Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Apes Banget Dokter Salah Operasi Organ Pasien

Bagi banyak orang, menjalani operasi atau pembedahan merupakan momen yang terasa menakutkan. Pasalnya sedikit kesalahan saja bisa membuat orang tersebut kehilangan nyawa atau mengalami cacat fisik di sisa hidupnya. Berikut ini adalah 5 contoh kasus salah operasi yang benar-benar pernah terjadi dalam sejarah kedokteran.

Salah Potong Anggota Badan

Salah Amputasi Kaki

Pada tahun 1995, seorang pria berusia 52 tahun yang bernama Willie King menjalani operasi untuk mengamputasi atau memotong kakinya yang terserang penyakit. Operasi tersebut berlangsung di rumah sakit University Community di Tampa, AS, dan dilakukan oleh dokter Ronaldo Sanchez.

Saat dokter tengah melakukan pemotongan, mendadak perawat yang sedang berada di ruangan operasi menunjukkan sikap gelisah dan menangis terisak-isak. Ia kemudian memberitahukan kepada dokter Ronaldo kalau sang dokter melakukan amputasi pada kaki yang salah. 

Ronaldo kemudian beralasan bahwa ia salah melakukan amputasi karena kaki korban salah amputasi tersebut juga berada dalam kondisi sakit. Ia kemudian menambahkan bahwa saat ia memasuki ruang operasi, staf medis yang lain melakukan sterlisasi dan penyiapan pada kaki yang salah.

Namun alasan tersebut tidak membuat Ronaldo bebas dari hukuman. Pasalnya sebelum Willie menjalani operasi, pasiennya yang lain mengaku kalau dokter Ronaldo melakukan pemotongan pada jari kaki yang salah tanpa seizinnya. Atas rentetan kelalaian tersebut, Ronaldo pun didenda dan dilarang melakukan praktik kedokteran selama 140 hari.

Salah Mengoperasi Organ

Kasus dokter Salah organ
Mr Al-Abed, kiri, salah Operasi Maria De Jesus photo CENTRAL NEWS/NIGEL HOWARD
Pada bulan Oktober 2011, seorang wanita berusia 32 tahun yang bernama Maria De Jesus menjalani operasi usus buntu di rumah sakit Queen’s Hospital yang berada tidak jauh dari kota London, Inggris. Saat Maria menjalani operasi, ia diketahui juga sedang mengandung janin yang usianya 21 minggu.

Dokter Yahya Al-Abed yang masih berstatus sebagai dokter dalam pelatihan dipercaya untuk menjalankan operasi ini. Untuk memastikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama dan sesudah operasi, Yahya harusnya didampingi oleh dokter senior Babatunde Coker. Namun saat operasi berlangsung, Babatune justru malah sedang sibuk makan siang dan tidak tahu kalau operasi sedang berlangsung di saat yang sama.

Saat operasi dilangsungkan, Maria mengalami pendarahan yang cukup hebat. Namun operasi tetap berjalan dan dokter Yahya kemudian mengangkat bagian tubuh yang ia kira merupakan usus buntu Maria. Belakangan diketahui kalau bagian yang diangkat tersebut sebenarnya bukanlah usus buntu, melainkan ovarium atau indung telur Maria.

Karena usus buntu Maria yang harusnya diangkat masih tetap ada dalam tubuhnya, radang usus buntu yang diderita oleh Maria pun berkembang menjadi semakin parah. Sahabat anehdidunia.com tiga minggu setelah operasi, Maria dilarikan kembali ke rumah sakit untuk dioperasi. 

Namun segalanya sudah terlambat. Maria keburu meninggal dan janinnya keluar dalam kondisi tak bernyawa. Pemeriksaan menunjukkan kalau Maria meninggal karena infeksi dari usus buntunya menyebar melalui darah dan menyebar ke organ-organ tubuh lain. Baik dokter Yahya maupun Babatune sama-sama dinyatakan bersalah atas kasus ini, namun keduanya tetap diperbolehkan melanjutkan profesinya sebagai dokter karena mereka tidak dianggap sebagai ancaman bagi khalayak.

Salah Angkat Ginjal

Salah Ginjal

Pada tahun 2013, seorang pria asal New York, AS, yang berusia 76 tahun menjalani operasi untuk mengangkat ginjalnya yang sudah rusak. Namun kejadian yang tidak diinginkan kemudian terjadi dalam operasi tersebut. Dokter ternyata mengangkat ginjal yang salah sehingga nyawa sang pasien berada dalam bahaya. Untungnya sang pasien tetap bertahan hidup seusai operasi.

