Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Misteri Kerangka Manusia Tertanam Dengan Wajah Menghadap Kebawah

Sisilia adalah nama dari suatu pulau yang terletak di seberang selatan Italia. Pulau ini memiliki reputasi yang terkenal hingga keluar negeri karena di pulau inilah, jaringan kriminal termahsyur mafia pertama kali muncul sebelum kemudian melebarkan pengaruhnya ke berbagai belahan dunia.

Namun hal menarik dari Sisilia bukan hanya seputar mafianya. Pada Abad Pertengahan, pernah ada seorang pria yang dibunuh di Sisilia sebelum kemudian dikuburkan. Sepintas peristiwa tersebut terdengar tidak istimewa karena peristiwa pembunuhan merupakan hal yang bisa dijumpai di berbagai belahan dunia dari dulu hingga sekarang.

Apa yang membuat peristiwa ini menarik adalah karena mayatnya dikuburkan dengan kondisi yang tidak wajar. Pemeriksaan pada sisa-sisa jasadnya juga menunjukkan kalau sebelum dikubur, pria ini dibunuh secara sadis dengan cara ditusuk berkali-kali dari belakang. Sesudah itu, keberadaannya tidak pernah lagi disinggung dan nampaknya bakal menghilang seiring dengan berjalannya waktu.

Misteri tengkorak menghadap kebawah

Ratusan tahun berlalu, jasad pria ini akhirnya ditemukan oleh tim arkeolog di masa modern. Lokasi penemuannya berada di Piazza Armerina, Sisilia. Yang menarik, saat ditemukan kerangka mayat pria ini nampak berada dalam posisi tengkurap dengan kepala menghadap ke bawah. 

Di liang kuburannya juga tidak ditemukan benda-benda lain. Padahal kuburan yang berasal dari era pramodern biasanya juga dilengkapi dengan benda-benda tambahan karena adanya pertimbangan spritual, atau sebatas agar benda-benda yang dulunya dikenakan oleh orang tersebut semasa hidup tetap bersamanya saat ia sudah meninggal dunia.

Pemeriksaan pada fosil pria tersebut menunjukkan kalau ia berasal dari abad ke-11 dan berusia antara 30 hingga 40 tahun saat meninggal. Sahabat anehdidunia.com di bagian sternum atau tulang dadanya, ilmuwan menemukan adanya 6 bekas tusukan. Sebuah pertanda kalau saat masih hidup, orang tersebut sempat ditusuk berulang kali di bagian dadanya.

Di bagian sisi kanan tulang dada, ilmuwan juga menemukan adanya bekas tulang yang tercabut. Hal yang bisa jadi disebabkan karena saat orang ini ditusuk,orang yang menusuknya menusukkan senjatanya sambil membuat gerakan memelintir supaya lukanya bertambah parah atau supaya senjatanya jadi lebih mudah dicabut saat menancap pada tubuh korban.

Ilmuwan tidak menemukan adanya bekas cedera pada bagian lain tulang rusuknya. Dengan melihat hal tersebut, ilmuwan pun memperkirakan kalau pria tersebut meninggal bukan akibat terlibat dalam perkelahian. Melainkan akibat menjadi korban pembunuhan atau eksekusi mati.

Menurut ilmuwan Roberto Micciche dari Universitas Palermo yang memimpin penelitian ini, pihaknya menduga kalau siapapun yang melakukan penusukan ini, orang tersebut sangat tahu akan anatomi manusia. Ia juga menjelaskan kalau saat ditusuk, korban nampaknya tidak memberikan perlawanan. Pasalnya analisa pada bekas luka menunjukkan kalau senjatanya ditusukkan dengan amat lancar dan tanpa gangguan.

Contoh senjata yang dipakai jam pertengahan

Micciche pun berpendapat kalau korban berada dalam kondisi terikat saat ditusuk hingga tewas. Pendapat ini diperkuat oleh kondisi fosil yang ketika ditemukan, bagian pergelangan kakinya terlihat berada dalam posisi berdekatan. Hal yang bisa jadi disebabkan karena kaki korban pada waktu itu sedang berada dalam kondisi terikat.

Setelah ilmuwan berhasil mengetahui penyebab kematian pria pemilik fosil ini, sekarang ilmuwan mencoba mencari tahu bagaimana cara ia ditusuk. Untuk keperluan tersebut, mula-mula Micciche dan rekannya melakukan pemeriksaan memakai CT scan untuk mengetahui arah dan kemiringan tusukan. Data yang didapat dari pemeriksaan memakai CT scan kemudian digunakan sebagai patokan untuk membuat ilustrasi 3 dimensi mengenai peristiwa penusukannya.

