Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemimpin dari Masa Cina Kuno yang Terkenal dengan Tindakan Gilanya

Cina dikenal dengan sejarahnya yang amat panjang dan beragam. Sebabnya adalah peradaban manusia sudah muncul di kawasan ini sejak masa ribuan tahun sebelum Masehi. Rakyat Cina pada masa lampau juga percaya kalau pemimpin kerajaan pada masa itu adalah sosok yang memiliki hubungan dengan para dewa.

Atas keyakinan itulah, banyak raja dan kaisar Cina yang memiliki kendali mutlak saat memerintah. Namun tidak jarang mereka menyalahgunakan kekuasaan tersebut untuk melakukan hal-hal yang kurang terpuji atau bahkan terkesan konyol. Berikut ini adalah  pemimpin dari masa Cina kuno yang diketahui pernah melakukan tindakan-tindakan gila.

Membuat Danau Berisi Minuman Keras
King Zhou
King Zhou via museumhack.com
Kita tentunya pernah mendengar istilah “kolam susu” untuk menggambarkan suatu tempat yang penuh dengan kenikmatan. Kalau untuk raja Zhou, kenikmatan macam itu bisa diwujudkan dengan membangun kolam berisi minuman anggur – dalam makna yang sesungguhnya.

Saat dirinya masih berkuasa, raja Zhou pernah memerintahkan pembangunan danau kecil yang diisi dengan minuman anggur. Danau ini cukup besar untuk diisi oleh beberapa perahu kecil sekaligus. Dengan membayangkan ukurannya saja, tentunya jumlah minuman anggur yang dibutuhkan untuk mengisi danau buatan ini sama sekali tidak sedikit.

Namun ide nyeleneh dari raja Zhou masih belum berhenti sampai di sana. Ia juga memerintahkan pembangunan pulau kecil lengkap dengan pohonnya di tengah-tengah danau. Namun pohon yang ditanam di pulau tersebut bukanlah pohon biasa, melainkan pohon buatan yang terbuat dari daging.

Setiap kali Zhou ingin menghabiskan waktu sambil bersenang-senang, Zhou akan berperahu di danau tersebut bersama dengan para gundiknya sambil memetik daging yang ada di tengah danau.

Kenikmatan duniawi yang coba diwujudkan oleh Zhou semasa bertahta berbanding terbalik dengan akhir masa pemerintahannya yang tragis. Saat timbul pemberontakan oleh mereka yang tidak menyukai kepemimpinannya, Zhou nekat mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara melakukan bakar diri. Saat raja yang baru dilantik menggantikan dirinya, ia memerintahkan penghancuran danau berisi minuman anggur tadi.

Meninggal Saat Angkat Berat
ilustrasi angkat berat
ilustrasi angkat berat via viva.co.id
Raja Wu adalah sosok yang sangat terobsesi akan keperkasaan. Menurutnya, hanya orang dengan fisik yang kuat yang pantas diserahi kekuasaan dan jabatan tinggi. Oleh karena itulah begitu ia mulai berkuasa, Wu memecat para pegawai pemerintahan yang dianggap berfisik lemah dan menggantinya dengan orang-orang yang berotot.

Untuk menentukan orang-orang yang menempati jabatan tinggi di pemerintahan, Wu akan melakukan sayembara dengan cara memerintahkan orang-orang mengangkat benda berat hingga melampaui kepalanya. 

Obsesi Wu akan keperkasaan sayangnya juga turut memberikan andil atas kejatuhannya. Suatu hari, Meng Yue yang dikenal sebagai salah satu orang terkuat di kerajaannya menantang Wu dalam kontes mengangkat periuk masak.

Saat giliran Wu untuk mengangkat periuk masak tiba, hal yang tidak diduga kemudian terjadi. Lutut Wu terkilir akibat tidak kuat menahan berat sehingga Wu kemudian jatuh tersungkur ke tanah.

Sesudah peristiwa tersebut, Wu harus menghabiskan sisa hidupnya dalam kondisi sakit-sakitan. Karena Wu menganggap kalau sakit yang dideritanya merupakan kesalahan Meng, Wu kemudian memerintahkan supaya Meng dan keluarganya dibunuh kendati Meng tidak melakukan kecurangan apapun saat menantang Wu. 

Kencing di Topi Orang Terpelajar
Kaisar Gaozu
Kaisar Gaozu via listverse.com
Bagi Kaisar Gaozu, pendidikan bukanlah hal yang penting. Menurutnya suatu negara hanya bisa mencapai kejayaannya jika memiliki militer yang kuat dan rakyatnya tunduk pada pemerintahan pusat.

Karena pola pikir itulah, Kaisar Gaozu enggan meluangkan waktunya untuk membaca buku ataupun berdiskusi mengenai filsafat. Kepada penasihatnya, Gaozu beralasan kalau membaca buku merupakan hal yang tidak berguna karena selama ini ia bisa menempati posisinya yang sekarang dengan menunjukkan keterampilannya di atas kuda.

