Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Unik Bangunan Keagamaan Ini Terletak Di Bawah Tanah

Gua merupakan hal yang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah manusia. Sebabnya adalah saat manusia masih menempuh pola hidup berburu dan meramu, manusia kerap menggunakan gua sebagai tempat untuk beristirahat dan berlindung.  Saat teknologi dan kecerdasan manusia kian maju, gua tidak serta merta ditinggalkan karena kini terowongan alamiah tersebut digunakan sebagai tempat untuk keperluan keagamaan. Berikut ini adalah #unik bangunan keagamaan yang terletak di dalam gua.

Katedral Garam Zipaquira

Katedral Garam Zipaquira

Di kota Zipaquira, Kolombia, terdapat gereja yang letaknya 200 meter di bawah tanah. Gereja tersebut dibangun di dalam tambang garam bawah tanah. Bukan sembarang tambang garam karena di dalam tambang garam tersebut, tersimpan kandungan garam bawah tanah terbanyak di dunia.

Suku Muisca menjadi kelompok masyarakat pertama yang memanfaatkan simpanan garam di bawah Zipaquira. Mereka menambang garam ini dan kemudian menjualnya. Belakangan, saat orang-orang keturunan Eropa mendominasi Amerika, tambang garam ini dimanfaatkan oleh Simon Bolivar dan simpatisannya untuk membiayai perang kemerdekaan di Amerika Selatan.

Katedral yang ada di tambang garam Zipaquira sendiri tergolong sebagai bangunan modern. Pasalnya katedral ini baru dibangun pada tahun 1995. Untuk membangun gereja bawah tanah ini, mula-mula garam batu sebanyak 250.000 ton harus dikeluarkan dulu dari dalam sana. 

Katedral ini sendiri bukanlah katedral pertama yang didirikan di tambang garam tersebut. Sebelum ini katedral serupa juga pernah dibangun. Namun karena katedral yang lama dianggap tidak lagi aman untuk digunakan, katedral yang baru pun dibangun.

Di dalam katedral garam ini, terdapat patung salib besar, belasan ukiran bertema Kekristenan, serta air terjun garam. Saat memasuki ruangan katedral ini, suasana di sekeliling terlihat berkilauan akibat pantulan cahaya dari batuan garam yang terdapat di tembok.

Gua Barabar

Gua Barabar

India menjadi lokasi munculnya peradaban-peradaban kuno dunia. Gua Barabar menjadi saksi bisu mengenai seperti apakah kehidupan masyarakat India di masa Sebelum Masehi (SM). Di dalam Gua Barabar, terdapat hasil pahatan batu tertua di India. Pahatan ini diketahui dibuat pada abad ke-3 SM.

Gua Barabar pertama kali menarik perhatian masyarakat Barat pada tahun 1868 berdasarkan laporan yang dibuat oleh Alexander Cunningham. Jurang Barabar yang menjadi lokasi gua ini memiliki panjang 200 meter dan memiliki 4 buah gua di dalamnya.

Gua Barabar juga menunjukkan bagaimana majunya teknologi arsitektur dan pemahaman fisika yang dimiliki oleh masyarakat India kuno. Pasalnya karena bagian dalam gua dibuat sedemikian rupa, suara yang tercipta di dalam gua ini akan terpantul dan menciptakan gaung yang bisa bertahan hingga beberapa detik lamanya.

Tiga dari empat gua yang ada di Barabar memiliki 2 buah ruangan dengan ukuran yang berbeda. Ruangan yang berukuran lebih besar dipercaya berfungsi sebagai tempat berkumpulnya orang-orang, sementara ruangan yang berukuran lebih kecil diyakini berfungsi sebagai tempat sakral.

Gua Longmen

Gua Longmen

Cina terkenal dengan sejarahnya yang panjang dan membentang hingga ribuan tahun. Gua Longmen adalah contoh dari peninggalan Cina dari masa kekaisaran yang masih dapat dijumpai hingga sekarang.

Gua Longmen pada awalnya tidak bisa dimasuki oleh khalayak umum akibat adanya larangan yang ditetapkan oleh pemerintah Cina. Untungnya sejak bulan Maret 2016, gua ini akhirnya dibuka untuk publik.

Gua Longmen terletak di Pegunungan Dongshan dan diperkirakan dibuat pada masa sekitar abad ke-6 hingga abad ke-7 yang juga merupakan masa pemerintahan kaisar wanita Wu Zeitan. Wu dikenal sebagai penganut Buddha yang amat taat dan Gua Longmen ini menjadi saksi bisu mengenai dedikasi Wu terhadap agamanya.

