Kisah Maria Talarico, Wanita yang Kerasukan Arwah Korban Pembunuhan
Jika seseorang meninggal dengan cara dibunuh, maka arwah orang tersebut konon akan bergentayangan menjadi arwah penasaran. Kendati hal ini kerap kali dianggap takhyul, kenyataannya hampir setiap peradaban di dunia memiliki ceritanya sendiri-sendiri mengenai arwah penasaran.
Tidak sedikit yang menggambarkan kalau arwah penasaran ini bisa membalas dendam dan membunuh orang yang dulu sudah membunuhnya. Dan supaya arwahnya tidak bergentayangan lagi, arwahnya harus ditenangkan – entah dengan bantuan paranormal atau dengan cara dibalaskan dendamnya.
Ilustrasi |
Kasus yang menimpa Maria Talarico ini mungkin bisa dianggap sebagai contoh dari kasus arwah penasaran. Maria Talarico adalah seorang remaja perempuan biasa yang berasal dari kota Catanzaro, Italia. Ketika peristiwa yang sungguh aneh menimpa dirinya, terungkaplah kasus kejahatan yang proses pengungkapannya terjadi dengan cara yang tidak kalah aneh.
Semuanya bermula ketika pada tanggal 13 Februari 1936, warga lokal menemukan mayat seorang pria tergeletak di antara bebatuan yang terletak di bawah jembatan kota Catanzaro. Mayat tersebut diketahui sebagai mayat seorang penduduk lokal yang bernama Giuseppe “Pepe” Veraldi.
Berdasarkan pemeriksaan pada mayatnya, polisi menyimpulkan kalau Pepe meninggal akibat benturan keras setelah jatuh dari ketinggian. Karena polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan lain pada dirinya, polisi pun menyimpulkan kalau Pepe meninggal akibat bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan.
Pernyataan dari polisi tersebut langsung disangkal oleh keluarga Pepe. Menurut mereka, Pepe bukanlah orang yang memiliki niat untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Sahabat anehdidunia.com mereka lantas memaksa kepolisian untuk melanjutkan penyelidikan kasus ini karena mereka menduga Pepe tewas akibat dibunuh. Namun polisi tetap bergeming pada kesimpulan awal mereka dan menyatakan kalau Pepe tewas akibat bunuh diri.
Tiga tahun berlalu, kasus Pepe nampaknya sudah selesai begitu saja. Hingga akhirnya pada suatu hari di bulan Januari 1939, seorang remaja lokal yang bernama Maria Talarico berjalan melewati jembatan yang dulu menjadi jembatan tempat Pepe diduga mengakhiri hidupnya sendiri. Mendadak, Maria merasakan sakit kepala hebat sebelum kemudian jatuh pingsan di jembatan tersebut.
Maria Talarico |
Warga sekitar yang kebetulan melihat peristiwa tersebut lantas bergegas menolong Maria dan mengantarkannya pulang ke rumah. Saat Maria akhirnya kembali siuman, Maria mendadak bertingkah seperti orang yang sama sekali berbeda. Suaranya terdengar parau seperti suara pria. Ia juga meminta rokok dan minuman keras (miras) kepada orang tuanya. Padahal selama ini Maria dikenal sebagai gadis baik-baik yang tidak pernah merokok maupun mabuk-mabukan.
Maria kemudian berkata bahwa sosok yang berbicara sekarang ini bukanlah Maria, melainkan arwah dari Pepe. Ia kemudian meminta kepada keluarga Maria untuk memanggilkan ibu Pepe ke hadapannya. Saat ibu Pepe akhirnya tiba di rumah Maria, ia merasa sangat yakin kalau arwah anaknya memang sedang berada di dalam tubuh Maria. Pasalnya saat Maria menulis, tulisan tangannya terlihat sangat mirip dengan tulisan tangan Pepe.
Setelah berhasil meyakinkan ibunya kalau yang sedang berbicara di hadapannya adalah arwah putranya, Pepe kemudian bercerita kalau dia tewas bukan akibat bunuh diri, melainkan akibat dibunuh oleh teman-temannya. Setelah mereka mengeroyok dan membunuh Pepe, mereka kemudian membuang mayatnya ke bawah jembatan untuk mengesankan kalau Pepe tewas akibat bunuh diri.
Ponte Morandi. jembatan di Catanzaro. |
Sesudah berkata begitu, Maria yang sedang dirasuki oleh Pepe mendadak berlari keluar menuju jembatan tempat mayatnya dulu ditemukan. Sesampainya di sana, Maria kembali jatuh pingsan. Saat ia tersadar kembali, ia bertingkah layaknya sosok Maria yang dulu. Sebuah pertanda kalau arwah Pepe nampaknya sudah pergi meninggalkan dirinya.
