Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Olah Raga Mematikan dari Berbagai Belahan Dunia

Berolah raga merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi tubuh karena membantu menjaga supaya fisik tetap bugar dan prima. Namun tidak jarang seseorang mengalami cedera atau sakit ketika berolah raga. Dalam kasus tertentu, berolah raga juga bisa merenggut nyawa pelakunya. 

Terutama jika olah raga yang dilakukan memiliki tingkat kesulitan tinggi atau dari awal memang sengaja dilakukan di tempat berbahaya. Berikut ini adalah 5 contoh olah raga berbahaya yang memiliki resiko kematian tinggi bagi pelakunya.

1. Bungee Jumping di Atas Sungai Penuh Buaya
Bungee Jumping di Atas Sungai Penuh Buaya
ilustrasi bungee Jumping di Atas Sungai Penuh Buaya via brilio.net
Bungee jumping adalah olah raga ekstrim yang dilakukan dengan cara melompat dari ketinggian dengan kaki yang terikat. Kendati terlihat berbahaya, olah raga ini banyak digemari karena ada kesenangan tersendiri saat seseorang melompat dari ketinggian sebelum kemudian terpelanting kembali ke atas akibat tali elastis yang menahan kakinya.

Namun bungee jumping yang satu ini sedikit berbeda dan bahkan bisa dianggap sebagai versi lebih ekstrimnya. Pada bungee jumping ini, para peserta akan melompat dari atas Jembatan Air Terjun Victoria yang terletak di perbatasan Zambia dan Zimbabwe, Afrika. Jembatan tersebut berada di ketinggian 111 meter di atas sungai.

Namun tantangan dari bungee jumping tersebut bukan hanya ada pada ketinggiannya. Di sungai yang mengalir di bawahnya, ada banyak buaya yang berlalu lalang. Jika terjadi kesalahan sedikit saja, orang yang melakukan bungee jumping ini akan terjatuh ke bawah dan terancam dimakan buaya hidup-hidup.

Erin Langworthy adalah contoh dari pelaku aksi bungee jumping yang sempat mengalami insiden demikian. Saat sedang melakukan bungee jumping di Jembatan Air Terjun Victoria pada Malam Tahun Baru 2011, talinya mendadak putus dan ia terjatuh ke bawah. Beruntung bagi Erin, ia masih sanggup keluar dari air dengan selamat dengan cara berenang dengan kaki yang masih terikat.

2. Berseluncur di Gunung Berapi
Berseluncur di Gunung Berapi
Berseluncur di Gunung Berapi via piquenewsmagazine.com

Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk dari timbunan magma yang meletus di permukaan Bumi. Karena proses terbentuknya itulah, gunung berapi selalu memiliki peluang untuk meletus dan memuntahkan batuan-batuan panas yang terkandung di dalamnya.

Namun hal tersebut tidak menyurutkan nyali sebagian orang untuk menjadikan gunung berapi sebagai tempat melakukan olah raga ekstrim. Daryn Webb adalah salah satu orang yang memiliki pikiran demikian. Pria asal Australia tersebut menciptakan olah raga baru yang bernama seluncur gunung berapi pada tahun 2004.

Gunung Cerro Negro yang terletak di Nikaragua, Amerika Tengah, menjadi tempat yang banyak dipilih untuk melakukan olah raga ekstrim ini. Metode permainan olah raga ini sendiri tergolong sederhana. Mula-mula, orang yang hendak berseluncur harus melakukan pendakian di bagian gunung yang dipenuhi timbunan abu vulkanis.

Saat ia sudah berada di atas, yang perlu ia lakukan hanyalah duduk di atas papan logam dan kemudian berseluncur ke bawah. Untuk mengubah arah, peselancar akan menarik tali yang terhubung ke papan.

Para pelaku olah raga ini beresiko mengalami cedera jika ia tanpa sengaja terjatuh dari papannya. Namun bahaya dari olah raga ini belum berhenti sampai di sana. Gunung Cerro Negro tergolong sebagai gunung berapi yang muda yang cukup aktif. Kendati gunung ini terakhir kali meletus pada tahun 1999, gunung ini pada bulan Oktober 2018 sempat menunjukkan gejala-gejala gempa vulkanis.

3. Bersepeda di Jalanan Curam
Bersepeda di Jalanan Curam
Jalan Yungas yang terletak di negara Bolivia via travel.tribunnes.com

Jalan Yungas yang terletak di negara Bolivia kerap dijuluki sebagai “Jalan Raya Kematian” akibat banyaknya kasus kecelakaan yang berujung fatal di jalan ini. Lokasinya yang ada di samping tebing dan rutenya yang berkelok-kelok serta curam menjadikan jalan ini sebagai salah satu jalan paling berbahaya di dunia.

