Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mereka Lolos dari Bencana, Tapi Malah Tewas Tak Lama Kemudian Dalam Bencana Lain

Anehdidunia.com - Semua orang ingin memiliki umur panjang. Namun tidak ada yang tahu pasti apakah mereka bisa mewujudkannya. Pasalnya tidak jarang seseorang meninggal dunia akibat terjebak dalam insiden maut.

Ada pula kasus di mana seseorang lolos dari insiden yang merenggut nyawa begitu banyak orang. Namun saat ia berupaya melanjutkan kembali hidupnya, ia malah terjebak dalam insiden lain yang kali ini benar-benar merenggut nyawanya. Berikut ini adalah 5 contoh kasus tersebut.

Selamat dari Kecelakaan Pesawat, Namun Tewas Akibat Kecelakaan Pesawat Lain

Selamat dari Kecelakaan Pesawat, Namun Tewas Akibat Kecelakaan Pesawat Lain
Selamat dari Kecelakaan Pesawat, Namun Tewas Akibat Kecelakaan Pesawat Lain via kompas.com

Tanggal 11 September 2001 bakal senantiasa diingat sebagai salah satu hari paling kelam dalam sejarah Amerika Serikat. Pasalnya di tanggal tersebut, terjadi insiden penabrakan gedung kembar World Trade Center (WTC) oleh pesawat penumpang yang sedang dibajak.

Akibat peristiwa tersebut, gedung WTC hancur terbakar hingga rata dengan tanah. Sebayak ribuan orang yang sedang berada di dalam gedung juga menjadi korban tewas.

Hilda Yolanda Mayol adalah satu dari sekian banyak orang yang sedang berada di WTC saat serangan terjadi. Ia pada waktu itu bekerja sebagai pelayan restoran di gedung tersebut.

Beruntung bagi Hilda. Karena bagian gedung yang menjadi sasaran penabrakan pesawat adalah bagian atas gedung, Hilda memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri keluar dari gedung.

Nasib baik Hilda sayangnya tidak berlanjut. Pada tanggal 12 November 2001, Hilda menaiki pesawat yang menempuh rute penerbangan dari New York (Amerika Serikat) menuju Santo Domingo (Republik Dominika). Hilda berniat menjenguk ibunya yang berada di Republik Dominika.

Namun sebelum pesawat tersebut tiba di tempat tujuannya, terjadi kerusakan pada bagian sirip ekor pesawat. Akibatnya, pesawat yang bersangkutan menjadi tidak bisa dikendalikan dan kemudian jatuh di kota New York.

Sebanyak lebih dari 260 orang dilaporkan meninggal akibat insiden naas ini. Hilda adalah satu dari sekian banyak korban tewas tersebut.

Lolos dari Kecelakaan Pesawat, Namun Malah Tewas Dalam Kecelakaan Mobil

Lolos dari Kecelakaan Pesawat, Namun Malah Tewas Dalam Kecelakaan Mobil
Lolos dari Kecelakaan Pesawat, Namun Malah Tewas Dalam Kecelakaan Mobil via painterest.com

Tanggal 13 Desember 1977, rombongan anggota tim basket Purple Aces yang mewakili Universitas Evansville di Amerika Serikat bertolak menuju negara bagian Tennesse dengan menaiki pesawat sewaan. Mereka rencananya bakal berhadapan dengan tim basket yang mewakili Universitas Murfreesboro.

Saat pesawat baru saja terbang meninggalkan bandara, pesawat yang dinaiki oleh rombongan Purple Aces mendadak tidak bisa dikendalikan. Akibatnya, pesawat tersebut kemudian menukik tajam sebelum akhirnya jatuh menimpa sebuah ladang. Semua penumpang yang berjumlah total 29 orang tewas dalam kecelakaan pesawat ini.

Akibat insiden ini, hampir semua anggota tim basket Purple Aces meninggal dunia. Hanya satu pemain anggota Purple Aces yang selamat dan orang tersebut adalah David Furr.

David selamat dari kecelakaan karena ia memang tidak ikut menaiki pesawat tersebut. Pasalnya David saat itu sedang menderita cedera pergelangan kaki dan harus beristirahat.

Orang-orang boleh saja berkomentar kalau cedera yang dialami oleh David merupakan berkah terselubung baginya. Namun sayangnya, nasib baik yang harus menaungi David tidak berlanjut lebih lama lagi.

Dua minggu sesudah insiden jatuhnya pesawat terjadi, David dan saudaranya tewas akibat tertabrak oleh kendaraan yang sedang dikemudikan oleh supir mabuk. Tewasnya David secara otomatis menyebabkan semua pemain tim Purple Aces tewas di tahun yang sama.

Lolos dari Kebakaran, Tapi Malah Tewas Dalam Kecelakaan Lalu Lintas

Lolos dari Kebakaran, Tapi Malah Tewas Dalam Kecelakaan Lalu Lintas
Lolos dari Kebakaran, Tapi Malah Tewas Dalam Kecelakaan Lalu Lintas via daylimail.co.uk

Tahun 2013, terjadi peristiwa kebakaran hebat di sebuah klub malam di Brazil. Akibat kebakaran tersebut, sebanyak lebih dari 200 orang harus meninggal. Kebakaran tersebut juga melukai ribuan orang lainnya.

Banyaknya korban tewas tidak lepas dari fakta bahwa saat kebakaran terjadi, ada pesta yang sedang digelar di klub malam tersebut. Di tengah-tengah berlangsungnya pesta, para peserta beramai-ramai menyalakan kembang api.

