5 Pemain Sepak Bola Ini Terkenal Bukan Karena Keahliannya Menendang Bola
Sepak bola bukan hanya seputar permainan mengadu kebolehan dengan menggunakan kaki. Ada juga sejumlah pemain sepak bola yang terkenal bukan semata karena keahliannya menendang bola, tetapi karena hal-hal lain yang membuatnya begitu dikenang oleh para penikmat sepak bola. Berikut ini adalah 5 contoh pemain tersebut :
Terkenal Karena Pernah Menggigit Pemain Lawan
Luis Suarez via mediaindonesia.com |
Rasanya tidak akan ada yang membantah kalau ada yang menyebut kalau Luis Suarez adalah salah satu penyerang terbaik di dunia. Sebabnya tidak lain karena sepanjang karirnya, pemain berkebangsaan Uruguay ini sudah mencetak begitu banyak gol di klub-klub yang dibelanya. Di Barcelona misalnya, pemain ini memiliki peran penting dalam membantu Barcelona merengkuh trofi Liga Champions pada tahun 2015.
Namun kehebatan Suarez tersebut sayangnya harus diikuti juga dengan rentetan kontroversi yang pernah dibuatnya. Dari sekian banyak kontroversi yang pernah dilakukannya, menggigit pemain lawan adalah salah satu yang paling menonjol. Pasalnya Suarez bukan hanya sekali pernah menggigit pemain lawan, tetapi tiga kali!
Suarez diketahui pertama kali menggigit pemain lawan ketika ia masih menjadi pemain Ajax Amsterdam. Kejadian tersebut terjadi pada tahun 2010 saat Ajax berhadapan dengan PSV Eindhoven. Akibat kejadian tersebut, Suarez dijatuhi larangan bermain 7 pertandingan.
Suarez kembali mengulangi perbuatannya tersebut saat ia memperkuat Liverpool. Pada tahun 2013, saat Liverpool berhadapan melawan Chelsea, Suarez menggigit lengan pemain Chelsea yang bernama Branislav Ivanovic. Akibatnya sudah bisa diduga. Suarez pun kembali dijatuhi hukuman larangan bermain sebanyak 10 pertandingan.
Hanya berselang setahun kemudian, Suarez lagi-lagi melakukan tindakan kontroversialnya tersebut saat ia memperkuat timnas Uruguay di Piala Dunia 2014. Kali ini yang jadi korban adalah bek Italia, Giorgio Chiellini.
Terkenal Karena Pernah Menendang Penonton
Eric Cantona via bogor.tribunnews.com |
Bagi anda yang sudah mengikuti Liga Inggris sejak medio 90-an, nama Eric Cantona tentunya bukanlah nama yang asing bagi anda. Ya, itu adalah nama dari pemain depan berkebangsaan Perancis yang pernah membela Manchester United (MU). Saat masih aktif bermain, Cantona dikenal sebagai salah satu penyerang tertajam pada masanya.
Namun Cantona bukan hanya dikenal dengan keganasannya di depan gawang. Pemain ini juga terkenal akan sifatnya yang temperamental. Tidak tanggung-tanggung, Cantona diketahui pernah menendang penonton di tengah-tengah berlangsungnya pertandingan.
Insiden tersebut terjadi pada tahun 1995 saat MU berhadapan dengan Crystal Palace. Semuanya bermula ketika Cantona menendang pemain Palace, Richard Shaw, akibat frustrasi terus menerus ditempel ketat oleh Shaw. Wasit yang memergoki insiden tersebut langsung mengeluarkan kartu merah kepada Cantona.
Saat Cantona sedang berjalan gontai ke pinggir lapangan, seorang suporter Palace meneriakkan ejekan berbau rasial kepada Cantona. Mendengar ejekan tersebut, Cantona yang masih diliputi amarah langsung bergegas menuju tribun penonton dan menendang suporter tersebut.
Insiden tersebut lantas dikenal dengan istilah “tendangan kung fu Cantona” karena Cantona nampak menendang penonton tadi sambil melompat di udara. Karena tindakan Cantona tersebut dianggap sudah melampaui batas, lembaga sepak bola Inggris lantas menjatuhi hukuman larangan bertanding selama 8 bulan. Sudah jatuh tertimpa tangga, insiden ini juga membuat Cantona tidak pernah lagi memperkuat timnas Perancis.
Terkenal Karena Pandai Melempar Bola
Rory Delap via football-addict.com |
Sepak bola memang dimainkan dengan menggunakan kaki. Namun dalam kondisi tertentu semisal saat bola keluar dari lapangan permainan, maka pemain diperbolehkan menggunakan tangan untuk melakukan lemparan ke dalam lapangan supaya permainan bisa kembali dilanjutkan.
Lemparan ke dalam kerap dianggap sebagai hal yang remeh dalam pertandingan sepak bola. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Rory Delap. Pasalnya mantan pemain Stoke City ini memiliki keahlian melempar bola yang luar biasa.
Saking kencang dan akuratnya lemparan ke dalam yang ia lakukan, rekan-rekan setimnya bisa memanfaatkan bola hasil lemparan tersebut untuk mencetak gol. Tidak mengherankan jika kemudian insiden lemparan ke dalam yang terjadi di sekitar kotak penalti kerap mengundang rasa was-was dari tim lawan.
