Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Pemain Sepak Bola Indonesia yang Meninggal Akibat Insiden di Lapangan

Sepak bola bukan hanya soal keahlian menendang dan mengontrol bola. Di setiap pertandingan, pemain juga harus sering-sering terlibat kontak fisik untuk memperebutkan bola. Dalam kasus-kasus tertentu, kontak fisik tersebut bahkan sampai berujung pada kematian. Berikut ini adalah 4 kasus kematian pesepak bola di Indonesia akibat pelanggaran keras di lapangan.

Eri Irianto

Eri Irianto
Eri Irianto via bola.net

Eri Irianto adalah nama dari pemain sepak kelahiran tahun 1974 yang pernah membela Petrokimia Putra dan Persebaya Surabaya. Eri kerap dijuluki sebagai “Tendangan Geledek” karena pemain yang berposisi sebagai gelandang tersebut terkenal dengan tendangannya yang keras.

Berkat keahliannya itulah, Eri pun sempat dipanggil memperkuat timnas. Sayang, sepak terjang Eri harus berakhir begitu cepat akibat peristiwa tragis di lapangan. Ia meninggal pada tanggal 3 April 2000 dalam pertandingan antara Persebaya melawan PSIM Yogyakarta.

Di tengah-tengah pertandingan, Eri sempat berbenturan dengan pemain PSIM yang bernama Samson Noujine Kinga. Usai benturan tersebut, Eri meminta ditarik keluar karena merasa tidak bisa lagi melanjutkan pertandingan. Nova Arianto pun kemudian masuk menggantikan Eri.

Setelah ditarik keluar, kondisi Eri ternyata malah semakin memburuk. Eri pun kemudian dilarikan ke rumah sakit. Di ruang unit gawat darurat, mulut Eri sempat mengeluarkan busa. Nyawa Eri pada akhirnya tidak tertolong. Sekitar pukul 9 atau 10 malam, Eri dinyatakan meninggal dunia. 

Menurut hasil pemeriksaan, Eri meninggal akibat masalah pada jantungnya. Eri juga dirumorkan sebagai pemakai narkoba. Namun salah satu sahabat dekat mendiang Eri yang bernama Bejo Sugiantoro menolak mempercayai rumor tersebut. Menurut Bejo, Eri adalah orang baik-baik yang tidak mungkin mengkonsumsi narkoba.

Bejo memang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Eri. Menurut kesaksian Bejo, Eri semasa hidup dikenal sebagai sosok yang humoris. Almarhum dikabarkan juga kerap memberikan bantuan uang kepada rekan-rekannya di Persebaya yang membutuhkan.

Saking dekatnya hubungan Bejo dengan Eri, ketika Bejo memiliki anak laki-laki, ia memberikan nama Rachmat Irianto untuk putranya tersebut. Seperti halnya almarhum Eri, sekarang Rachmat menjalani profesi sebagai pesepak bola di klub Persebaya.

Jumadi Abdi

Jumadi Abdi
Jumadi Abdi via koncomacan.blogspot.com

Jumadi Abdi adalah pemain kelahiran tahun 1983 yang berposisi sebagai gelandang. Pemain kelahiran Balikpapan tersebut memulai karir sepak bolanya di klub Persiba Balikpapan sebelum kemudian melanglang buana ke Pelita Krakatau Steel, Persikota Tangerang, sebelum kemudian kembali ke Kalimantan untuk memperkuat PKT Bontang (sekarang Bontang FC).

Selama bermain untuk PKT, Jumadi memiliki peran yang amat vital berkat kemampuan fisik dan teknisnya yang mumpuni. Ia juga pernah dipercaya menjadi kapten dan hampir tidak pernah absen sebagai pemain inti. Sayang, di PKT pulalah petualangan Jumadi harus berakhir secara tragis. 

Semuanya bermula ketika PKT bertanding melawan Persela Lamongan pada tanggal 7 Maret 2009. Dalam pertandingan tersebut, Jumadi sempat terkena tendangan pemain Persela yang sedang mencoba menghentikan laju Jumadi.

Akibat insiden tersebut, Jumadi pun langsung jatuh tersungkur di tanah, sementara pemain Persela yang melanggar Jumadi hanya diganjar kartu kuning. Tidak ada yang tahu kalau insiden tersebut juga menyebabkan cedera pada perut Jumadi hingga ususnya robek.

Jumadi pun kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi dan perawatan. Sayang, meskipun tim dokter sudah berusaha, takdir berkehendak lain. Sekitar 8 hari sesudah pertandingan kontra Persela, Jumadi dinyatakan meninggal dunia pada pukul 09.40 WITA.

Jumadi dikabarkan meninggal akibat radang pada organ-organ dalamnya. Ironisnya, Jumadi meregang nyawa hanya sehari sesudah hari ulang tahunnya, 14 Maret. Jenazah Jumadi sesudah itu dibawa ke kota kelahirannya, Balikpapan, untuk dimakamkan di sana.

Akli Fairuz

Akli Fairuz
Akli Fairuz via indosport.com

Akli Fairuz adalah pemain Persiraja Banda Aceh yang berposisi sebagai penyerang. Pada tanggal 10 Mei 2014, pemain tersebut harus meninggal dunia secara tragis usai mengalami benturan fatal dengan pemain lawan.

