Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Gila yang Pernah Dilakukan Manusia untuk Mengendalikan Cuaca

Sejak masa lampau, orang-orang sudah lama memiliki keinginan untuk bisa mengendalikan cuaca. Sebabnya tidak lain karena kehidupan manusia senantiasa bergantung pada cuaca. Jika hujan yang turun di suatu daerah terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka daerah tersebut menjadi tidak layak untuk ditempati oleh. Itulah sebabnya dalam sejarahnya, manusia melakukan segala macam cara supaya bisa memanipulasi cuaca dan fenomena alam di langit. Berikut ini adalah metode-metode unik dan terkesan gila yang pernah dilakukan manusia untuk memanipulasi cuaca.

Memakai Senjata Api untuk Menghentikan Hujan Es
Memakai Senjata Api untuk Menghentikan Hujan Es
Memakai Senjata Api untuk Menghentikan Hujan Es via nzplaces.nz
Di wilayah 4 musim, badai yang disertai dengan hujan es bakal senantiasa menjadi mimpi buruk. Pasalnya bongkahan es beserta udara dingin yang menerpa lahan pertanian bisa membuat lahan tersebut mengalami gagal panen. Dampaknya bukan hanya kaum petani yang merugi, tetapi wilayah setempat juga terancam mengalami bencana kelaparan.

Itulah sebabnya sejak masa lampau, manusia selalu mencari cara untuk menghentikan hujan es atau setidaknya meminimalkan kerusakan yang ditimbulkannya. Namun akibat keterbatasan teknologi dan pemahaman mengenai hujan es, orang-orang pun menggunakan segala macam cara demi menghentikan hujan es.

Di Eropa Barat, pada awalnya orang-orang mencoba menghentikan hujan es dengan cara membunyikan lonceng gereja sekeras mungkin. Karena tindakan mereka semakin lama dianggap semakin melampaui batas dan mengganggu ketertiban, pada abad ke-8 raja Charlemagne sampai harus mengeluarkan perintah supaya orang-orang tidak membunyikan lonceng setiap kali hujan es turun.

Namun ternyata tindakan mereka masih belum berhenti sampai di sana. Mereka juga beramai-ramai menembakkan panah ke arah awan. Sahabat anehdidunia.com saat penduduk Eropa mulai mengenal penggunaan senjata api, giliran senapan dan meriam yang digunakan untuk menembaki langit. 

Hasilnya seperti yang sudah bisa diduga. Tetap saja mereka tidak berhasil menghentikan hujan es. Justru yang tercipta kemudian adalah polusi suara dan peluru yang terbuang sia-sia. Tidak mengherankan jika kemudian pada pertengahan abad ke-18, pemerintah Austria melarang penggunaan senjata api untuk menghentikan hujan es.

Meskipun begitu, genderang perang melawan hujan es nyatanya masih tetap berlangsung. Pada permulaan abad ke-20, insinyur Austria yang bernama Albert Steiger pernah menciptakan meriam raksasa setinggi 5 meter untuk melenyapkan awan pembawa hujan es dan mengubahnya menjadi hujan.

Pakar meteorologi asal Australia yang bernama Clement Wragge merasa terkesan akan meriam tersebut dan kemudian membeli 6 meriam buatan Wragge. Wragge ingin memanfaatkan meriam tersebut untuk menciptakan hujan dan menyuburkan kebun anggur di negaranya. Namun meskipun meriam tersebut sudah ditembakkan ke arah langit selama sekitar 2 menit, tidak ada hujan yang turun.

Melelehkan Kutub Utara dengan Tembok Laut dan Nuklir
Melelehkan Kutub Utara dengan Tembok Laut dan Nuklir
Melelehkan Kutub Utara via gatra.com
Jika bicara soal gunung es, maka nama Titanic seketika bakal langsung muncul di benak banyak orang. Pasalnya di bulan April 1912, kapal penumpang raksasa tersebut harus tenggelam di tengah-tengah Samudera Atlantik usai bertabrakan dengan gunung es. Walaupun peristiwanya sudah berlangsung lebih dari seabad yang lalu, peristiwa ini tetap diingat oleh banyak orang karena pernah diabadikan dalam film berjudul “Titanic” yang dirilis pada tahun 1998.

Momok yang ditunjukkan oleh gunung es lantas mendorong orang-orang pada permulaan abad ke-20 untuk mencari solusinya. Carroll Livingston Riker adalah salah satunya. Insinyur asal New York tersebut pernah mengusulkan rencana untuk membangun tembok laut raksasa sepanjang 320 km di sebelah timur Newfoundland, Kanada.

Menurut Riker, tembok tersebut jika sudah jadi bakal membelokkan Arus Labrador yang dingin ke arah timur. Arus yang sudah dibelokkan tersebut kemudian akan bercampur dengan Arus Teluk yang datang dari arah selatan. Jika segalanya berjalan sesuai dengan keinginan Riker, maka lapisan es di Greenland secara berangsur-angsur akan menipis sehingga ancaman gunung es di Samudera Atlantik sebelah utara bisa dihilangkan.

