Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Kelam Stadion Sepak Bola yang Merenggut Banyak Korban Jiwa

Bagi fans sepak bola, stadion harusnya bisa menjadi tempat yang penuh dengan kegembiraan. Namun kegembiraan tersebut bisa seketika berubah menjadi kepiluan saat terjadi bencana yang merenggut begitu banyak korban jiwa. Berikut ini adalah 5 contoh bencana berdarah yang mengambil tempat di stadion sepak bola dari berbagai belahan dunia.

Ibrox, Skotlandia

Ibrox, Skotlandia

Ibrox merupakan salah satu stadion paling terkenal di Pulau Britania karena stadion yang terletak di kota Glasgow ini menjadi kandang dari Rangers, salah satu klub sepak bola tersukses di Skotlandia. 

Namun Ibrox juga memiliki sisi gelapnya sendiri karena di stadion ini, pernah terjadi insiden yang merenggut banyak korban jiwa. Sahabat anehdidunia.com bukan hanya sekali, tetapi DUA kali. Insiden pertama terjadi pada tanggal 5 April 1902 antara tim nasional Inggris melawan Skotlandia.

Pada hari naas tersebut, Stadion Ibrox mengalami keruntuhan karena tidak kuat menahan beban para penonton. Sebanyak 25 orang harus menjadi korban tewas, sementara 500 lainnya menderita luka-luka. 

Insiden ini sekaligus menjadi salah satu bencana sepak bola pertama dalam sejarah Inggris. Pertandingan yang dilangsungkan pada hari itu sendiri kemudian tetap dilanjutkan atas pertimbangan kalau menghentikan pertandingan hanya akan memperburuk keadaan.

Puluhan tahun kemudian atau tepatnya pada tahun 1971, sebanyak 66 fans tewas akibat terinjak-injak di lorong Stairway 13 saat mereka sedang menuju keluar stadion. Tragedi ini kabarnya dipicu oleh anak kecil yang terjatuh ke lorong sehingga fans yang ada di lorong terpaksa berhenti.

Namun karena fans di belakangnya tidak tahu apa yang terjadi, mereka tetap nekat mendesak maju sehingga terjadilah tragedi ini. Selain merenggut puluhan korban tewas, sebanyak lebih dari 200 orang juga mengalami cedera. Seusai insiden ini, perombakan pun dilakukan pada Staiway 13 supaya insiden serupa tidak terulang.

Valley Parade, Inggris 

valley parade 1985

Tanggal 11 Mei 1985 seharusnya menjadi hari yang menggembirakan bagi publik kota Bradford. Pasalnya pada tanggal tersebut, Bradford City FC dianugerahi trofi juara Divisi Tiga Liga Inggris. Trofi tersebut sekaligus menjadi trofi pertama mereka selama lebih dari 50 tahun.

Pemberian trofi tersebut dilakukan sebelum digelarnya pertandingan antara Bradford melawan Lincoln City yang juga merupakan pertandingan terakhir di musim tersebut. Namun upaya punggawa tim Bradford untuk menutup musim dengan senyum pada akhirnya harus sirna akibat insiden yang tidak diharapkan oleh siapa pun.

Stadion Valley Parade masih menggunakan kayu sebagai bahan penyusun utamanya. Akibatnya, saat ada fans yang menjatuhkan puntung rokok di kursi tribun, api langsung melalap tribun dan dengan cepat menyebar.

Begitu melihat kobaran api di dekat mereka, penonton spontan langsung berlarian panik untuk menyelamatkan diri. Sahabat anehdidunia.com regu pemadam kebakaran tiba di lokasi hanya 4 menit setelah api mulai berkobar. Namun karena stadion ini menggunakan bahan yang mudah terbakar, api sudah terlanjur melalap hampir seluruh bagian tribun.

Saat api pada akhirnya berhasil dipadamkan, sebanyak 56 orang dilaporkan menjadi korban tewas dan 265 lainnya menjadi korban luka. Sebagian di antara korban tewas akibat terkena api atau keracunan asap, sementara sebagian lainnya tewas akibat terinjak-injak oleh penonton lain yang sedang berlarian menyelamatkan diri.

Estadio Nacional, Peru

Estadio Nacional, Peru

Tanggal 24 Mei 1964, tim nasional Peru bertanding melawan Argentina di stadion Estadio Nacional. Tim tamu awalnya berhasil mencetak gol sekaligus mengubah kedudukan menjadi 0-1. Saat tim nasional Peru berhasil mencetak gol 5 menit sebelum pertandingan usai, wasit menganulir gol tersebut.

Fans Peru merasa marah akan keputusan wasit tersebut sehingga mereka langsung membuat kerusuhan. Mereka langsung berhamburan masuk ke dalam lapangan untuk menyerang wasit. Kursi-kursi tribun juga dibakar oleh fans yang marah.

