Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Hukuman Mati Paling Mengerikan Menggunakan Hewan Sebagai Algojonya

Hewan memiliki peran yang tak terpisahkan dalam perjalanan sejarah manusia. Selain untuk dijadikan sumber makanan, manusia juga menjinakkan hewan untuk beragam keperluan. Menjadikan hewan sebagai algojo untuk membunuh manusia lain adalah contoh dari metode pemanfaatan hewan yang ternyata cukup sering dilakukan di masa lalu. Berikut ini adalah metode hukuman mati memakai hewan.

Diadu Dengan Hewan Buas
Diadu Dengan Hewan Buas
Diadu Dengan Hewan Buas via intisari.grid.id
Sudah menjadi pengetahuan kalau penduduk Romawi Kuno menyukai tontonan yang penuh darah dan kekerasan. Pertunjukan gladiator adalah contoh dari pertunjukan tersebut. Dalam atraksi gladiator, para tahanan akan dipaksa bertarung satu sama lain di arena hingga salah satu dari mereka tewas.

Gladiator sendiri bukanlah satu-satunya atraksi hiburan penuh darah yang pernah digelar oleh bangsa Romawi. Damnatio ad bestias adalah nama dari atraksi tersebut. Sahabat anehdidunia.com selain untuk memberikan hiburan kepada penonton, atraksi ini juga dimaksudkan sebagai cara untuk melakukan hukuman mati sambil memberikan peringatan kepada siapapun supaya tidak macam-macam dengan pemerintah Romawi.

Dalam atraksi damnatio ad bestias, para budak atau tahanan akan ditempatkan di arena terbuka. Kemudian hewan-hewan buas seperti singa atau macan akan dilepaskan ke dalam arena. Hewan tersebut kemudian akan menyerang tahanan malang tadi dan memakannya hidup-hidup. Supaya pertunjukannya terasa semakin seru dan berdarah, hewan yang akan dilepaskan ke arena sengaja tidak diberi makan terlebih dahulu.

Di alam liar, singa normalnya tidak akan menyerang manusia jika tidak benar-benar terpaksa. Untuk mengatasinya, Romawi pun memperkerjakan pawang khusus yang bernama bestiarii. Tugas bestiarii adalah merawat hewan buas tersebut sambil melatihnya supaya berperilaku buas saat dilepaskan ke arena pertunjukan. Supaya hewan buas yang dilatihnya mau menyerang manusia secara naluriah, bestiarii bakal memberi makan hewan-hewan buas tersebut dengan daging manusia.

Diseret Oleh Kuda Hingga Putus
Diseret Oleh Kuda Hingga Putus
ilustrasi Diseret Oleh Kuda Hingga Putus via ascensionortho.com
Eropa pada Abad Pertengahan merupakan periode yang amat keras. Pasalnya selama periode tersebut, perang antar bangsawan maupun kerajaan merupakan hal yang amat lazim terjadi. Sebagai cara untuk menunjukkan kehebatan sekaligus menghukum piha-pihak yang tidak sejalan, para penguasa dan panglima perang di masa itupun memiliki metode yang kejam dalam menghabisi lawannya.

Quartering adalah contoh dari metode eksekusi mati tersebut. Dalam metode ini, mula-mula kedua tangan dan kaki korban diikat dengan tali. Masing-masing tali tersebut terhubung pada 4 ekor kuda. Keempat ekor kuda tersebut kemudian diperintahkan untuk berlari ke arah yang berbeda.

Akibat ditarik ke 4 penjuru berbeda, korban pun kemudian tewas dalam kondisi tangan dan kakinya terpisah-pisah. Sahabat anehdidunia.com membayangkannya saja bakal membuat siapapun merasa ngeri. Apalagi bagi korban sendiri yang harus tewas dengan cara sesadis itu. Jika itu masih belum cukup, korban yang hendak dieksekusi memakai metode quartering biasanya juga sudah disiksa terlebih dahulu.

Jika keempar ekor kuda tadi tidak berhasil membuat tangan dan kaki korban terputus, maka seorang algojo akan membuat irisan kecil pada bagian-bagian tubuh korban supaya anggota badannya lebih mudah terputus.

Tidak jarang korban quartering masih berada dalam kondisi hidup meskipun tangan dan kakinya sudah terpisah dari badannya. Jika itu yang terjadi, maka tubuh korban akan dipotong-potong lagi sebelum kemudian dibakar. 

Diinjak-Injak Oleh Gajah
Diinjak-Injak Oleh Gajah
Diinjak-Injak Oleh Gajah via kurio.id
Gajah merupakan hewan darat terbesar di dunia. Karena gajah memiliki ukuran yang besar, hewan ini pun memiliki tenaga yang perkasa. Gajah juga tergolong sebagai hewan yang cerdas sehingga manusia bisa menjinakkan gajah untuk melakukan aneka macam keperluan. Misalnya untuk dijadikan hewan angkut atau untuk membantu merobohkan pepohonan.

Di masa lampau, gajah juga dimanfaatkan untuk keperluan perang dan hukuman mati. Sebagai contoh, panglima perang Makedonia Kuno yang bernama Perdiccas dilaporkan pernah menghukum mati para pemberontak dengan cara memerintahkan gajahnya menginjak-injak para pemberontak tersebut hingga tewas.

