Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pisau Eksotik dari Berbagai Belahan Dunia

Dunia ini terdiri dari begitu banyak suku bangsa. Oleh karena itulah, bukan hal yang aneh jika kita bisa menemukan begitu banyak produk kebudayaan di dunia ini. Hal yang sama juga berlak untuk senjata. Perbedaan budaya dan lokasi tempat mereka hidup menyebabkan masing-masing suku memiliki senjata khasnya masing-masing. Berikut adalah 5 contoh pisau eksotik dari berbagai belahan dunia.

Keris

Keris

Keris pastinya bukanlah senjata yang asing bagi anda semua. Senjata ini sangat mudah dikenali dengan melihat mata pisaunya yang bergelombang. Keris sendiri bukan hanya berfungsi sebagai senjata, tetapi juga sebagai semacam jimat yang dipercaya memiliki kekuatan mistis.

Keris memiliki wujud yang khas dan sedemikian rupa karena adanya makna yang terkandung dalam unsur-unsur keris. Wujud mata keris yang bergelombang merupakan penyimbolan dari ular naga dalam mitos lokal. Itulah sebabnya beberapa keris memiliki ukiran berbentuk menyerupai kepala naga pada bagian gagangnya.  

Beberapa keris yang dibuat di masa lampau diketahui menggunakan batu meteorit yang jatuh di dekat Candi Prambanan sebagai bahan pembuatnya. Ada juga keris yang dibuat dengan berbagai macam campuran logam sehingga masing-masing keris pun memiliki komposisi bahan penyusun dan wujud yang berbeda satu sama lain.

Walaupun keris yang dibuat di Pulau Jawa dapat dikenali dari adanya pola bergelombang pada mata kerisnya, masing-masing keris memiliki warna dan jumlah lekukan yang berbeda satu sama lain. Hal tersebut tidak lepas dari adanya keyakinan bahwa keris dengan jumlah lekukan yang berbeda akan mendatangkan manfaat yang berbeda pula bagi pemiliknya.

Kukri

Kukri

Jika bicara soal suku Gurkha, maka kukri bakal menjadi nama yang muncul di benak banyak orang. Pasalnya pisau khas Nepal tersebut memang kerap dibawa ke mana-mana oleh kaum pria Gurkha. Di kalangan pemerhati dunia militer, kaum Gurkha dikenal sebagai sosok yang sangat mahir dan sulit dikalahkan dalam pertarungan.

Berkat reputasi mentereng yang mereka miliki serta kemauan mereka untuk bersekutu dengan Inggris, sejumlah pemuda Gurkha pun direkrut untuk menjadi bagian dari angkatan bersenjata Inggris. 

Sejak itulah, reputasi yang dimiliki oleh kaum Gurkha serta senjata kukri yang dibawanya kian mendunia. Saat Inggris tengah terlibat Perang Falkland melawan Argentina misalnya, Inggris menggunakan poster personil Gurkha yang sedang mengasah kukrinya untuk memberikan rasa gentar pada pihak lawan.

Kukri sendiri pada dasarnya adalah sejenis golok mini yang berukuran 40-46 cm. Awalnya merupakan pisau serba guna yang biasa digunakan oleh kaum petani di Himalaya, kukri kemudian berkembang menjadi senjata yang ringkas namun berbahaya. 

Bagian pangkal mata pisau kukri memiliki semacam lekukan supaya darah yang menempel pada mata pisau kukri tidak bisa menetes ke tangan penggunanya. Bicara soal darah, ada ungkapan yang menyatakan bahwa pantang bagi seorang Gurkha untuk menghunuskan kukrinya sembarangan. Pasalnya sekali kukri dikeluarkan, kukri tersebut hanya boleh dimasukkan kembali sesudah mendapatkan darah.

Sai

Sai

Sai adalah nama dari sejenis pisau yang wujudnya nampak seperti trisula kecil. Kendati sai lebih dikenal sebagai senjata khas Jepang, sai aslinya berasal dari Cina pada masa Dinasti Ming. Dari sana, penggunaan sai kemudian menyebar hingga akhirnya diadopsi oleh bangsa Jepang sebagai bagian dari senjata bela dirinya.

Tidak seperti pisau yang berpenampang lebar, sai tidak memiliki bagian sisi yang tajam karena senjata ini didesain sebagai senjata tusuk. Sai juga didesain dengan wujud sedemikian rupa supaya senjata ini bisa digunakan sebagai penangkis saat penggunanya sedang berada dalam posisi bertahan.