Berdasarkan penelitian memakai metode tadi, tim ilmuwan yang dipimpin oleh Micciche ini berhasil menemukan kalau korban ditusuk dari arah belakang saat sedang berada dalam posisi berlutut. Pisau yang ditusukkan pada tubuh korban kemudian menembus sela-sela tulang rusuk dan rongga dada sebelum kemudian mengenai tulang dada yang letaknya berada di bagian depan tubuh korban.

Saat pisau tersebut menembus rongga dada, pisau yang sama juga menembus organ-organ tubuh korban seperti paru-paru dan jantung. Karena kedua organ tersebut adalah organ yang amat vital bagi kehidupan, rusaknya kedua organ tadi secara otomatis membuat korban kehilangan nyawanya dengan cepat. Terlebih lagi korban bukan hanya ditusuk satu kali, tapi hingga enam kali atau mungkin juga lebih.

Satu misteri terpecahkan, sekarang para ilmuwan beralih ke misteri berikutnya. Kenapa sesudah dibunuh, korban kemudian malah dikuburkan dengan posisi kepala menghadap ke bawah? Apakah ada alasan khusus sehingga ia harus dikuburkan seperti itu ketimbang dikuburkan dengan cara biasa?
“Penguburan ini sungguh tidak wajar karena penguburannya tidak dilakukan sesuai dengan pedoman agama manapun,” kata Micciche. Di Sisilia pada masa itu, ada 3 agama utama yang dianut oleh penduduk setempat. Ketiga agama tersebut adalah Kristen, Islam, dan Yahudi. 

Masing-masing agama sama-sama menganjurkan penganutnya untuk memakamkan orang yang sudah meninggal dengan cara menguburkannya. Namun tidak ada satu pun di antara ketiga agama tadi yang memerintahkan pengikutnya untuk menguburkan mayat dengan posisi wajah menghadap ke bawah.

Micciche lantas mengajukan 2 teori mengenai alasan kenapa mayat orang ini dikuburkan dengan posisi wajah menghadap ke bawah. Menurut teori pertama, orang tersebut dikuburkan sedemikian rupa karena adanya pertimbangan berbau klenik yang tengah dipercaya oleh orang-orang pada masa itu. Sementara kalau menurut teori kedua, orang ini dikuburkan seperti itu untuk menunjukkan kalau semasa hidup, orang yang bersangkutan adalah orang buangan yang tidak pantas dikuburkan secara layak.

Micciche menduga kalau untuk kasus pria ini, penyebabnya adalah karena yang kedua. Karena orang ini tidak memiliki hubungan dengan komunitas manapun di tempatnya meninggal orang itu pun dikuburkan dengan cara dilemparkan begitu saja ke dalam liang kubur – tanpa ada yang peduli apakah wajah pria malang ini menghadap ke arah yang tepat.

“Penguburannya menunjukkan kurangnya kepedulian atas nasib pria ini,” terang Micciche. Lebih jauh, Micciche menjelaskan bahwa Sisilia pada akhir abad ke-11 baru saja diinvasi oleh bangsa Norman yang masih memiliki hubungan dengan bangsa Viking. 

Peristiwa tadi lantas menyebabkan kondisi domestik Sisilia menjadi tidak stabil sehingga aksi kekerasan antar golongan pun menjadi semakin sering terjadi. Pria ini lantas diperkirakan merupakan satu dari sekian banyak orang yang menjadi korban aksi kekerasan pada periode tersebut.

Micciche dan para koleganya sendiri ternyata tidak mau berhenti sampai di sini. Sekarang mereka berharap bisa menemukan senjata yang dulunya digunakan untuk membunuh pria ini dengan cara melihat kecocokan antara kondisi senjatanya dengan bekas kerusukan yang ada pada tulang pria tadi. 

Jika pisaunya ternyata merupakan senjata khas milik suku bangsa tertentu, penemuan senjatanya bakal ikut menambah khazanah informasi mengenai bangsa-bangsa apa saja yang pernah mendiami Pulau Sisilia dan bagaimana kondisi sosial politik Pulau Sisilia pada masa itu.

Hasil penelitian Micciche mengenai mayat pria di Sisilia ini sendiri pertama kali dirilis pada tanggal 23 Januari 2019 di situs jurnal online Wiley. Namun selain bagian abstrak, hasil penelitian ini belum bisa diakses untuk khalayak umum.

referensi :
https://www.livescience.com/64788-medieval-sicily-stabbing.html
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/oa.2735?af=R&
https://www.ancient-origins.net/artifacts/medieval-burial-0011521