka, TZO terbentuk ketika ada bintang neutron kecil yang ditelan oleh bintang maharaksasa merah. Bintang neutron adalah sebutan untuk benda angkasa kecil yang timbul setelah suatu bintang mengalami ledakan. 

Maharaksasa adalah sejenis bintang yang mengalami pemuaian dan pertambahan ukuran akibat menipisnya cadangan hidrogen, elemen yang diperlukan oleh suatu bintang supaya bisa tetap menghasilkan panas dan cahaya. Maharaksasa merupakan benda langit terbesar yang sudah diketahui oleh manusia di mana diameternya bisa mencapai 2.000 kali diameter Matahari.

Kendati teori mengenai keberadaan TZO sudah lama dicetuskan, TZO sendiri baru ditemukan dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan. Pada tahun 2014, sejumlah astronom mengumumkan kalau mereka menemukan TZO yang terletak 199.000 tahun cahaya dari Bumi. Oleh astronom, TZO tersebut kemudian diberi nama HV 2112.

HV 2112 memiliki penampakan yang serupa dengan bintang maharaksasa merah. Namun karena HV 2112 melepaskan sejumlah elemen yang normalnya tidak dapat ditemukan pada maharaksasa biasa, ilmuwan pun kemudian menyimpulkan bahwa HV 2112 bukanlah maharaksasa biasa, melainkan sejenis TZO.

referensi:
https://listverse.com/2019/08/11/10-oddest-stars-we-have-discovered/