Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjelasan Ilmiah Warna Bulan Berubah Aneh

Memandang keindahan bulan apalagi saat anda dengan keluarga tercinta disaat liburan adalah merupakan moment yang tidak terlupakan. Dengan sinar cahayanya yang redup, seolah olah bagai seorang bidadari menatap dengan senyuman terhadap kita. Namun apa jadinya jika saat memandang keindahan ciptaan Tuhan ini, tiba tiba keindahannya berubah menjadi aneh bahkan mengerikan? apakah yang sedang terjadi pada bulan? mengapa dia berubah warna? Beberapa pendapat menyerukan bahwa perubahan warna bulan ini akan disertai kiamat bumi dan hal hal mengerikan lainnya. Namun di mata ilmuwan hal ini adalah fenomena alam biasa. Disini kami mencoba mengulas penjelasan ilmiah mengapa warna bulan bisa berubah.

Fenomena Bulan Berwarna Biru 


Sahabat anehdidunia.com fenomena bulan biru yang ramai dibicarakan beberapa hari yang lalu yang terjadi pada Jumat 31-7-2015, bukanlah bulan yang berubah warna menjadi biru melainkan bulan yang berarti purnama kedua dalam bulan yang sama. Fenomena itu terjadi dalam periode 2,5 tahun sekali. Setelah tahun ini, bulan biru seperti nanti malam baru akan terjadi lagi pada tahun 2018. Namun sahabat anehdidunia.com yang akan kita bahas adalah warna bulan aneh yang berwarna biru. Pernakah terjadi didunia? Sejarah mencatat, bulan biru bukan hanya kiasan tetapi kenyataan. Dari pengamatan di Indonesia, bulan yang berwarna kebiruan pernah terjadi pada 9 Desember 1992. Fenomena itu terkait letusan Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun yang sama.

Bulan yang kebiruan itu muncul bukan saat purnama, melainkan gerhana. Beberapa bagian bulan berwarna kebiruan sementara lainnya tetap kemerahan. Penelitian Richard Keen, peneliti dari University of Colorado di Amerika Serikat, adanya partikel letusan yang menghamburkan cahaya Matahari yang dipantulkan Bulan sehingga warnanya biru. Laporan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga mengungkap bahwa bulan yang kebiruan juga pernah terjadi beberapa saat setelah letusan Krakatau tahun 1883. Bukan cuma saat gerhana, bulan berwarna kebiruan sepanjang waktu apapun fasenya. Itu karena partikel debu Krakatau yang menghamburkan cahaya.

Bulan Biru juga terjadi setelah letusan Gunung St. Helen pada 1980 dan Gunung El Chicon di Meksiko tahun 1983. Terakhir, bulan yang berwarna kebiruan berhasil diabadikan oleh astronom amatir Ma'rudin Sudibyo lewat pengamatan dari Gombong, Jawa Tengah. Fenomena bulan yang berwarna kebiruan itu terjadi saat gerhana bulan total 10 Desember 2011. Warna kebiruan terlihat lewat pengamatan teleskop pada fase totalitas. Warna kebiruan terobservasi lewat pengamatan dengan dua teleskop yang berbeda tetapi hanya terlihat di Gombong. Setahun sebelum peristiwa itu, Merapi meletus dahsyat. Namun, Ma'rufin menduga bahwa warna kebiruan itu bukan dampak letusan gunung tetapi karena hamburan ozon.

Fenomena Blood Moon Atau Bulan Merah


Dengan penampakan yang walaupun sekilas agak menyeramkan namun fenomena blood moon atau bulan darah merupakan fenomena alam yang kerap terjadi dan sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Dinamakan fenomena blood moon sebab warna merah darah yang dipancarkan oleh bulan terlihat seperti genangan darah. Namun sebelum melangkah kepenjelasan fenomena blood moon kita cari tahu terlebih dahulu mengenai gerhana bulan total. Gerhana bulan terjadi saat posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu kedudukan sejajar sehingga bias cahaya matahari yang  seharusnya mengenai permukaan bulan dan membuat bulan bercahaya putih agak kekuningan dihalangi oleh bayangan bumi sehingga peristiwa inilah yang menyebabkan penampakan bulan menjadi berwarna oranye kemerahan sampai berwarna merah darah.