Sesudah Wu mangkat, Gua Longmen sempat mengalami perkembangan lebih jauh. Pada masa Dinasti Tang yang berlangsung dari abad ke-7 hingga abad ke-10, sebanyak 29 relief yang menampilkan kisah perjalanan biksu mencapai pencerahan ditambahkan di dalam gua.

Gua Longmen terletak di kedua tepi Sungai Yi yang berlokasi tidak jauh dari reruntuhan ibukota kuno Luoyang. Ada lebih dari 2.300 gua kecil dan 110.000 patung kecil bertema Buddha yang menyusun kompleks Gua Longmen.

Gua Longmen sempat mengalami kerusakan serius pada masa Revolusi Budaya di abad ke-20 karena pemimpin Cina pada masa itu ingin menyingkirkan hal-hal yang menurutnya tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman dan semangat revolusi. Sebagai akibatnya, patung yang terletak di bilik utama terpaksa diganti dengan patung replika yang baru.       

Gereja Saint Simon

Gereja Saint Simon

Zabbaleen adalah nama dari golongan minoritas di Mesir yang menganut agama Kristen Koptik. Nama “Zabbaleen” secara harfiah berarti “masyarakat sampah”. Bukan karena mereka dianggap sebagai golongan hina, lantas mereka memperoleh nama julukan macam itu. Penggunaan nama tersebut tidak lepas dari perjalanan sejarah masyarakat Zabbaleen itu sendiri.

Penduduk Zabbaleen awalnya berprofesi sebagai petani. Saat mereka bermigrasi ke ibukota Kairo, mereka kemudian beralih profesi sebagai pengumpul sampah karena mengumpulkan sampah ternyata lebih menguntungkan secara finansial.

Pada tahun 1916, gubernur Kairo merelokasi penduduk Zabbaleen ke bawah Bukit Mokattam. Sebuah gereja juga dibuatkan untuk memenuhi kebutuhan romaniah masyarakat Zabbaleen yang tinggal di sana. Namun musibah kemudian terjadi. Pada tahun 1976, gereja komunitas Zabbaleen hancur akibat kebakaran.

Gereja baru kemudian didirikan untuk mendirikan gereja lama kaum Zabbaleen yang hancur, namun kali ini gereja baru tersebut dibangun di dalam Bukit Mokattam itu sendiri. Hasilnya, terciptalah gereja baru di dalam gua yang kemudian mereka beri nama Gereja Saint Simon.

Walaupun terletak di dalam gua, Gereja Saint Simon merupakan salah satu gereja terbesar di Timur Tengah karena sanggup menampung hingga 20.000 orang jemaat. Di sekitar Gereja Saint Simon, gereja-gereja lain yang ukurannya lebih kecil juga didirikan oleh penduduk setempat. Sebanyak ratusan ribu penganut Kristen sekarang melakukan ziarah ke Gereja Saint Simon setiap tahunnya.

Gua Dewa Ular

Gua Badak Boswana

Botswana adalah nama dari suatu negara di Afrika yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Zimbabwe dan Afrika Selatan. Di negara ini pulalah, terdapat penemuan yang menjadi salah satu penemuan arkeologis terpenting di dunia.

Pada tahun 1990-an, tim arkeolog memperoleh penemuan mencengangkan saat sedang menjelajahi bagian dalam Gua Badak. Di dalam gua tersebut, terdapat formasi bebatuan alamiah sepanjang 6 meter dan setinggi 2 meter. Batu tersebut bentuknya mirip kepala ular dan dipenuhi dengan bekas-bekas pahatan yang diduga dimaksudkan untuk menyimbolkan sisik ular.

Menurut ilmuwan, gua ini mungkin sudah digunakan sebagai tempat pemujaan sejak masa 70.000 tahun yang lalu. Formasi batu menyerupai ular ini lantas diyakini sebagai penjelmaan dari dewa ular yang dikultuskan oleh manusia pada masa itu.

Batu ular yang terdapat di dalam Gua Badak sekaligus menjadi salah satu monumen keagamaan tertua yang pernah ada dalam sejarah manusia. Penemuan batu ini di Benua Afrika secara tidak langsung juga mendukung teori ilmiah yang menyatakan kalau manusia modern pertama berasal dari Afrika sebelum kemudian menyebar ke benua-benua lainnya.  

referensi :
https://damienmarieathope.com/2017/03/stone-snake-of-south-africa-first-human-worship-70000/
https://listverse.com/2016/11/13/10-mysterious-cave-temples/
https://www.britannica.com/place/Longmen-caves