Ketika Maria ditanya mengenai peristiwa yang sebelumnya menimpa dirinya, Maria mengaku tidak bisa mengingat apa-apa. Keluarga Maria dan ibu Pepe hanya bisa tertegun melihat rentetan peristiwa aneh yang menimpa Maria. Namun lewat peristiwa itu pulalah, ibu Pepe menjadi semakin yakin kalau putranya tewas akibat dibunuh secara kejam dan sekarang sedang mencari keadilan.
Penuturan orang yang kerasukan sayangnya tidak bisa dijadikan patokan untuk memecahkan kasus pembunuhan. Terlebih lagi setelah arwah Pepe meninggalkan tubuh Maria, Maria tidak tahu apa-apa mengenai kasus pembunuhan yang menimpa Pepe sehingga tidak bisa dipastikan, sahabat Pepe yang mana yang sudah membunuhnya. Ada pula yang bersikap skeptis dan berujar kalau Maria mungkin hanya sekedar berhalusinasi setelah pingsan di jembatan.
Beberapa tahun berlalu, kasus kematian Pepe beserta pelaku pembunuhannya pun kembali tertutup oleh kabut misteri. Ibu Pepe nampaknya juga sudah pasrah karena meskipun ia sempat bertemu kembali dengan anaknya melalui perantaraan Maria, tidak ada petunjuk lain yang bisa digunakan untuk mengungkap identitas orang-orang yang sudah membunuh Pepe.
Kurang lebih 9 tahun seusai insiden kerasukan yang menimpa Maria, ibu Pepe menerima kiriman surat dari luar negeri. Ibu Pepe merasa bingung, namun ia memutuskan untuk membuka surat tersebut dan membaca isinya. Surat tersebut ternyata berasal dari Luigi “Toto” Marchete, sahabat Pepe yang pindah ke Argentina tidak lama setelah Pepe ditemukan meninggal di bawah jembatan.
Dalam surat tersebut, Toto menjelaskan kalau Pepe memang meninggal akibat menjadi korban pembunuhan. Ia juga mengakui kalau orang yang sudah membunuh Pepe adalah dirinya bersama dengan 3 orang temannya. Persis dengan yang dikatakan Maria saat kerasukan arwah Pepe beberapa tahun sebelumnya.
Toto mengaku ia dan para sahabatnya nekat membunuh Pepe karena masalah wanita. Karena dibakar oleh api cemburu, Pepe pun kemudian dikeroyok dan dihabisi sebelum kemudian mayatnya dibuang ke bawah jembatan. Setelah puas membunuh Pepe, Toto kemudian pindah ke Argentina supaya bisa melupakan kasus ini sembari menyamarkan jejaknya. Namun sesudah itu, ternyata Toto terus menerus dihantui rasa bersalah. Hal tersebut lantas mendorongnya untuk menulis surat pengakuan ini.
Belakangan diketahui kalau surat ini dikirimkan kepada ibu Pepe setelah Toto meninggal dunia. Sebagai bentuk permintaan maaf terakhirnya, ia pun meminta supaya surat dan semua harta bendanya dikirimkan kepada keluarga Pepe setelah ia meninggal dunia. Begitu ibu Pepe selesai membaca surat ini, ia pun kemudian pergi menuju kantor polisi untuk melaporkan isi surat ini.
Dengan bermodalkan surat pengakuan dari Toto tersebut, kasus kematian Pepe pun dibuka kembali oleh pihak kepolisian. Hasilnya, mereka berhasil mengungkap identitas orang-orang selain Toto yang ikut terlibat dalam pembunuhan ini dan kemudian menangkapnya. Mereka semua kemudian dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman atas perbuatannya.
Arwah Pepe kini bisa beristirahat dengan tenang. Orang-orang yang sudah membunuhnya kini sudah mendapatkan balasannya. Ibu Pepe kini juga merasa sedikit lega karena meskipun ditangkapnya mereka tidak akan membuat Pepe kembali hidup, setidaknya orang-orang tersebut sudah menerima ganjaran atas perbuatan mereka di sisa hidupnya.
Mengenai Maria sendiri, seusai kasus kesurupan yang sempat menimpa dirinya, ia diketahui tidak pernah kerasukan lagi dan melanjutkan hidupnya secara normal. Kasus pembunuhan yang menimpa Pepe sekaligus menunjukkan bahwa sepandai-pandainya seseorang melakukan kejahatan dan menutupi jejaknya, maka cepat atau lambat perbuatannya pasti akan terungkap. Termasuk lewat cara yang paling tidak lazim sekalipun.
Sumber :
https://mysteriousuniverse.org/2019/04/the-strange-possession-of-maria-talarico/