Rencana Riker pada akhirnya tidak pernah terwujud karena biaya pembangunan tembok tersebut diperkirakan bisa menghabiskan dana hingga 190 juta dollar. Namun mungkin sudah selayaknya rencana Riker tidak sampai terwujud karena walaupun bahaya gunung es bisa dihilangkan, ada dampak negatif baru yang siap mengintai jika lapisan es di Kutub Utara sampai menghilang.

Riker bukanlah satu-satunya orang yang memiliki wacana untuk menghilangkan lapisan es di Kutub Utara. Pada tahun 1945, seorang ilmuwan asal PBB yang bernama Julian Huxley pernah mengusulkan agar bom nuklir diledakkan secara besar-besaran di Kutub Utara untuk melelehkan lapisan es di atasnya supaya Bumi berubah menjadi hangat.

Seperti halnya Riker, usulan Huxley tersebut juga tidak diindahkan. Salah satunya karena Huyley mengajukan rencana tersebut tidak lama setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Jepang yang merenggut ratusan ribu korban jiwa. Sementara tidak lama sesudah Perang Dunia II, negara-negara adidaya sedang mencari cara untuk membatasi keberadaan senjata pemusnah massal, termasuk nuklir. 

Meledakkan Bom di Langit Untuk Menciptakan Hujan
Meledakkan Bom di Langit Untuk Menciptakan Hujan
Meledakkan Bom di Langit via republika.co.id
Menciptakan hujan sudah menjadi obsesi orang-orang sejak zaman dahulu. Sebabnya tidak lain karena jika tidak ada hujan, maka wilayah tersebut akan menjadi terlampau kering untuk ditinggali.
Robert St. George Dyrenforth adalah satu dari sekian banyak orang yang memiliki ambisi menciptakan hujan. Apa yang membuat dia berbeda dari pawang-pawang hujan lainnya adalah metode yang digunakannya. 

Untuk memanggil hujan pada tahun 1891, Robert menyiapkan layang-layang raksasa, balon setinggi 6 meter, serta timbunan bubuk mesiu dan bahan peledak. Sahabat anehdidunia.com Robert meyakini bahwa jika ia meledakkan bom secara besar-besaran di langit, maka hujan akan turun dan membasahi tanah di bawahnya.

Robert melakukan upayanya tersebut selama lebih dari satu tahun di berbagai negara bagian Amerika Serikat. Namun karena metodenya tidak efektif mendatangkan hujan dan hanya menciptakan suara ribut yang mengganggu warga setempat, Kongres Amerika Serikat yang pada awalnya bersedia mendanai Robert menolak untuk melanjutkan pendanaan pada akhir tahun 1892.

Membakar Hutan untuk Menciptakan Hujan
Membakar Hutan untuk Menciptakan Hujan
Membakar Hutan untuk Menciptakan Hujan via indopolitika.com
Di masa kini, kegiatan membakar hutan biasanya dilakukan untuk menghilangkan pepohonan yang ada di tempat tersebut supaya bekas lahannya bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk dijadikan lahan perkebunan.

Namun alasan kenapa manusia membakar hutan secara sengaja ternyata bukan hanya itu. Pada tahun 1836, James Pollard Espy yang berprofesi sebagai kepala badan meteorologi AS pernah memiliki wacana nyeleneh untuk membakar hutan di negaranya. Tujuannya? Untuk menciptakan hujan buatan. 

Espy meyakini bahwa awan hujan tercipta ketika ada udara panas yang naik ke atas. Jadi jika suatu hutan dibakar secara sengaja, maka udara panas yang muncul dari kebakaran tersebut bakal menciptakan awan hujan. Untuk mewujudkan usulannya ini, Espy bahkan sempat meminta supaya pemerintah AS memberikan lahan hutan seluas hampir 1.000 kilometer persegi kepadanya.

Usulan Espy tersebut untungnya tidak sampai terwujud menjadi kenyataan. Pasalnya wacana Espy tersebut dianggap tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Jika awan hujan memang bisa dibuat dari kebakaran hutan atau lahan, mengapa banyak kasus kebakaran hutan yang terjadi tanpa diikuti oleh turunnya hujan?

Penolakan juga datang dari kalangan politikus. Senator asal Kentucky yang bernama John Crittenden mengklaim bahwa jika Espy pada akhirnya berhasil menemukan cara untuk menciptakan awan hujan, maka kelak mungkin dia juga bakal memiliki kemampuan untuk mencegah munculnya awan hujan.

referensi :
https://listverse.com/2020/06/20/top-10-crazy-stories-of-weather-modification/
https://www.politico.com/magazine/story/2015/04/congress-scheme-to-shoot-rain-from-the-skies-1891-117361