5 Hukuman Aneh yang Pernah Diterima oleh Anak-Anak Sekolah
Menjatuhkan hukuman kepada murid yang melanggar peraturan merupakan hal yang lazim digunakan oleh pihak sekolah supaya para murid tidak berani bertindak nakal. Selain hukuman standar macam skorsing, ada pula hukuman-hukuman yang sifatnya tidak umum namun tetap digunakan karena dianggap lebih efektif dalam memberikan efek jera. Berikut ini adalah hukuman-hukuman tidak lazim yang pernah diterima oleh anak sekolah.
1. Duduk Sambil Bergandengan Tangan
hukuman Bergandengan Tangan via elitereaders.com |
Berkelahi merupakan hal yang dilarang di lingkungan sekolah. Jika ada murid yang ketahuan melakukannya, maka murid tersebut bisa menghadapi ancaman skorsing atau bahkan dikeluarkan. Sebelum hukuman dijatuhkan, murid-murid yang terlibat perkelahian biasanya juga diharuskan saling berjabat tangan atau memohon maaf satu sama lain.
Sekolah Menengah Westwood di negara bagian Arizona, AS, memiliki caranya sendiri untuk menghukum murid-murid yang ketahuan berkelahi. Semuanya bermula ketika 2 orang murid yang berkelahi dipaksa masuk ke ruangan kepala sekolah. Di sana, kedua murid tersebut dihadapkan pada 2 pilihan : menerima skorsing, atau bergandengan tangan di aula sekolah selama 15 menit.
Kedua murid tadi memilih opsi yang kedua karena mereka mengira hukuman tersebut tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan hukuman skorsing. Namun keduanya kemudian menyadari kalau hukuman tersebut ternyata tidaklah seringan dengan apa yang mereka bayangkan.
Selama duduk sambil bergandengan tangan di aula sekolah, keduanya langsung dikerumuni oleh murid-murid sekolah yang lain. Mereka beramai-ramai menertawakan kedua murid tersebut sambil melontarkan aneka ejekan. Sejumlah murid bahkan memotret dan merekam kedua murid tersebut sehingga momen hukuman keduanya langsung viral di internet.
Setelah masa hukuman berakhir, mimpi buruk bagi kedua murid tersebut tidak juga reda. Pasalnya saat jam makan siang tiba, murid-murid lain masih menjadikan keduanya sebagai bahan tertawaan. Merasa jera atas pengalaman memalukan yang mereka alami ini, keduanya pun mengaku sudah belajar dan berjanji tidak akan mau lagi berkelahi di sekolah.
2. Berdiri di Tempat Umum Sambil Memegang Tulisan
ilustrasi Berdiri di Tempat Umum Sambil Memegang Tulisan via blog.ruangguru.com |
Setiap orang tua tentunya berharap anaknya bisa mendapatkan nilai yang memuaskan di sekolah. Jika anak kemudian malah memperoleh nilai buruk, masing-masing orang tua memiliki caranya supaya sang anak tidak lagi memperoleh nilai buruk di lain kesempatan. Ada yang sekedar menasihat anak supaya lebih rajin belajar. Ada pula yang memarahi sang anak dan menjatuhkan hukuman padanya.
Di Florida, AS, orang tua yang tinggal di sana memiliki caranya sendiri untuk menghukum anak mereka ketika sang anak mendapatkan nilai jelek untuk mata pelajaran matematika, kewarganegaraan, dan seni. Sang anak yang diketahui bernama Michael Bell Jr. diminta berdiri di tepi jalan raya selama beberapa jam.
Sambil berdiri, Bell juga memegang papan berisi tulisan “Hei, aku ingin menjadi badut kelas. Apa itu salah?”. Kemudian di sisi papan yang sebaliknya, terdapat tulisan “Saya adalah siswa kelas 7 dan mendapat 3 nilai F. Bunyikan klaksonmu jika ada yang merasa salah dengan itu”. Sejumlah kendaraan yang melintas lantas secara sepontan membunyikan klaksonnya sebagai bentuk dukungan atas hukuman yang diterima oleh Bell.
3. Makan dari Lantai
hukuman Makan dari Lantai via palembang.tribunnews.com |
Tahun 2009, sejumlah siswa Sekolah Dasar Charles Summer di New Jersey, AS, dipaksa memakan makan siangnya dari lantai. Hukuman tersebut dijatuhkan karena sang murid menumpahkan air saat pendingin udara tengah diisi ulang. Pihak sekolah kemudian mengancam murid-murid tersebut kalau hukuman mereka akan diperberat seandainya mereka berani menceritakan hukuman mereka kepada siapapun.
Peringatan tersebut nyatanya tetap tidak berhasil mencegah tersebarnya informasi mengenai hukuman kontroversial yang mereka lakukan. Pihak orang tua yang tidak terima pun kemudian mengajukan gugatan hukum kepada pihak sekolah.