Menurut Martin O’Neill yang pernah merasakan sendiri kehebatan lemparan Delap saat timnya, Aston Villa, dikalahkan oleh Stoke City, Delap bisa melemparkan bola hingga sejauh 40 meter secara akurat dengan kecepatan bola mencapai 60 km/jam. David Moyes selaku mantan pelatih Everton turut melontarkan kekaguman serupa dan menjuluki Delap sebagai “manusia ketapel”.
Sebelum menjadi pesepak bola profesional, Delap sendiri diketahui memang pernah menjadi atlet lempar galah untuk tim sekolahnya. Delap sendiri mungkin tidak akana menyangka kalau keterampilannya tersebut kelak bakal turut melambungkan namanya di cabang olah raga yang lain.
Terkenal Karena Memakai Kacamata
Edgar Davids via twitter.com |
Melihat orang memakai kacamata bukanlah pemandangan yang aneh. Pasalnya bagi sejumlah orang yang memiliki masalah penglihatan, memakai kacamata bisa memakai solusi supaya bisa beraktivitas sehari-hari tanpa kendala. Namun bagaimana jika yang memakai kacamata adalah pesepak bola dan ia memakainya saat pertandingan?
Edgar Davids adalah nama dari pesepak bola Belanda kelahiran Suriname yang berposisi sebagai gelandang bertahan. Dari segi postur, Davids tergolong sebagai pemain mungil karena tinggi badannya tidak sampai 170 cm. Namun postur kecilnya tersebut berhasil ia tutupi dengan gaya permainannya yang amat ngotot. Sampai-sampai ia mendapatkan julukan “Pitbull” (sejenis anjing).
Semasa masih aktif bermain, Davids memiliki peran penting dalam membawa Juventus mendominasi kancah sepak bola Italia dan Eropa pada tahun 90-an hingga awal 2000-an. Selain dikenal lewat gaya permainannya yang penuh semangat, Davids juga menonjol karena penampilannya yang sungguh unik. Setiap kali ia bermain, Davids nampak selalu mengenakan kacamata.
Davids sendiri mengenakan kacamata bukan semata untuk gaya-gayaan. Ia ternyata memang memiliki masalah pada penglihatannya. Pada tahun 1999, Davids dinyatakan menderita glaukoma, suatu kondisi di mana tekanan pada bola mata meningkat sehingga penglihatan orang tersebut bakal mengalami gangguan.
Setelah selesai menjalani operasi, Davids kemudian mengenakan kacamata. Namun bukannya membuat permainannya terganggu, kacamata tersebut kemudian malah membuat penampilannya nampak semakin khas dan menonjol dibandingkan pemain-pemain lainnya.
Terkenal Karena Bermain “Cilukba” di Lapangan
Sergio Busquet via sport.detik.com |
Diving adalah suatu tindakan di mana seorang pemain berpura-pura dilanggar oleh pemain lain. Tujuannya adalah supaya tim yang dibelanya mendapatkan tendangan penalti atau tendangan bebas di daerah pertahanan lawan.
Diving juga bisa membuat pemain lawan menerima kartu jika wasit mengira kalau pelaku diving baru saja menjadi korban pelanggarna keras. Namun jika wasit tahu kalau pemain yang melakukan diving tersebut hanya berpura-pura, maka justru pemain tersebut yang bakal dihadiahi kartu kuning.
Walaupun diving tergolong sebagai tindakan yang kurang terpuji, nyatanya tetap banyak pemain yang melakukan tindakan tersebut. Dari sekian banyak kasus diving yang pernah terjadi, salah satu yang paling terkenal pernah dilakukan oleh gelandanag Barcelona, Sergio Busquet, di tahun 2010.
Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2010 saat Barcelona berhadapan dengan Inter Milan di semifinal Liga Champions 2010. Saat sedang berada di dekat gelandang Inter, Thiago Motta, Busquet kemudian menjatuhkan diri di tanah sambil memegangi wajahnya. Wasit yang mengira kalau Motta baru saja menyenggol wajah Busquet langsung memberikan kartu merah kepada Motta.
Busquet sendiri diketahui hanya melakukan diving karena saat sedang terbaring di atas lapangan, ia nampak membuka sedikit tangannya supaya bisa mengintip keadaan sekitar. Seolah-olah ia sedang bermain cilukba.
Kalah jumlah pemain, Inter kemudian langsung menerapkan taktik bertahan total di sisa waktu pertandingan. Inter pada akhirnya memang kalah dengan skor 0-1. Namun karena di leg pertama Inter berhasil mengalahkan Barcelona dengan skor 3-1, Inter berhak melaju ke babak final untuk menghadapi Bayern Muenchen.
Sumber :
https://www.businessinsider.com/luis-suarez-biting-history-2014-6
https://en.wikipedia.org/wiki/Eric_Cantona
https://en.wikipedia.org/wiki/Rory_Delap
https://en.wikipedia.org/wiki/Edgar_Davids
https://myphonefootball.com/2019/07/edgar-davids-glasses.html
https://www.liputan6.com/bola/read/274890/motta-minta-uefa-tindak-busquets