Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Psikopat Yang Mencoba Menghilangkan Jejak Dengan Cara Gila

Menghilangkan nyawa orang lain tergolong sebagai tindak kejahatan yang amat serius. Terlebih lagi jika peristiwanya dilakukan di negara yang masih mengakui hukuman mati. Itulah sebabnya mereka yang nekat melakukan pembunuhan akan melakukan segala cara supaya mayat korbannya tidak ditemukan oleh polisi. Berikut ini adalah 4 hal yang pernah dilakukan oleh para pembunuh berantai untuk menghilangkan mayat korbannya.

Menyembunyikan Mayat di Tembok
John Christie
John Christie via independent.co.uk
John Christie adalah pembunuh berantai asal Inggris yang beraksi antara tahun 1940 hingga 1950-an. Selama beraksi, ia sudah melakukan pembunuhan kepada lebih dari 6 orang, termasuk istrinya sendiri. Semuanya bermula ketika John dan istrinya, Ethel, pindah ke rumah baru yang terletak di London Barat pada tahun 1938.

Saat John melakukan aksi-aksi pembunuhan pertamanya, ia pada awalnya menyembunyikan mayat korbannya di halaman rumah. Salah satu korban John adalah tetangganya sendiri yang bernama Beryl Evans. Setelah membunuh Beryl, John kemudian membuang mayatnya ke dalam parit. Tragisnya, polisi mengira kalau yang membunuh Beryl adalah suaminya sendiri sehingga suami Beryl pun ditangkap sebelum kemudian dihukum mati.

John sendiri masih tetap melanjutkan aksi pembunuhan berantainya. Karena ia tidak memiliki cukup ruang lagi di halaman rumahnya, ia memutuskan untuk membongkar tembok dapurnya sendiri dan kemudian menaruh mayat korbannya di dalam tembok. Ada 3 mayat wanita yang disembunyikan oleh John di dalam tembok dapurnya.

Waktu berlalu, bau busuk yang datang dari temboknya menyebabkan John tidak betah lagi untuk tinggal di rumahnya sendiri. Ia pun memutuskan untuk pindah ke tempat lain. Saat rumah tersebut ditempati oleh penghuni baru, mereka juga merasa mual akan bau yang ditimbulkan oleh mayat dalam temboknya, namun tidak tahu dari mana asalnya.

Mereka akhirnya mengetahui sumber bau tersebut setelah melakukan renovasi pada dapurnya. John lantas ditangkap dan dinyatakan bersalah karena sudah melakukan pembunuhan. Atas perbuatannya ini, John dihukum gantung pada tahun 1953.

Melarutkan Mayat Memakai Air Keras
John George Haigh
John George Haigh via aetv.com
John George Haigh adalah pria asal Inggris yang pernah melakukan pembunuhan kepada 6 orang berbeda sepanjang tahun 1944 hingga 1949. Sebelum melakukan pembunuhan, John memiliki rekam jejak yang akrab dengan dunia kriminal karena ia pernah dipenjara selama 4 tahun akibat kasus penipuan.

Setelah bebas dari jeruji besi, John ternyata masih belum jera dan kembali terjerumus ke dalam aktivitas penipuan. Bahkan kali ini ia tidak segan-segan mencabut nyawa orang lain demi mencukupi kebutuhan finansialnya sendiri.

Korban-korban pertama John adalah seorang pria dan orang tuanya. Mula-mula, ia memancing para korbannya untuk datang ke kediamannya di London. Saat mereka sudah sampai di sana, John kemudian membunuh mereka dan kemudian membuat dokumen palsu supaya ia bisa mendapatkan hak kepemilikan atas tanah mereka.

Korban berikutnya adalah pasangan kaya raya yang ia bunuh dengan cara ditembak. Seperti para korban pertamanya, John juga membuat dokumen palsu supaya ia bisa memiliki properti mereka. Korban terakhir John adalah seorang wanita tua yang mengenakan perhiasan mahal. Setelah John membunuh korbannya yang satu ini, ia kemudian merampas pakaian dan perhiasannya.

Untuk menyembunyikan aksinya, John melenyapkan mayat korban-korbannya dengan cara merendam mereka dalam larutan air keras. John juga mengaku sempat meminum darah para korban sebelum melenyapkan mayatnya. Rentetan aksi sadisnya baru berhenti setelah ia ditangkap dan dihukum mati pada tahun 1949 di Penjara Wandsworth.

Menyembunyikan Mayat Dalam Tong
Bela Kiss
Bela Kiss via youtube.com
Bela Kiss adalah nama dari seorang pria asal Hongaria yang sudah membunuh setidaknya 24 orang. Hampir semua korban Bela adalah wanita. Saat menjalankan aksinya, Bela akan memasang iklan kalau dirinya sedang mencari jodoh. Supaya korbannya tertarik, Bela juga mengesankan dirinya sebagai pria mapan yang siap menanggung kebutuhan finansial istri barunya.