Api dari kembang api tersebut ternyata ada yang mengenai busa kedap suara yang menutupi dinding. Akibatnya, busa tersebut terbakar dan dengan cepat melalap bangunan. Ratusan orang pun harus tewas terpanggang hidup-hidup di dalam bangunan.

Jessica de Lima Rohl adalah salah seorang yang ikut terlibat dalam persiapan pesta. Namun saat hari pelaksanaan pesta sudah tiba, Jessica malah diminta supaya tetap tinggal di rumah oleh pacarnya.

Jessica menuruti permintaan tersebut sehingga ia berhasil lolos dari maut. Namun takdir ternyata memiliki kehendaknya sendiri.

Beberapa hari setelah insiden kebakaran tadi, Jessica dan pacarnya pulang bersama-sama dengan menaiki mobil. Di tengah perjalanan, mobil mereka bertabrakan dengan truk. Jessica tewas seketika di lokasi tabrakan, sementara pacarnya meninggal setelah sempat menerima perawatan di rumah sakit.

Selamat dan Tewas Dalam Dua Insiden Penembakan Berbeda

Selamat dan Tewas Dalam Dua Insiden Penembakan Berbeda
Selamat dan Tewas Dalam Dua Insiden Penembakan Berbeda via usatoday.com

Penembakan membabi buta dengan senjata api merupakan salah satu masalah keamanan akut yang tengah menjangkiti Amerika Serikat. Pasalnya di Amerika Serikat, warga sipil diperbolehkan memiliki senjata api.

Akibatnya, tidak jarang senjata api tersebut kemudian malah disalahgunakan untuk menembaki orang-orang secara serampangan. Maraknya peredaran senjata api di Amerika Serikat pada gilirannya turut membawa dampak negatif bagi negara-negara tetangga Amerika Serikat.

Jessica Ghawi (dikenal juga dengan nama alias Jessica Redfeld) adalah nama dari seorang wanita yang sehari-harinya bekerja sebagai komentator olah raga. Suatu hari pada bulan Juni 2012, Jessica memesan makanan di sebuah pusat jajanan di kota Toronto, Kanada.

Alih-alih duduk dan menikmati makanannya di tempat, Jessica pada waktu itu justru malah memilih untuk berjalan-jalan sejenak ke luar. Ia tidak pernah menyangka kalau tindakan sambil lalunya tersebut bakal membuat dirinya lolos dari maut.

Hanya berselang beberapa menit setelah Jessica pergi meninggalkan pusat jajanan, mendadak seseorang melakukan penembakan membabi buta di tempat tersebut. Akibatnya, 2 orang menjadi korban tewas dan sejumlah orang lainnya mengalami luka-luka.

Jessica mengaku terpikir begitu saja untuk pergi sejenak meninggalkan lokasi pusat jajanan karena ia mendapat firasat buruk. Sayang di kemudian hari, ia tidak mendapat firasat serupa ketika insiden penembakan kembali menghampiri tempat yang sedang ia kunjungi.

Pada bulan Juli 2012, Jessica menghadiri pemutaran film The Dark Knight Rises di bioskop Aurora, Colorado, Amerika Serikat. Pada saat itulah, mendadak seseorang menembakkan senjatanya kepada orang-orang yang sedang berada di dalam bioskop. Sebanyak 12 orang tewas dalam penembakan tersebut dan Jessica adalah salah satu di antaranya.

Tidak Tewas Saat Jatuh dari Air Terjun, Tapi Tewas Saat Terjatuh ke Tanah

Tidak Tewas Saat Jatuh dari Air Terjun, Tapi Tewas Saat Terjatuh ke Tanah
Tidak Tewas Saat Jatuh dari Air Terjun, Tapi Tewas Saat Terjatuh ke Tanah via okezone.com

Air Terjun Niagara adalah air terjun yang terletak di perbatasan Amerika Serikat dan Kanada. Air terjun ini merupakan salah satu air terjun terbesar di dunia. Karena penampakannya yang begitu megah, air terjun ini menjadi obyek wisata yang sangat ramai dikunjungi.

Air terjun ini juga kerap digunakan sebagai arena uji keberanian. Bobby Leach adalah seseorang yang mencoba peruntungannya di sini. Pria yang berprofesi sebagai stuntman tersebut merasa tertantang untuk melakukan uji keberanian di Air Terjun Niagara.

Dalam aksi uji keberanian yang dimaksud, Bobby menaiki sebuah semacam tangki yang terbuat dari logam. Tangki tersebut kemudian dihanyutkan ke bagian atas Air Terjun Niagara hingga akhirnya jatuh ke bagian bawah air terjun.

Bobby secara spektakuler berhasil keluar dalam kondisi hidup-hidup dari air terjun. Namun karena ia mengalami cedera parah dalam prosesnya, Bobby harus menjalani rawat inap selama setengah tahun.

Berhasil selamat dari air terjun raksasa ternyata tidak membuat Bobby tahan menghadapi insiden kecil. Pada tahun 1926, saat sedang berada di Selandia Baru, Bobby terpleset usai menginjak kulit jeruk.

Walaupun terlihat remeh, peristiwa tersebut ternyata membawa efek jangka panjang yang begitu serius bagi Bobby. Ia mengalami infeksi parah dan bahkan harus merelakan kakinya diamputasi. Saat kondisi kesehatannya tidak kunjung membaik, Bobby akhirnya benar-benar meninggal dunia pada tanggal 26 April 1926.

Sumber :
https://listverse.com/2018/07/16/10-stories-of-people-who-cheated-death-only-to-die-shortly-after/
https://en.wikipedia.org/wiki/American_Airlines_Flight_587