Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Bom Unik yang Tercipta di Masa Perang Dunia Kedua

Perang Dunia II merupakan perang terbesar dalam sejarah uamt manusia. Demi memenangkan perang, aneka macam senjata pun dikembangkan oleh masing-masing pihak meskipun senjatanya nampak aneh dan tidak umum. Berikut ini adalah 5 contoh bom unik yang pernah diciptakan semasa Perang Dunia II.

Bom Tikus

boom tikus
boom tikus via telepraph.co.uk

Tikus merupakan hewan yang kerap dianggap sebagai gangguan bagi manusia. Kebiasaan hewan ini untuk menggerogoti segala macam barang dan memakan makanan milik manusia adalah sebagian di antara penyebab utamanya. Bukan hanya itu, tikus juga bisa menjadi perantara penyakit-penyakit berbahaya seperti pes dan leptospirosis.

Di tangan militer Inggris, bahaya tikus bagi manusia bertambah lagi satu. Tikus bisa menjadi senjata berdaya ledak tinggi. Saat Perang Dunia II masih berlangsung, Inggris memerlukan cara supaya mereka bisa menyelundupkan bom ke tengah-tengah pasukan Jerman dan kemudian meledakkannya.

Tikus lantas dipilih untuk tujuan tersebut. Untuk membuat bom tikus, mula-mula personil militer Inggris akan membunuh tikus dan kemudian membedahnya. Plastik berisi bahan peledak kemudian dimasukkan ke dalam tubuh bangkai tikus tersebut. Sesudah itu, bangkai tikus tadi akan dijahit kembali.

Tentara Jerman memiliki kebiasaan untuk melenyapkan bangkai tikus dengan cara memasukannya ke dalam tungku api. Rencana militer Inggris adalah begitu tikus berisi bom tersebut dilemparkan ke dalam tungku, bomnya akan meledak dan membunuh orang-orang di sekitarnya.

Rencana tersebut pada akhirnya tidak berhasil terwujud karena bangkai-bangkai tikus berisi bom yang mereka selundupkan ke wilayah Jerman berhasil dicegat lebih dulu oleh militer Jerman. 

Meskipun bom tikus sesudah itu tidak pernah lagi digunakan oleh Inggris, Jerman merasa begitu ketakutan sehingga mereka menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk mendeteksi tikus yang mengandung bahan peledak.

Panjandrum

Panjandrum
Panjandrum via doorfilesopen.com

Dengan melihat wujud Panjandrum, orang mungkin tidak akan mengira kalau apa yang mereka lihat aslinya adalah senjata yang berbahaya. Sebabnya adalah benda ini hanya nampak seperti roda besar. Faktanya, senjata ini aslinya merupakan bom berjalan yang bisa merusak apapun di hadapannya.

Panjandrum adalah roda raksasa yang dilengkapi dengan pendorong roket dan bom. Saat roketnya menyala, Panjandrum bisa melaju sendiri dengan kecepatan tinggi. Saat Panjandrum menghantam tembok, Panjandrum akan meledak sehingga tembok tadi bakal hancur.

Panjandrum merupakan buah karya dari militer Inggris semasa berlangsungnya Perang Dunia II. Pada waktu itu, wilayah Perancis masih dikuasai oleh Jerman, sementara daratan Eropa terdekat yang bisa didarati oleh pasukan Sekutu adalah pantai utara Perancis. Sadar akan hal tersebut, Jerman pun membangun sistem pertahanan yang kokoh di sepanjang pesisir Perancis.

Panjandrum lantas menjadi jawaban dari militer Inggris untuk meladeni taktik yang digunakan oleh militer Jerman. Rencananya, militer Inggris bakal menggunakan Panjandrum untuk menerobos tembok-tembok barikade yang dipasang oleh militer Jerman.

Walaupun terlihat menjanjikan, Panjandrum pada akhirnya tidak pernah digunakan dalam Perang Dunia II. Pasalnya ketika militer Inggris melakukan uji coba selama beberapa pekan, Panjandrum kerap oleng atau bahkan meledak sendiri sebelum berhasil mencapai sasarannya.

Bom Kelelawar

Bom Kelelawar
Bom Kelelawar via artileri.org

Bagi manusia, kelelawar kerap dianggap sebagai hewan yang angker akibat pola hidupnya baru aktif keluar pada malam hari. Kelelawar sendiri pada dasarnya bukanlah hewan yang berbahaya bagi manusia karena mereka hanya memakan serangga dan buah-buahan. 

Namun lain halnya dengan kelelawar yang satu ini. Pasalnya jika seseorang berada terlalu dekat dengan kelelawar ini, ia bisa tewas akibat terkena ledakan atau tertimpa reruntuhan karena kelelawar tersebut dilengkapi dengan bom.