Pihak sekolah awalnya mencoba membela diri dengan menyatakan kalau murid-murid tersebut makan di lantai bukan karena dihukum, namun karena sudah tidak ada tempat duduk yang tersedia. Pembelaan tersebut ditolak karena jika memang itu alasannya, maka murid-murid yang makan di lantai harusnya masih diperbolehkan makan dengan memakai nampan.
Masalah gugatan hukum ini berkembang menjadi semakin kontroversial setelah ditemukan fakta kalau para guru yang menjatuhkan hukuman semuanya adalah orang-orang kulit putih dan kulit hitam, sementara para murid yang dihukum semuanya merupakan keturunan Amerika Latin. Masalah ini baru berakhir setelah pihak sekolah membayar ganti rugi sebesar 560 ribu dollar kepada 7 orang murid yang menjadi korban hukuman.
4. Wajah Dicoret-Coret Memakai Tinta Permanen
Wajah Dicoret-Coret Memakai Tinta Permanen via youtube.com
|
Membaca merupakan keterampilan yang wajib dimiliki oleh anak-anak sekolah dasar. Pasalnya jika seorang murid sampai tidak bisa membaca, maka akan sangat sulit baginya untuk bisa menerima informasi tertulis maupun mencatatnya.
Summer Larsen, guru sekolah dasar dari Idaho, AS, memiliki caranya sendiri untuk menghukum anak-anak yang tidak bisa membaca cepat. Ia memberikan 2 pilihan kepada anak-anak tersebut. Pilihan pertama adalah tetap berada di dalam ruangan saat jam istirahat tiba. Pilihan kedua adalah membiarkan wajahnya dicoret-coret dengan memakai spidol warna-warni permanen.
Sebanyak 6 orang murid yang tidak bisa membaca cepat memilih opsi hukuman yang kedua. Maka, mereka pun harus pasrah dan membiarkan wajah mereka dicoret-coret. Saat mereka pulang ke rumah, orang tua mereka jelas terheran-heran melihat wajah anaknya penuh dengan coretan layaknya kertas gambar.
Merasa tidak terima dengan hukuman yang diterima oleh anaknya, para orang tua dari anak yang dihukum pun kemudian mengajukan tuntutan kepada pihak sekolah. Pasalnya selain dianggap lebih condong ke mempermalukan alih-alih mendidik, hukuman ini dianggap tidak adil bagi para murid yang kemampuan membacanya tidak semahir teman-teman sebayanya.
5. Dikurung di Ruangan Gelap
ilustrasi Dikurung di Ruangan Gelap via halodoc.com |
Masing-masing daerah punya cerita angkernya sendiri mengenai sosok gaib penunggu toilet. Di Jepang, ada kisah semisal hantu hanako yang konon gemar menampakkan diri di toilet khusus perempuan. Di Indonesia, ada kisah mengenai Mr. Gepeng, hantu yang badannya gepeng dan konon bakal menampakkan diri di kamar mandi.
Bagi kita yang sudah dewasa mungkin bakal menganggap kisah-kisah tersebut sebagai isapan jempol semata. Namun bagi mereka yang masih anak-anak, kisah macam itu bisa membuat mereka benar-benar ketakutan untuk hanya sekedar pergi ke kamar mandi.
Kepolosan yang dimiliki oleh anak-anak tersebut lantas dimanfaatkan oleh seorang guru TK asal Houston untuk menjatuhkan hukuman pada anak didiknya. Setelah kelas yang dididiknya membaca cerita mengenai monster yang bersembunyi di kamar mandi, sang guru kemudian menghukum salah seorang anak didiknya yang bernama Kelon Chaney dengan cara memaksanya masuk ke kamar mandi.
Chaney tidak sendirian menjalani hukuman tersebut karena selain dirinya, ada 3 anak lain yang juga menerima hukuman serupa. Namun Chaney-lah yang paling ketakutan karena ia sampai muntah-muntah saat menjalani hukuman. Akibat tindakannya ini, sang guru pun menerima kecaman dan protes.
Hukuman serupa juga pernah menimpa Tanner Cagle, seorang murid sekolah dasar di Washington. Ia menghukum Cagle dengan cara mengurungnya di sebuah ruangan gelap. Gilanya, sesudah itu sang guru malah lupa dan pulang ke rumah. Meninggalkan Cagle sendirian dalam kondisi penuh ketakutan hingga pipis di celana.
Cagle baru bebas setelah orang tuanya mendatangi sekolah karena anaknya tidak kunjung pulang. Merasa geram atas tindakan Cagle tersebut, orang tua Cagle pun meminta supaya sang guru dijatuhi hukuman.
Sumber :
https://listverse.com/2014/02/04/10-insanely-bizarre-school-punishments/