Namun rasa tidak suka Kaisar Gaozu kepada pendidikan tidak terbatas pada sekedar enggan membaca buku. Ia juga menunjukkan rasa jijik kepada orang-orang yang menghabiskan waktu untuk membaca buku dan mengumpulkan ilmu. 

Pada masa pemerintahan Gaozu, banyak orang terpelajar yang menganut aliran Confusius dan mereka dapat dikenali dengan melihat topi berbentuk runcingnya yang khas. Saat Gaozu melihat salah seorang di antara mereka, Gaozu dikabarkan mengambil paksa topi orang tersebut dan kemudian kencing di atasnya.

Kelanjutan dari hubungan Gaozu dengan aliran Confiusius kemudian memasuki babak baru yang sama sekali tidak terduga. Gaozu yang awalnya merasa jijik dengan aliran Confusius kemudian mengubah pandangannya setelah ia membaca buku yang ditulis oleh penasihatnya sendiri mengenai kemenangan-kemenangan militer yang pernah diraihnya.

Gaozu yang merasa terkesan kemudian memerintahkan pembangunan sekolah-sekolah Confusius di seantero Cina. Ia juga menetapkan aliran Confusius sebagai ideologi kerajaannya.

Berperang Gara-Gara Kalah dalam Permainan
Kaisar Jing sedang bermain Liubo
Kaisar Jing sedang bermain Liubo via liputan6.com
Pernahkah anda bermain game ponsel dan kemudian membanting ponsel anda sendiri saat anda dalam game tersebut? Kaisar Jing juga pernah melakukan tindakan serupa. Namun konsekuensi dari tindakannya sungguh tidak main-main karena kemudian banyak nyawa manusia yang melayang. Bagaimana bisa?

Semuanya bermula ketika Kaisar Jing sedang bermain Liubo, semacam permainan khas Cina yang dimainkan di atas papan batu. Dalam permainan tersebut, Kaisar Jing mengalami kekalahan yang membuatnya merasa begitu kesal. Dalam kekesalannya tersebut, Kaisar Jing melempar papan Liubo ke arah lawan mainnya. 

Papan batu tersebut langsung mengenai kepalanya dan menewaskannya di tempat. Masalah baru langsung timbul karena orang yang tewas tersebut adalah putra dari pemimpin Kekaisaran Wu. Merasa tidak terima akan kematian yang menimpa anaknya, Kaisar Wu kemudian mengajak 7 kerajaan lainnya untuk memberontak dan bersama-sama memerangi Jing.

Namun Jing nampaknya jauh lebih terampil dalam mengikuti peperangan di dunia nyata dibandingkan saat harus “berperang” di atas papan Liubo. Ia berhasil menumpas pemberontakan tersebut dan menghukum mereka dengan cara mengecilkan wilayah dari kerajaan-kerajaan yang terlibat pemberontakan.

Berkeliaran Sambil Telanjang
ilustrasi perang
ilustrasi perang via goodfon.com
Masa pemerintahan awal Kaisar Wenxuan pada awalnya berjalan lancar. Namun seiring berjalannya waktu, Wenxuan mulai terjerumus dalam kecanduan alkohol sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan tugasnya sebagai kaisar dengan optimal.

Setiap kali Wenxuan merasa mabuk berat, ia bakal kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan kerap melakukan hal-hal gila. Ia dilaporkan kerap memakai make up di wajahnya dan kemudian berjalan-jalan ke ruangan bangsawan sambil bertelanjang bulat. Ia bahkan diketahui berkeliaran dalam kondisi telanjang bulat kendati musim dingin sedang berlangsung.

Namun kegilaan Wenxuan saat mabuk berat masih belum berhenti sampai di sana. Ketika ia merasa mabuk, Wenxuan jadi begitu mudah membunuh setiap orang yang ditemuinya. Dalam satu kesempatan, Wenxuan diketahui nekat membunuh seorang wanita yang berpapasan dengan dirinya di jalan.

Kasus pembunuhan tadi bukanlah satu-satunya kasus yang pembunuhan dilakukan oleh Wenxuan saat dirinya sedang sambuk berat. Sebagai solusi atas tindakan Wenxuan tersebut, menteri Wenxuan lantas selalu bersiap melakukan tindakan antisipasi.

Setiap kali Wenxuan menunjukkan tanda-tanda sedang mabuk berat, sang menteri akan memerintahkan supaya tahanan yang hendak dihukum mati segera dibawa ke hadapan Wenxuan. Dengan begitu, saat Wenxuan pada akhirnya membunuh seseorang sembari mabuk, orang yang ia bunuh bukanlah orang yang sama sekali tidak bersalah.

Sumber :
https://listverse.com/2017/01/12/10-crazy-stories-about-the-rulers-of-ancient-china/