Namun seolah ingin menantang maut, reputasi berbahaya yang disandang oleh Jalan Yungas justru malah mendorong sejumlah pecinta olah raga ekstrim untuk menjajal jalan ini. Dengan mengendarai sepeda, mereka menyusuri jalan ini untuk membuktikan mereka cukup terampil untuk menaklukkan jalan ini.

Para pesepeda di Jalan Yungas harus senantiasa bersikap waspada. Pasalnya selain karena jalan ini memiliki rute yang berbahaya, jalan ini juga kerap dilintasi oleh kendaraan lain semisal mobil. 

Setiap tahunnya, sebanyak lebih dari 25.000 orang dilaporkan mengunjungi jalan ini untuk bersepeda. Bagi mereka yang tertarik, mereka disarankan melakukan riset terlebih dahulu dan hanya menghubungi perusahaan tur dengan rekam jejak yang bagus untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Para calon pengunjung Jalan Yungas juga disarankan hanya menaiki sepeda yang sudah benar-benar mereka kuasai.

4. Berlari Sambil Dikejar Banteng
Lari Banteng Pamplona
Lari Banteng Pamplona via travel.trubus.id

Atraksi matador bukanlah satu-satunya atraksi khas bangsa Spanyol yang menggunakan banteng. Negara tetangga Perancis dan Portugal ini juga memiliki festival olah raga bernama “Lari Banteng Pamplona”.

Festival ini diselenggarakan setiap tahunnya di kota Pamplona pada bulan Juli untuk memperingati Santo Fermin. Festival ini konon sudah diselenggarakan sejak abad ke-16. Namun baru sejak abad ke-20, festival ini mulai banyak dikenal oleh orang-orang yang tinggal di luar Spanyol.

Dalam festival ini, kawanan banteng akan dilepas ke jalanan supaya bisa berlari bebas hingga ke stadion. Supaya bantengnya berlari sesuai dengan rute yang ditentukan, jalan yang hendak digunakan sebagai rute banteng akan diberi pembatas. Setiap harinya selama festival berlangsung, ada 6 ekor banteng yang dilepas untuk berlari di jalanan.

Begitu banteng-banteng tersebut dilepas, para peserta yang mengenakan pakaian serba putih akan berlari sambil berusaha menghindari banteng-banteng yang mencoba menyeruduk mereka.

Dengan melihat hal tersebut, maka bukan hal yang aneh jika kemudian ada peserta yang terluka akibat terjatuh atau terkena serudukan banteng. Setiap tahunnya, festival ini tidak pernah sepi akan korban luka. Oleh karena itulah, hanya mereka yang berusia 18 tahun yang diperbolehkan untuk ikut berlari di rute yang dilewati banteng.

Meskipun begitu, kenyataannya festival ini tidak pernah sepi akan peminat. Bahkan ada wisatawan yang sengaja datang jauh-jauh dari luar Eropa supaya bisa ikut merasakan keseruan festival ini. Pada tahun 2019, sebanyak 2 warga negara AS dilaporkan menjadi korban luka dalam festival ini.

5. Mendayung di Muara Penuh Hewan Buas
Mendayung di Muara Penuh Hewan Buas
ilustrasi Mendayung di Muara Penuh Hewan Buas via dproperty.co.id

Mendayung di alam liar identik dengan hobi yang santai. Namun bagaimana jika perairan tempat anda mendayung dipenuhi oleh hewan-hewan buas seperti kuda nil, buaya, dan bahkan ikan hiu?

Hal itulah yang dapat anda rasakan di Muara St. Lucia di Afrika Selatan. Di muara ini, selain bisa merasakan suasana alam liar, pendayung juga bakal merasakan sensasi tegang karena harus berada di tempat yang sama dengan hewan-hewan buas.

Karena lokasinya yang berada di alam liar, maka mereka yang ingin mengikuti wisata dayung macam ini harus menyiapkan diri dengan segala kemungkinan terburuk, termasuk dimakan hidup-hidup oleh hewan liar! Tidak jarang mereka yang sedang mendayung santai mendadak dicegat oleh kuda nil yang secara tiba-tiba muncul ke permukaan air.

Bagi mereka yang berminat untuk mengikuti wisata macam ini, adalah hal yang penting untuk senantiasa bersikap waspada dengan kondisi sekitar. Para pendayung juga dianjurkan untuk tidak pernah memasukkan anggota badannya ke dalam air.

Sumber :
https://listverse.com/2018/11/20/10-insane-tours-that-are-extremely-dangerous/
https://www.bbc.com/news/world-europe-48901684