Kenyataannya warna merah darah pada fenomena blood moon terjadi bukan pada permukaan bulan yang menjadi warna merah namun warna merah ini terjadi disebabkan oleh adanya bayangan bumi yang menutupi bulan dan pada saat yang bersamaan cahaya matahari mengalami pembiasan sehingga kejadian inilah yang membuat kesan kemerahan pada bulan tidak hanya itu warna merah darah pada fenomena blood moon juga disebabkan adanya pantulan atmosfer bumi yang terdiri dari lapisan udara berdebu layaknya asap. Kepekatan warna merah darah yang terjadi pada fenomena blood moon juga dipengaruhi oleh ketebalan lapisan debu pada atmosfer bumi itu artinya semakin tebal lapisan debu yang ada pada atmosfer bumi menyebabkan warna bulan pun akan semakin merah, Seperti fenomena blood moon yang terjadi pada tanggal 3 Maret 2007 silam.

Selama terjadi fenomena blood moon ini terdapat cincin yang melingkar menggelilingi Bumi terjadi karena adanya atmosfer yang dapat meneruskan cahaya Matahari dan dapat diserap dan dibiaskan oleh permukaan bumi hal ini terjadi sebab cahaya Matahari memiliki rentangan frekuensi yang berbeda beda. Cahaya yang berwarna warna merah menandakan frekuensi cahaya yang paling sedikit diserap oleh Bumi tersebut memasuki atmosfer, cahaya ini kemudian dibiaskan menuju permukaan Bumi, dan cahaya yang sampai pada permukaan bumi dibiaskan kembali saat keluar dari permukaan Bumi yang lain sampai menuju menuju Bulan ketika Gerhana Bulan Total sedang terjadi. Kondisi pada atmosfer ketika terjadinya gerhana bulan mengandung debu, kelembaban udara, suhu, dan lainnya juga mempengaruhi warna yang terjadi pada permukaan Bulan, yaitu merah bata hingga merah gelap.

Fenomena blood moon ini juga bisa terjadi ketika ada bencana gunung meletus, ini terjadi dikarenakan letusan gunung berapi membawa partikel debu yang membumbung sangat tinggi di udara dan masuk kedalam atmosfer bumi, karena lapisan debu pada bencana gunung meletus sangat tebal maka dapat mengakibatkan terjadinya fenomena blood moon. Banyak masyarakat dunia yang menyangkutpautkan fenomena blood moon ini dengan hal hal religius maupun mistis. Sebagian dari masyarakat ketakutan dengan adanya kemunculan fenomena blood moon ini sebab disangkutkan dengan pertanda akan adanya bencana besar atau kejadian amat hebat dilingkungannya.

Baik maupun buruknya penalaran masyarakat terhadap fenomena ini dimana beberapa orang mempercayai bahwa fenomena alam ini akan menjadi pertanda kiamat bumi, tidak tergantung pada fenomena alam yang terjadi. Kiamat atau tidaknya bumi tergantung pada umat di dunia dan kedekatannya pada Tuhan. Semakin sayang anda pada sesama, semakin sayang anda pada buni dan semakin dekat anda pada Tuhan akan mempernjang usia bumi. Semoga penjelasan ilmiah warna bulan berubah ini memberikan anda wawasan yang postif.


referensi:
http://digiminfo.blogspot.com/2015/04/fenomena-blood-moon.html
http://jateng.tribunnews.com/2015/07/31/nanti-malam-bulan-akan-berwarna-biru-ini-penjelasannya