Metode eksekusi memakai gajah sendiri tergolong sebagai cara yang kurang lazim di Eropa dan Asia Barat karena gajah bukanlah yang lazim ditemui di wilayah tersebut. Namun tidak demikian halnya di India dan Asia Tenggara. 

Karena wilayah tersebut memiliki populasi gajah Asia yang berjumlah besar, metode eksekusi memakai gajah pun menjadi metode yang cukup sering dilakukan. Sahabat anehdidunia.com di wilayah-wilayah tersebut, metode eksekusi memakai gajah dikenal dengan sebutan gunga rao. 

Jika dibandingkan dengan hewan buas lain, ada alasan khusus mengapa gajah menjadi paling sering digunakan oleh kalangan penguasa di India untuk eksekusi mati. Karena gajah merupakan hewan yang mudah diajari oleh manusia, gajah bisa diberi perintah untuk tidak langsung membunuh korbannya, tetapi menginjak dulu lengan korbannya hingga remuk sebelum kemudian menginjak tengkoraknya.

Dimakan Hidup-Hidup Oleh Tikus
Dimakan Hidup-Hidup Oleh Tikus
Dimakan Hidup-Hidup Oleh Tikus via wiken.grid.id
Tikus merupakan hewan yang kerap dianggap sebagai gangguan oleh manusia. Pasalnya hewan ini kerap memakan simpanan makanan milik manusia dan merusak perabotan dengan giginya yang kuat. Bukan hanya itu, tikus juga bisa menyebarkan penyakit-penyakit berbahaya seperti pes dan leptospirosis. Namun tahukah anda kalau tikus juga dimanfaatkan sebagai algojo hukuman mati.

Rat torture (penyiksaan memakai tikus) adalah nama dari metode eksekusi tersebut. Dalam metode ini, mula-mula tahanan akan diikat dengan posisi telentang. Sesudah itu, kandang berisi tikus besar akan ditaruh di atas tubuh tahanan yang hendak dieksekusi. Bagian bawah kandang tersebut berada dalam kondisi terbuka sehingga tikus bisa bersentuhan langsung dengan tubuh sang tahanan.

Kandang tadi kemudian akan dipanaskan secara perlahan. Saat kandang berubah menjadi panas, tikus yang ada di dalamnya secara otomatis mulai panik. Karena menggeregoti kandang yang berada dalam kondisi panas tidaklah mungkin, tikus itupun mencoba keluar dari kandang dengan menggigiti perut sang tahanan. 

Akibatnya, tahanan tersebut hanya bisa menahan rasa sakit saat ada tikus yang masuk dan menggeregoti isi perutnya hidup-hidup. Metode ini konon pertama kali digunakan pada abad ke-17 di Belanda oleh Diederik Sonay sebagai cara untuk menghukum mati para pemberontak. Pada abad ke-20, metode ini diyakini masih digunakan oleh diktator Chili, Augusto Pinochet, untuk menyiksa lawan-lawan politiknya.

Digerogoti Serangga dari Luar dan Dalam
Digerogoti Serangga dari Luar dan Dalam
ilustrasi Digerogoti Serangga dari Luar dan Dalam via liputan6.com
Dari sekian banyak metode penyiksaan memakai hewan, mungkin tidak ada yang tingkat kesadisannya melampaui scaphism. Metode ini penyiksaan ini memang “hanya” memakai serangga kecil sebagai hewan algojonya, namun teknik eksekusinya yang begitu brutal bakal membuat siapapun merasa mual dan ngilu saat harus membayangkannya.

Scaphism dipraktikkan oleh bangsa Persia (sekarang Iran) sejak abad ke-5 SM. Dalam metode ini, mula-mula korban yang dieksekusi akan dipaksa memakan madu dan susu hingga muntah. Tubuh korban juga disiram dengan memakai susu dan madu.

Dengan tubuh yang masih belepotan susu dan madu, korban kemudian dibawa ke tempat terbuka dan diikat di sana. Sahabat anehdidunia.com karena tubuh korban penuh dengan cairan manis, serangga-serangga seperti lebah dan semut pun mulai berdatangan mengerubungi tubuh korban. 

Saat itulah, serangga-serangga tersebut menggigiti korban karena tidak bisa membedakan daging korban dengan cairan manis. Namun penderitaan yang harus dialami korban masih belum berhenti sampai di sana. 

Karena sebelum ini ia dipaksa makan susu dan madu dalam jumlah yang begitu banyak, serangga tadi ada yang masuk ke dalam tubuh korban. Akibatnya, korban pun kini harus menahan rasa sakit karena digerogoti oleh serangga dari dalam dan luar sekaligus. Sesudah beberapa hari, korban akan mati dengan kondisi tubuh yang penuh lubang dan belatung.

Sumber :
https://www.livescience.com/53615-horrors-of-the-colosseum.html
http://www.lordsandladies.org/execution-by-quartering.htm
https://www.ancient-origins.net/history-ancient-traditions/execution-elephant-gory-method-capital-punishment-004932
https://allthatsinteresting.com/worst-execution-methods/10
https://allthatsinteresting.com/rat-torture-method