Polisi yang disiagakan di dalam stadion mencoba meredakan situasi dengan cara melepaskan gas air mata, namun yang terjadi kemudian adalah keadaan hanya menjadi semakin kacau. Fans yang berhasil keluar stadion kemudian juga menyerang rumah-rumah yang ada di sekitar stadion.

Saat kerusuhan ini selesai, sebanyak 263 orang dilaporkan menjadi korban tewas. Peristiwa ini sekaligus menjadi bencana sepak bola dengan jumlah korban tewas terbanyak di luar Eropa. Pasca insiden ini, pemerintah Peru mengumumkan masa berkabung nasional selama 1 minggu.

Luzhniki, Rusia

Luzhniki, Rusia

Tahun 2018 lalu, Stadion Luzhniki menjadi pusat perhatian dunia karena stadion tersebut menjadi tempat dilangsungkannya final Piala Dunia. Namun cerita mengenai Luzhniki bukan hanya seputar cerita membanggakan. Stadion ini juga pernah menjadi lokasi terjadinya bencana sepak bola yang paling banyak merenggut korban jiwa.

Tanggal 20 Oktober 1982, Spartak Moskow bertanding melawan tim asal Belanda, Haarlem, dalam kompetisi Piala UEFA. Sahabat anehdidunia.com pada awalnya Spartak berada dalam kondisi tertinggal 0-1. Karena sudah pesimis akan nasib timnya dan cuaca sendiri saat itu sedang dingin, sejumlah fans Spartak memutuskan untuk melangkah keluar stadion.

Namun menjelang berakhirnya pertandingan, Spartak berhasil menyamakan kedudukan. Fans yang gembira pun spontan berlarian kembali ke stadion. Namun di lorong, mereka berpapasan dengan fans yang ingin menuju keluar stadion. 

Karena lorong saat itu berada dalam kondisi gelap dan licin, banyak fans yang tergelincir dan kemudian terinjak-injak. Akibatnya, sebanyak lebih dari 350 orang diperkirakan menjadi korban tewas.

Pemerintah Uni Soviet pada masa itu mencoba merahasiakan apa yang sebenarnya terjadi. Saat peristiwa ini diliput oleh surat kabar Moskow, isi beritanya menyatakan kalau tidak ada korban tewas dalam insiden tersebut. 

Keluarga para korban juga tidak diperbolehkan membicarakan insiden ini, terutama kepada orang asing. Jika ada yang melanggar, pemerintah Uni Soviet mengancam akan menjebloskan mereka ke dalam penjara. 

Keluarga korban juga hanya diberi waktu kurang dari 1 jam untuk berkabung di depan mayat sanak familinya. Sesudah itu, mayat para korban dikuburkan dalam kuburan massal. Informasi mengenai korban tewas dalam insiden ini baru diketahui oleh publik setelah Uni Soviet mengalami keruntuhan pada tahun 1991.

Heysel, Belgia

Heysel, Belgia 1985

Dari sekian banyak bencana sepak bola yang pernah terjadi, peristiwa yang terjadi di Stadion Heysel adalah yang paling terkenal. Jumlah korban tewas dalam insiden ini memang tidak sebanyak insiden di Luzhniki maupun Nacional. Namun peristiwa ini tetap menyita perhatian besar karena terjadi di hari digelarnya partai final Piala Eropa yang mempertemukan 2 tim terkuat Eropa pada masanya.

Tanggal 29 Mei 1985 menjadi tanggal dilangsungkannya pertandingan final antara Juventus melawan Liverpool. Sebelum pertandingan, terjadi kerusuhan antara fans kedua tim. Saat kerusuhan semakin menghebat, fans Juventus mundur ke dinding stadion untuk menghindari serangan fans Liverpool.

Karena tembok stadion yang sudah berusia tua tidak bisa menahan dorongan dari fans Juventus, tembok itu pun roboh dan menimpa fans yang ada di dekatnya. Sebanyak 39 orang harus meninggal akibat insiden ini dan lebih dari 600 orang lainnya mengalami luka-luka.

Pertandingan sendiri pada akhirnya tetap digelar karena menunda pertandingan dikhawatirkan hanya akan menyulut amarah penonton. Adalah Juventus yang berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor tipis 1-0. 

Namun derita bagi publik Inggris masih belum berhenti sampai di sana. Karena fans Liverpool dianggap sebagai pemicu tragedi ini, UEFA menyatakan kalau tim-tim Inggris tidak boleh bertanding di Eropa selama 5 tahun berikutnya. 

referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Heysel_Stadium_disaster
https://listverse.com/2016/06/05/10-tragic-stadium-disasters/