Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasus Salah Operasi Menakutkan, Mimpi Buruk Bagi Dokter dan Pasien

Operasi seharusnya bisa menjadi cara untuk memperbaiki kondisi kesehatan seseorang. Namun hal sebaliknya harus dialami oleh para pasien berikut ini. Pasalnya akibat kecerobohan dokter dan staf rumah sakit yang menanganinya, para pasien ini justru harus menderita atau bahkan meninggal dunia.

Dicangkok dengan Organ Jantung dan Paru-Paru yang Salah
cangkok jantung
ilustrasi cangkok jantung via health.detik.com
Jesica Santillan adalah nama dari seorang gadis remaja yang diselundupkan masuk ke dalam Amerika Serikat oleh kedua orang tuanya pada tahun 2000. Jesica diketahui memiliki masalah pada jantung dan paru-parunya. Orang tua Jesica berharap sesampainya di AS, anak mereka bisa memperoleh pengobatan yang layak untuk mengatasi.

Atas bantuan dari seorang donatur yang bernama Mack Mahoney, Jesica kemudian menjalani operasi transplantasi atau cangkok organ tubuh di Rumah Sakit Universitas Duke. Operasi untuk mencangkok jantung dan paru-paru Jesica dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2003. 

Alih-alih berhasil mengatasi masalah kesehatan yang dimiliki oleh Jesica, kondisi kesehatan Jesica justru malah semakin memburuk. Belakangan diketahui kalau tim medis rumah sakit melakukan kesalahan fatal dalam operasi. 

Jesica menerima cangkok organ jantung dan paru-paru dari golongan darah A. Padahal Jesica memiliki golongan darah O. Sahabat anehdidunia.com meskipun secara teori pemilik golongan darah O bisa menerima segala macam sumbangan dari golongan darah, seseorang yang menerima cangkok organ idealnya menerima organ baru dari pemilik golongan darah yang sama.

Karena sistem kekebalan tubuh Jesica menolak menerima organ-organ baru tadi, Jesica pun beberapa kali mengalami kejang-kejang dan tubuhnya harus dipasangi peralatan life support. Setelah 2 minggu berlalu, Jesica akhirnya menerima organ tubuh yang cocok.

Namun nasi sudah menjadi bubur. Kondisi kesehatan Jesica sudah terlanjur memburuk. Saat Jesica akhirnya menerima cangkok organ yang cocok, ia sudah terlanjur mengalami kerusakan pada bagian otaknya. Jesica pun akhirnya meninggal dunia dalam usia 17 tahun.

Kesalahan fatal yang terjadi dalam operasi Jesica tidak hanya membawa dampak negatif bagi Jesica sendiri. Sebanyak 2 organ dari golongan darah O yang awalnya sempat dicangkokkan pada tubuh Jesica menjadi terbuang sia-sia. Padahal bisa saja ada pasien lain dari golongan darah O yang membutuhkan sumbangan organ tersebut.

Sakit Paru-paru, Tapi yang Dioperasi Malah Jantung
oprasi jantung
oprasi jantung via gaya.tempo.co
Rita du Plessis adalah seorang wanita berusia 83 tahun asal Afrika Selatan. Suatu hari, Rita diminta menjalani operasi di RS Mediklinik Kimberley untuk mengobati infeksi saluran pernapasan yang dideritanya.

Pada hari dijalankannya operasi, dokter yang menangani Rita juga memiliki pasien lain yang memiliki masalah pada jantungnya. Dokter yang menangani Rita kemudian meminta supaya pasien yang memiliki masalah pada jantungnya menjalani operasi terlebih dahulu.

Namun bukannya membawa pasien tadi, dokter bedah yang menerima perintah justru malah membawa Rita ke ruang operasi. Sahabat anehdidunia.com Rita pun kemudian menjalani operasi pada jantungnya meskipun jantungnya tidak memiliki masalah.

Dokter yang mengoperasi Rita bahkan sempat menghubungi keluarganya untuk memberi tahu kalau operasi Rita berjalan dengan sukses. Namun belakangan, mereka akhirnya menyadari kalau mereka melakukan operasi jantung pada orang yang salah.

Dokter yang menangani Rita kemudian menghubungi pihak keluarga untuk memberitahukan kesalahan yang terjadi sambil meminta maaf. Kemudian sebagai bentuk itikad baik oleh pihak rumah sakit, Rita juga tidak perlu membayar biaya operasinya.

Kehilangan Payudara Akibat Salah Operasi
Kehilangan Payudara Akibat Salah Operasi
ilustrasi Kehilangan Payudara Akibat Salah Operasi via tirto.id
Eduvigis Rodriguez adalah nama dari seorang wanita berusia 49 tahun. Saat memeriksakan diri di RS Mount Sinai Beth, Eduvigis dinyatakan menderita kanker pada payudara kirinya. Eduvigis kemudian diminta menjalani operasi di RS Lenox Hill, Manhattan, AS.