Pada tanggal tersebut, Persiraja bertanding melawan PSAP Sigli. Di tengah-tengah pertandingan, Akli mendapat kesempatan emas untuk mencetak gol. Namun kiper PSAP langsung bergegas mencoba menghalau bola dan menendang Akli di bagian perut.

Akibat pelanggaran tersebut, Akli langsung jatuh terkapar dan diganti. Namun Akli tetap dibiarkan berada di bangku cadangan sambil menahan sakit. Ia baru dilarikan ke rumah sakit pada malam harinya karena sakitnya tak kunjung hilang.

Saat itulah, baru diketahui kalau benturan tadi menyebabkan usus Akli robek. Akli pun kemudian menjalani operasi dan perawatan intensif di rumah sakit. Namun malang tak dapat ditolak. Pada tanggal 16 Mei, Akli dinyatakan meninggal dunia. Ia meninggal dalam usia 27 tahun.

PSSI lantas menjatuhkan hukuman larangan bertanding selama 1 tahun kepada penjaga gawang PSAP, Agus Rochman. Agus dianggap bersalah karena mencoba mencederai pemain lawan secara sengaja. Padahal sebelum insiden tersebut terjadi, wasit sudah memerintahkan supaya pertandingan dihentikan sejenak karena ada pemain yang terjebak offside.

PSSI juga mempertimbangkan untuk menjatuhkan hukuman kepada Persiraja karena klub asal Aceh tersebut dianggap lalai memperhatikan keselamatan pemainnya. Pasalnya saat insiden terjadi, tidak ada petugas kesehatan yang disiagakan oleh Persiraja di tepi lapangan. 

Kasus tewasnya Akli turut menjadi sorotan dunia internasional karena sebelum insiden ini, ada pemain berkebangsaan Paraguay yang meninggal akibat sakit. Ia tidak bisa membayar biaya pengobatan karena gajinya terlambat dibayar.

Choirul Huda

Choirul Huda
Choirul Huda via cnnindonesia.com

Satu lagi kasus kematian yang terjadi akibat benturan keras di lapangan. Namun tidak seperti kasus-kasus yang sudah dibahas sebelum ini, kasus tewasnya Choirul Huda justru terjadi karena ia berbenturan dengan rekan satu timnya sendiri.

Choirul Huda adalah pemain Persela Lamongan yang berposisi sebagai penjaga gawang. Ia merupakan sosok yang disegani oleh rekan-rekan satu timnya karena merupakan salah satu pemain paling senior di klub tersebut. Sebelum insiden naas ini, Huda sudah menjalani lebih dari 450 pertandingan bersama Persela.

Insiden naas yang merenggut nyawa Huda terjadi dalam pertandingan antara Persela melawan Semen Padang pada tanggal 15 Oktober 2017. Menjelang berakhirnya babak pertama, Huda berbenturan dengan Ramon Rodriguez saat keduanya mencoba menghentikan pemain Semen Padang, Marcel Sacramento.

Akibat benturan tersebut, Huda pun kemudian langsung dibawa ke pinggir lapangan. Menurut kesaksian petugas medis, Huda sempat mengeluh merasakan sakit di dadanya. Namun sesudah itu, ia langsung tak sadarkan diri.

Huda pun kemudian dilarikan ke RSUD dr. Soegiri untuk menerima pertolongan lebih lanjut. Dokter berusaha mengembalikan kesadaran Huda dengan alat bantu pernapasan dan pacu jantung. Namun meskipun sudah berusaha, Huda tidak kunjung siuman.

Karena jantung dan otak Huda tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda aktif kembali, Huda pun dinyatakan meninggal pada pukul 16.45 WIB. Huda meninggal dalam usia 38 tahun. Menurut pemeriksaan dokter, Huda meninggal akibat benturan pada bagian dada dan kepalanya.

Para pemain Persela baru menerima kabar kematian Huda setelah pertandingan berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Persela. Akibatnya, suasana penuh kegembiraan di kubu Persela seketika berubah menjadi suasana penuh duka.

Ramon menjadi salah satu pemain yang paling bersedih atas kejadian tersebut. Pasalnya gara-gara tidak sengaja berbenturan dengannya, Huda harus meninggalkan dunia untuk selamanya. Dan entah ada hubungannya atau tidak, kontrak Ramon tidak diperpanjang oleh pihak Persela di akhir musim 2017. Pemain asal Brazil tersebut kemudian melanjutkan karirnya di Thailand.

Sumber :

https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-4963644/benturan-fatal-eri-irianto-duka-persebaya-di-tanggal-3-april?single https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180403163411-142-287954/mengenang-18-tahun-kepergian-eri-irianto https://nasional.kompas.com/read/2009/03/15/17383313/pkt.akan.terus.kenang.jumadi.abdi. https://www.smh.com.au/sport/soccer/akli-fairuz-dies-after-collision-in-indonesian-premier-division-20140520-zriq6.html https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-2596261/terkait-meninggalnya-akli-fairuz-kiper-psap-diskors-setahun https://bola.kompas.com/read/2017/10/16/06060068/kronologi-meninggalnya-kiper-persela-choirul-huda?page=all https://www.jawapos.com/sepak-bola/sepak-bola-indonesia/07/03/2018/ini-nasib-ramon-rodrigues-pemain-yang-menabrak-choirul-huda/