Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Fakta Menakutkan Mengenai Senjata Kimia di Masa Perang Dunia I

Perang Dunia I memang masih kalah terkenal jika dibandingkan dengan Perang Dunia II. Namun bagi negara-negara yang terlibat, perang ini tetap memiliki kesan mendalam akibat banyaknya warga negara mereka yang tewas, baik yang berstatus sebagai tentara maupun warga sipil.

Perang Dunia I juga terkenal karena dalam perang inilah, senjata kimia digunakan untuk membunuh tentara musuh yang bersembunyi di parit-parit pertahanan. Berikut ini adalah 5 fakta menakutkan mengenai senjata kimia, senjata yang memiliki reputasi begitu angker di mata para veteran Perang Dunia I.

Senjata Kimia Tidak BegituMematikan, Namun Amat Ditakuti oleh Tentara

Senjata Kimia Tidak BegituMematikan, Namun Amat Ditakuti oleh Tentara
Senjata Kimia Tidak BegituMematikan, Namun Amat Ditakuti oleh Tentara via listverse.com

Gas mustard adalah senjata kimia yang banyak digunakan semasa Perang Dunia I. Saat perang masih berlangsung, senjata ini merupakan senjata yang amat ditakuti oleh tentara manapun yang bertugas di garis depan.

Dari segi daya bunuh, gas mustard sebenarnya tergolong sebagai senjata yang kurang mematikan. Dari sekian banyak mereka yang pernah terpapar oleh gas mustard, tingkat kematian akibat senjata ini hanya sekitar 3 persen.

Apa yang membuat gas mustard begitu ditakuti adalah saat seseorang terpapar oleh gas ini, maka orang tersebut bakal merasa begitu tersiksa. Saat seseorang tanpa sengaja menghirup gas mustard, kulitnya akan melepuh dan penglihatannya bakal terasa kabur.

Dampak dari gas mustard masih belum berhenti sampai di sana. Orang yang menghirup gas ini juga bakal mengalami pendarahan hebat hingga muntah-muntah. 

Jika itu masih belum cukup menyakitkan, korban gas mustard juga mengalami kesulitan untuk bernapas. Sahabat anehdidunia.com apabila kondisi fisik orang tersebut tidak kunjung membaik, orang yang bersangkutan bakal meninggal dalam rentang waktu beberapa minggu.

Begitu perihnya penderitaan yang harus dialami para korban serangan gas mustard lantas menuai keprihatinan tersendiri dari seorang perawat Inggris yang bertugas semasa perang. “Saya harap orang-orang yang mendukung berjalannya perang tanpa mempedulikan dampaknya melihat langsung para tentara korban serangan gas mustard,” keluhnya.

Istri Penemu Gas Klorin Nekat Bunuh Diri Karena Tidak Menyetujui Pekerjaan Suaminya 

Istri Penemu Gas Klorin Nekat Bunuh Diri Karena Tidak Menyetujui Pekerjaan Suaminya
Istri Penemu Gas Klorin Nekat Bunuh Diri Karena Tidak Menyetujui Pekerjaan Suaminya  via listverse.com

Jerman adalah salah satu negara yang giat menggunakan senjata kimia semasa berlangsungnya Perang Dunia I. Fritz Haber adalah salah satu tokoh di balik gencarnya penggunaan senjata kimia oleh militer Jerman.

Haber adalah pakar kimia kelahiran Polandia (saat itu masih menjadi wilayah Jerman) yang sesudah perang bakal menyabet hadiah Nobel berkat kontribusinya untuk bidang pertanian. Namun saat perang masih berlangsung, Haber sempat menggunakan bakatnya untuk membantu negaranya memenangkan perang.

Gas klorin adalah kontribusi dari Haber tersebut. Jika gas ini terhirup manusia, gas ini akan menimbulkan penumpukan cairan di dalam paru-paru sehingga korban sesudah itu mengalami kesulitan bernapas dan akhirnya meninggal.

Keterlibatan Haber dalam pengembangan senjata kimia pada gilirannya mengundang rasa tidak suka dari istrinya, Clara Haber. Ia memohon supaya suaminya berhenti membuat senjata kimia, namun Haber

Clara yang frustrasi kemudian nekat menyerang suaminya yang baru pulang dari pesta, lalu merampas pistol yang dibawanya. Clara kemudian pergi ke taman dan menggunakan pistol tadi untuk membunuh dirinya sendiri.

Clara berharap kalau tindakannya ini bisa membuat suaminya menyesal dan kemudian berhenti ikut serta dalam penggunaan senjata kimia. Namun usahanya berakhir sia-sia. Tidak lama setelah Clara meninggal dunia, Haber pergi ke Front Timur untuk membantu militer Jerman.

AS Pernah Membuang Ribuan Ton Senjata Kimia ke Laut

AS Pernah Membuang Ribuan Ton Senjata Kimia ke Laut
AS Pernah Membuang Ribuan Ton Senjata Kimia ke Laut via listverse.com

Jika bicara soal senjata kimia di masa Perang Dunia I, Amerika Serikat (AS) bukanlah negara yang namanya bakal banyak disebut. Padahal faktanya, AS  aslinya juga memproduksi senjata kimianya sendiri secara diam-diam. Bahkan senjata kimia buatan Amerika Serikat bisa dibilang sebagai salah satu yang paling mematikan pada masanya.