Operasi yang dimaksud akhirnya benar-benar dilaksanakan pada bulan April 2015. Operasi tersebut berjalan tanpa masalah. Namun saat staf medis di RS Mount Sinai Beth melakukan analisa pada potongan payudara hasil operasi, mereka menemukan kalau Eduvigis sebenarnya tidak memiliki kanker sama sekali pada payudaranya. Apa yang pada awalnya nampak sebagai kanker aslinya hanyalah gumpalan daging tambahan yang tidak berbahaya.

Baik pihak RS Mount Sinai maupun RS Lenox Hill sama-sama memiliki porsi kesalahannya dalam kasus ini. Jika pihak RS Mount Sinai mengeluarkan hasil diagnosa yang salah, maka pihak RS Lenox Hill juga dianggap bersalah karena melakukan operasi tanpa melakukan pemeriksaan tambahan untuk membenarkan hasil diagnosa RS Mount Sinai.

Akibat kesalahan ini, Eduvigis pun terpaksa menjalani operasi kedua untuk menyatukan kembali payudaranya. Seolah mimpi buruk bagi Eduvigis masih belum cukup, operasi yang dijalaninya juga membuat Eduvigis mengalami masalah pada hernia dan paru-parunya.

Operasi Otak Pada Pasien yang Salah
Operasi Otak Pada Pasien yang Salah
ilustrasi Operasi Otak Pada Pasien yang Salah via youtube.com
Pada tahun 2018, RS Nasional Kenyatta di Kenya menerima 2 pasien yang sama-sama memiliki masalah kesehatan pada kepalanya. Jika pasien pertama mengalami penggumpalan darah pada otaknya, maka pasien kedua mengalami pembengkakan di bagian kepalanya. Kedua pasien pada waktu itu sama-sama berada dalam kondisi tak sadarkan diri.

Pasien yang mengalami penggumpalan darah seharusnya menjalani operasi. Namun akibat kesalahan pendataan oleh staf rumah sakit, pasien yang dibawa ke ruang operasi justru malah pasien yang memiliki pembengkakan pada kepalanya.

Setelah 2 jam berlalu, dokter yang melakukan operasi mereka bingung karena mereka tidak menemukan gumpalan darah di otaknya. Sahabat anehdidunia.com mereka akhirnya sadar kalau pasien yang mereka operasi adalah pasien yang salah.

Akibat keteledoran berbahaya ini, pihak rumah sakit menjatuhkan hukuman kepada 4 orang stafnya, termasuk kepada seorang dokter bedah. Anehnya, sesudah peristiwa ini pasien yang memiliki penggumpalan darah di otaknya pada akhirnya tidak jadi dioperasi karena kondisi kesehataannya membaik dengan sendirinya.

Dua Kali Salah Mengamputasi Anggota Badan
amputasi
ilustrasi amputasi via alodokter.com
Satu kesalahan dalam operasi saja bisa membuat reputasi seorang dokter tercemar. Namun bagaimana jika seorang dokter melakukan 2 kesalahan sekaligus hanya dalam rentang waktu beberapa bulan? Hal itulah yang menimpa Rolando Sanchez.

Insiden pertama terjadi pada bulan Februari 1955. Dalam operasi tersebut, saat melakukan amputasi pada seorang pasien yang bernama Willie King, Rolando justru melakukan amputasi pada kaki yang salah. Ia baru menyadari kesalahannya saat perawat secara tiba-tiba menangis ketika melihat file mengenai pasien.

Rolando mencoba membela diri dengan menyatakan bahwa yang bersalah aslinya adalah staf rumah sakit yang lain. Ia juga mengaku melakukan amputasi pada kaki yang salah karena kaki tersebut juga nampak memiliki penyakit dan nampaknya bakal ikut diamputasi juga dalam waktu dekat.

Meskipun melakukan kesalahan fatal, Rolando pada akhirnya tetap diperbolehkan melanjutkan profesinya sebagai dokter. Namun seolah tidak mau belajar dari kesalahan, Rolando kembali melakukan kesalahan yang tidak kalah serius.

Pada bulan Juli 1995, Rolando mengamputasi jari kaki Mildred Shuler tanpa meminta izin kepada Mildred terlebih dahulu. Rolandi beralasan ia nekat melakukan amputasi tanpa izin karena ia melihat ada penyakit pada tulang jari kaki tersebut. Namun kali ini pihak rumah sakit tidak bersedia menerima alasan Rolando. Izin praktiknya pun kemudian dicabut tak lama kemudian.

referensi :
https://listverse.com/2018/03/08/top-10-disastrous-mistakes-performed-during-surgery/