Begitu korban Bela sudah tiba di kota tempatnya tinggal, Bela akan langsung membunuh korbannya dengan cara mencekiknya. Tidak diketahui kapan Bela melakukan pembunuhan pertamanya, namun ia diketahui pertama kali memasang iklan untuk memikat korbannya pada tahun 1903.

Setelah membunuh korbannya, Bela kemudian akan menyimpan mayat korbannya dalam tong-tong yang sudah diisi dengan alkohol agar bau busuknya tidak menyebar. Para tetangga Bela sendiri mengira kalau Bela menyimpan banyak tong di halaman rumahnya karena Bela menggunakan tong-tong tersebut untuk menyimpan minuman keras.

Ketika Perang Dunia I meletus, Bela kemudian pergi meninggalkan rumahnya untuk mengikuti wajib militer. Pada tahun 1916, beredar kabar angin kalau Bela sudah meninggal dalam perang. Pemilik rumah sewa tempat Bela tinggal kemudian pergi ke rumah Bela untuk merapikan rumahnya supaya ia bisa menyewakannya kembali.

Saat ia memeriksa tong-tong yang ada di rumah Bela, ia begitu terkejut karena tong-tong tersebut ternyata berisi mayat manusia. Yang lebih menakutkannya lagi, mayat-mayat tersebut memiliki bekas gigitan di lehernya. Publik pun menduga kalau selain melakukan pembunuhan, Bela juga menghisap darah korbannya layaknya vampir.

Bela sendiri diduga masih hidup sehingga polisi pun kemudian menghubungi militer Austria-Hongaria kalau-kalau mereka memiliki informasi mengenai keberadaan Bela. Namun Bela pada akhirnya tidak berhasil ditangkap dan ia tidak pernah diadili atas tindakan pembunuhannya ini.

Menjual Mayat Sebagai Alat Peraga Sains
Herman Mudgett
Herman Mudgett via twitter @DammitTess
Herman Mudgett adalah nama dari seorang pria asal AS yang kelak mengganti namanya menjadi Henry Howard Holmes. Nama yang terakhir tersebut kelak bakal dikenal publik sebagai nama dari salah satu pembunuh berantai tersadis pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20.

Pada tahun 1893, Holmes membangun hotel di kota Chicago. Namun apa yang dari luar nampak sebagai hotel tersebut ternyata aslinya adalah tempat yang penuh dengan jebakan dan alat pembunuh manusia. Itulah sebabnya hotel kematian yang dibangun oleh Holmes ini kelak juga dikenal sebagai Kastil Pembunuhan (Murder Castle).

Di hadapan pihak berwajib, Holmes mengaku sudah melakukan pembunuhan kepada 27 orang. Namun jumlah asli korbannya diperkirakan jauh lebih tinggi dari itu. Dalam salah satu kesempatan, Holmes bahkan mengklaim kalau ia lahir dengan setan yang bersemayam dalam tubuhnya.

Holmes menjalankan aksinya dengan cara memikat korbannya supaya tinggal di dalam hotel sebelum kemudian menjebak mereka dalam ruangan tersembunyi. Saat korbannya sudah tewas, Holmes kemudian membawa mayat korbannya ke ruangan bawah tanah.

Di sana, Holmes kemudian menguliti korbannya dan mengambil organ-organ tubuhnya. Ia lalu menjual kerangka dan organ tubuh korban ke sekolah-sekolah kedokteran setempat. Kebetulan sekolah-sekolah kedokteran di Chicago memang memiliki kebutuhan yang tinggi akan bagian tubuh orang yang sudah meninggal supaya bisa digunakan sebagai objek pembelajaran.

Ketika polisi mengetahui aksi Holmes dan melakukan penggeledahan di hotelnya, polisi menemukan baju-baju yang masih bersimbah daran dan timbunan kerangka manusia. Holmes pun kemudian dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman gantung pada tahun 1896.

Sahabat anehdidunia.com kejadian mengerikan diatas adalah kelakuan jahat seseorang pada orang lain, tunjukan sifat dan perlakuan kasih sayang terhadap sesama, jauhkan diri dari segala bentuk kejahatan.

Sumber :
https://listverse.com/2020/02/11/top-10-gruesome-ways-serial-killers-disposed-of-their-victims/
http://www.theoccultmuseum.com/h-h-holmes-the-master-of-murder-castle/
http://mentalfloss.com/article/555244/terrifying-story-bela-kiss-hungarys-most-murderous-bachelor