Lewisite adalah nama dari senjata kimia tersebut. Jika setetes kecil gas ini sampai masuk ke dalam tubuh manusia, tubuh orang tersebut bakal langsung dipenuhi oleh nanah yang terasa perih. Dalam dosis yang lebih besar, gas tersebut bakal mencabik-cabik tubuh korbannya dari dalam hingga korbannya tewas akibat kesulitan bernapas.

Di tahun terakhir Perang Dunia I, sebanyak 10 persen pakar kimia di AS diberdayakan oleh pemerintah setempat untuk bekerja di proyek pengembangan senjata kimia. Sebagian dari mereka bahkan dipaksa melakukan uji coba pada diri mereka sendiri. 

Total, Amerika Serikat memproduksi 10 ton lewisite setiap harinya selama Perang Dunia I. Saat perang berakhir, timbunan senjata kimia tersebut kini tidak lagi terpakai. Pemerintah AS pun berpikir keras untuk membuang timbunan senjata berbahaya.

Solusi kontroversial akhirnya diambil oleh pemerintah AS. Sebanyak 29 ribu ton senjata kimia dibuang ke laut. Kawasan perairan di sekitar Hawaii dan Alaska menjadi 2 dari sekian banyak tempat yang digunakan oleh AS untuk membuang persenjataan kimianya.

Pemerintah AS pada akhirnya mencoba menutup-nutupi fakta bahwa mereka membuang senjata kimia ke laut lepas. Namun bak bangkai yang tercium meskipun sudah dipendam dalam-dalam, tindakan pemerintah AS tersebut akhirnya ketahuan setelah sekelompok penangkap tiram tanpa sengaja menemukan peluru artileri berisi gas beracun.

Inggris Pernah Menguji Coba Senjata Kimia pada Tentaranya Sendiri

Inggris Pernah Menguji Coba Senjata Kimia pada Tentaranya Sendiri
Inggris Pernah Menguji Coba Senjata Kimia pada Tentaranya Sendiri via listverse.com

Begitu Jerman mulai menggunakan gas klorin di medan perang, hanya masalah waktu sebelum negara-negara lainnya ikut serta menggunakan senjata kimia versinya masing-masing. 

Inggris termasuk salah satu negara yang turut menggunakan senjata kimia di medan perang. Supaya manjur saat digunakan di medan perang, senjata kimia tersebut tentunya harus diuji terlebih dulu. Namun gilanya, Inggris justru menggunakan tentaranya sendiri sebagai kelinci percobaan.

Pada tahun 1916, Inggris memulai uji coba senjata kimia kepada tentaranya. Saat perang berakhir, total ada 20 ribu tentara Inggris yang menjadi kelinci percobaan untuk uji coba senjata kimia.

Salah satu uji coba tersebut dilakukan di Rawalpindi, Pakistan (saat itu masih menjadi wilayah jajahan inggris). Dalam percobaan yang dimaksud, sejumlah tentara berdarah India diminta memasuki ruangan. Sesampainya di dalam, mereka langsung disekap dan disemprot memakai gas mustard.

Setelah penyemprotan selesai, para tentara tadi kemudian dipantau untuk melihat dampak yang ditimbulkan oleh gasnya. Banyak di antara mereka yang tidak bisa lagi berjalan seusai menjalani uji coba. Tidak sedikit pula yang harus menggeliat-geliat menahan perih saat terbaring di ranjang rumah sakit.

Tentara Kanada Menggunakan Air Kencing untuk Menangkal Efek Gas Beracun

Tentara Kanada Menggunakan Air Kencing untuk Menangkal Efek Gas Beracun
Tentara Kanada Menggunakan Air Kencing untuk Menangkal Efek Gas Beracun via listverse.com

Bukan hanya tentara asli Inggris yang ikut serta dalam Perang Dunia I. Pasukan dari wilayah-wilayah koloni Inggris seperti Australia dan Kanada juga ikut serta dalam perang sebagai bagian dari pasukan Inggris.

Nasib tentara Kanada bisa dibilang apes karena tidak lama sesudah Jerman melakukan serangan pertamanya memakai senjata kimia, Jerman kembali menggunakan senjata serupa saat berhadapan dengan pasukan Kanada.

Pasukan Kanada pada waktu itu masih belum dilengkapi dengan topeng gas untuk menangkal efek senjata kimia Jerman. Sebagai solusi darurat, mereka terpaksa menutup mulut mereka dengan memakai tangan kosong dan kain.

Belakangan diketahui kalau kain yang sudah dibasahi dengan air kencing memiliki kemampuan yang lebih baik dalam meredam efek gas beracun. Maka, setiap kali pasukan Jerman menggunakan senjata kimianya, tentara Kanada spontan akan menutupi wajah mereka dengan memakai kain yang dibasahi air kencing.

Meskipun begitu, tetap saja ada tentara Kanada yang tewas akibat menjadi korban senjata kimia. Total ada sekitar 2.000 tentara Kanada yang tewas dengan tubuh yang dipenuhi bekas serangan gas beracun.

Sumber :

https://listverse.com/2018/06/07/10-horrifying-facts-about-chemical-warfare-in-world-war-i/ https://en.wikipedia.org/wiki/Fritz_Haber