Kejadian menakutkan ini terjadi di Rumah Sakit Mount Sinai, salah satu rumah sakit merangkap kampus kedokteran paling bergengsi di AS. Pihak rumah sakit memang mengakui kalau ada kesalahan dalam operasi ini, namun mereka menolak merilis nama dokter dan pasien yang terlibat dalam peristiwa ini.

Menurut staf di rumah sakit, kesalahan operasi ini terjadi karena sang pasien memiliki 2 buah ginjal yang kondisinya sama-sama buruk. Kebetulan pasien itu sendiri memang diketahui sedang menjalani terapi dialisis karena ginjalnya tidak bisa lagi mengeluarkan limbah dalam tubuh secara normal.

Dokter yang mengoperasi sang pasien lantas dipecat oleh rumah sakit karena dianggap bertindak lalai. Uniknya, walaupun kesalahan operasi ini bersifat fatal, sang pasien justru bersikap maklum dan meminta supaya dokter yang mengoperasinya tidak dipecat. Namun permintaannya tidak membuat pihak rumah sakit membatalkan keputusannya.

Salah Melakukan Operasi di Kepala

Salah Operasi Kepala
Salah Operasi Kepala via creativecommons.org 
Pada tahun 2013, seorang wanita berusia 53 tahun yang bernama Regina Turner menjalani operasi di rumah sakit Saint Clare, Missouri, AS. Operasi tersebut rencananya bakal dilakukan dengan cara mengangkat sejumlah bagian tengkorak di sisi kiri kepalanya supaya dokter kemudian bisa mengoperasi otaknya.

Namun kesalahan fatal kemudian terjadi di tengah-tengah operasi. Bukannya melakukan operasi pada bagian sisi kiri kepalanya, dokter justru malah melakukan pembedahan di bagian kanan.

Dokter Armond Levy yang dipercaya melakukan operasi ini akhirnya sadar kalau ia sudah melakukan kesalahan dalam operasi. Maka, sesudah menyadari kekeliruannya, Regina kemudian kembali menjalani operasi 6 hari kemudian untuk melakukan operasi pada bagian kepala yang tepat.

Akibat kesalahan operasi ini, Regina sempat mengalami kesulitan berbicara dan harus ditemani dengan pendamping selama 24 jam. Maka, ia pun kemudian mengajukan gugatan hukum kepada rumah sakit dan berhasil menerima uang kompensasi setahun kemudian. Sahabat anehdidunia.com sementara dokter Levy sendiri tidak dijatuhi hukuman dan tetap diperbolehkan melanjutkan profesinya sebagai dokter kendati sesudah itu ia tidak lagi bekerja di RS Saint Clare.

Salah Mengoperasi Pasien

Salah Operasi Pasien

Pada tanggal 20 November 1998, seorang wanita berusia 66 tahun yang bernama Adesta L. Hytha menjalani operasi di Pusat Kanker Moffitt, Florida, AS. Operasi tersebut dimaksudkan untuk menghilangkan jaringan tumor yang tumbuh di bagian dada kirinya. Charles E. Cox yang memiliki reputasi mentereng di bidang penanganan kanker payudara dipercaya untuk melakukan operasi ini.

Saat melakukan pembicaran dengan Adesta dan putranya, dokter Charles memberitahukan kepada keduanya kalau selama pemeriksaan, ia menemukan ada kanker lain yang bersarang di tubuhnya. Sebagai solusinya, dokter Charles pun berkata kalau seluruh payudara Adesta harus diangkat.

Belakangan diketahui kalau pasien yang harusnya menjalani operasi untuk mengangkat seluruh payudaranya bukanlah Adesta, melainkan pasien lain dengan kasus berbeda. Namun operasi sudah terlanjur dilakukan. Sesudah 10 hari pasca operasi, barulah Adesta mendapat pemberitahuan dari rumah sakit kalau dirinya menjadi korban salah operasi.

Pihak rumah sakit yang melakukan penyelidikan internal kemudian menemukan sejumlah alasan mengapa kasus salah operasi ini bisa terjadi. Staf rumah sakit diketahui membimbing pasien untuk masuk ke ruang operasi yang salah. Dokter Charles juga dianggap ikut bersalah karena ia tidak melakukan pengecekan grafik kondisi kesehatan Adesta sebelum melakukan operasi.

Supaya kasus ini tidak berlanjut ke pengadilan, pihak rumah sakit kemudian memberikan uang ganti rugi kepada Adesta. Pihak rumah sakit juga menawarkan operasi cuma-cuma untuk memasangkan kembali payudara Adesta, namun Adesta menolak.

Sumber :
https://www.telegraph.co.uk/news/health/news/10833145/Surgeons-keep-jobs-after-botched-operation-on-pregnant-woman-who-later-died.html
https://listverse.com/2016/05/26/10-unimaginable-horrific-botched-surgeries/