Di tangan yang terampil, ukuran sai yang kecil menyebabkan senjata bisa digunakan untuk melakukan tusukan cepat. Sai utamanya dianggap untuk menangkap senjata berukuran lebih besar semisal pedang katana. Karena sai biasanya digunakan dalam jumlah sepasang, pengguna sai yang terampil bisa menggunakan salah satu sainya untuk mengunci pedang lawan dan kemudian menggunakai sai yang satu lagi untuk menusuk lawan secara langsung.

Sai awalnya sempat ditetapkan sebagai senjata terlarang oleh pemerintah Jepang yang ingin membatasi peredaran senjata-senjata berbahaya. Sebagai akibatnya, mereka yang tertarik untuk mempelajari seni bela diri sai harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Di masa kini, seni bela diri memakai sai tidak lagi dilarang, namun penggunanya dilarang membenturkan sai satu sama lain supaya suaranya tidak mengganggu.

Parrying Dagger

Parrying Dagger

Dari Asia, sekarang kita menuju Eropa. Sebagai akibat dari semakin meningkatnya teknologi senjata api, sejak abad ke-16 perlengkapan macam baju zirah dan pedang besar dianggap tidak lagi berguna. Sebagai gantinya, kini para tentara dilengkapi dengan belati penangkis yang ukurannya lebih kecil.

Belati penangkis diberi nama demikian karena selain untuk menusuk, senjata ini juga bisa digunakan untuk menangkis serangan musuh dalam pertarungan jarak dekat. Karena di masa itu kaum prajurit umumnya tidak lagi mengenakan tameng atau baju zirah, belati penangkis pun menjadi senjata yang kian berbahaya. Terkena tusukan senjata ini di daerah vital bisa berujung kematian.

Ada beberapa jenis belati penangkis yang dibuat di mana masing-masing belati memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Namun secara umum, belati penangkis didesain untuk menangkis sambil menjebak pedang musuh supaya kemudian pengguna belati ini bisa memanfaatkan momen tersebut untuk menusuk balik lawannya.

Main gauche adalah contoh dari belati penangkis paling terkenal yang banyak digunakan oleh kaum prajurit di Perancis dan sekitarnya. Belati pematah pedang diberi nama demikian karena belati ini dilengkapi dengan gerigi-gerigi kecil untuk menjebak atau bahkan mematahkan pedang musuk. 

Belati trisula adalah belati yang dilengkapi dengan tombol khusus supaya belati ini bisa berubah-ubah menjadi senjata bermata pisau atau senjata bermata tiga. Saat pengguna senjata ini menekan tombol ketika belatinya sedang menancap, mata pisau tambahan yang ada di kedua sisi mata pisau utama akan menyebabkan luka yang ditimbulkannya menjadi lebih parah.

Turkana Wrist Knife

Turkana Wrist Knife

Bangsa Afrika juga memiliki pisau eksotisnya sendiri. Pisau pergelangan yang banyak digunakan oleh suku Turkana adalah salah satu contohnya. Sesuai dengan namanya, pisau pergelangan pada dasarnya adalah senjata menyerupai roda dengan sisi luar yang tajam. Pisau pergelangan dibuat dengan cara menempa besi atau baja dengan memakai batu.

Suku Turkana percaya bahwa mereka memiliki kebebasan untuk mengkonsumsi setiap hewan ternak yang mereka jumpai. Karena suku Turkana terbagi menjadi beberapa kelompok kecil, perang antar kelompok pun menjadi hal yang tak terhindarkan ketika ada 2 kelompok atau lebih yang memperebutkan hewan ternak yang sama.

Kendati senjata ini normalnya digunakan oleh kaum pria Turkana saat terlibat perang antar kelompok, senjata ini diketahui juga digunakan oleh suku lain yang pernah menjalin kontak dengan suku Turkana.

Pisau pergelangan bukan hanya bisa digunakan sebagai senjata dalam perang. Jika diperlukan, senjata ini juga bisa digunakan untuk memotong-motong makanan. Pisau pergelangan juga digunakan untuk menyelesaikan masalah antar sesama anggota kelompok jika masalahnya tidak bisa lagi diselesaikan secara baik-baik.

referensi:
https://listverse.com/2014/12/20/10-fascinating-knives-from-world-history/