Ide mengenai bom kelelawar bermula ketika Lytle S. Adams sedang berjalan-jalan di Taman Nasional Carlsbad Cavens di Amerika Serikat. Saat Adams melihat kelelawar yang hidup di sana, Adams pun berpikir kalau kelelawar yang dipasangi dengan bom bisa menjadi senjata yang ampuh.

Seperti yang kita tahu, kelelawar memiliki kebiasaan untuk bersarang di tempat teduh pada siang hari, misalnya di bawah atap rumah. Jika kelelawar yang dipasang dengan bom bersarang di bangunan-bangunan Tokyo, maka dampak kerusakan yang timbul bisa sangat masif begitu bomnya meledak.

Ide Adams tersebut direstui oleh pemerintah Amerika Serikat yang kemudian mendanai proyek penelitian bom kelelawar pada tahun 1942. Meskipun bom kelelawar sudah digunakan dalam simulasi-simulasi perang, bom kelelawar pada akhirnya tidak pernah digunakan di medan perang karena dianggap kalah efektif jika dibandingkan dengan bom atom.

Bom Anjing

Bom Anjing
Bom Anjing via liputan6.com

Satu lagi bom dari masa Perang Dunia II yang menggunakan hewan. Penggunaan anjing sebagai pembawa bom sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1930-an. Namun baru sejak Perang Dunia II, bom anjing mulai digunakan secara besar-besaran akibat semakin maraknya penggunaan kendaraan lapis baja di medan perang.

Alasan kenapa anjing yang digunakan untuk keperluan ini adalah karena anjing merupakan hewan yang mudah dilatih. Namun sepandai-pandainya anjing, mereka tetap memiliki keterbatasan. Pada tahun 1941 misalnya, militer Uni Soviet melatih puluhan ekor anjing untuk dijadikan pasukan bunuh diri.

Keinginan Uni Soviet adalah saat anjing yang membawa bom diharuskan pergi ke kolong tank musuh. Saat sudah berada di sana, bom tersebut kemudian diledakkan dari jauh sehingga tanknya hancur. Namun fakta di lapangan menunjukkan kalau hal tersebut tidak semudah teori di atas kertas.

Karena Uni Soviet kerap menggunakan tank yang sedang berhenti sebagai sasaran latihan, anjing yang dilatih hanya mau masuk ke kolong tank saat tanknya sudah berhenti. Anjing juga kerap merasa panik dan malah berlari menjauhi tank saat mendengar suara tembakan senjata api. 

Dari sekitar 30 ekor anjing pembawa bom yang pernah digunakan oleh militer Uni Soviet, hanya 4 di antaranya yang berhasil meledakkan tank Jerman. Karena dianggap tidak efektif, bom anjing pun hampir tidak pernah lagi digunakan oleh Uni Soviet sesudah tahun 1942.

Bom Balon

Bom Balon
Bom Balon via undlife.com

Meskipun teknologi mesin sudah semakin canggih, ternyata penggunaan balon tidak lantas ditinggalkan begitu saja. Semasa berlangsungnya Perang Dunia II, militer Jepang diketahui pernah menggunakan balon untuk menyerang musuh.

Pada tahun 1942, sejumlah kota di Jepang menjadi sasaran pemboman oleh pesawat Amerika Serikat. Jepang jelas mencoba membalas tindakan AS tersebut, namun mereka tidak memiliki pesawat pembom yang bisa terbang cukup jauh hingga ke pantai barat AS.

Sebagai jalan keluarnya, militer Jepang lantas menerbangkan lebih dari 9.000 balon yang sudah dipasangi bom ke arah timur menuju wilayah AS. Banyak dari balon tersebut yang keburu jatuh di tengah laut sebelum berhasil mencapai sasarannya. Namun sebanyak 300 di antaranya berhasil mencapai wilayah AS dan Kanada.

Satu di antara bom balon tersebut sempat mengenai jaringan listrik yang ada di Washington dan menimbulkan pemadaman di wilayah setempat. Pemerintah AS pada awalnya mencoba menutup-nutupi kasus serangan bom balon Jepang untuk mencegah timbulnya kepanikan publik.

Namun menjelang berakhirnya Perang Dunia II, pemerintah AS memutuskan untuk mengabarkan publik mengenai serangan bom balon supaya publik menjadi lebih waspada. Bom balon sendiri masih menjadi momok hingga sekarang karena ada beberapa bom balon yang gagal meledak dan sekarang berserakan di Amerika Utara.   

Sumber :

https://en.wikipedia.org/wiki/Panjandrum

https://en.wikipedia.org/wiki/Explosive_rat

https://en.wikipedia.org/wiki/Anti-tank_dog

https://en.wikipedia.org/wiki/Bat_bomb

https://www.theguardian.com/uk/1999/oct/27/richardnortontaylor

https://www.history.com/news/attack-of-japans-killer-wwii-balloons-70-years-ago