Misteri Batu Bergerak Death Valley Terkuak
Hukum newton tentang gerak ini tampaknya tidak berlaku bagi batu-batu yang ada di Playa, Death Valley National park California. karena nampaknya batu-batu tersebut bergerak dengan sendirinya.
Racetrack Playa , sebutan untuk tempat batu-batu bergerak ini, sebelumnya merupakan danau yang airnya kemudian mengering dan meninggalkan sebuah dataran kering yang permukannya pecah-pecah seperti sebuah mozaik. . Letaknya 3.708 diatas permukaan laut, panjangnya 2,8 mil dan lebarnya 1,3 mil. Tampat ini memiliki posisi hampir sama tinggi dari ujung utara ke ujung selatan. Ujung utara hanya lebih tinggi 5 cm dari ujung selatan. anehnya batu batu disana 'meluncur' dalam berbagai arah, dan lintasnnya pun terkadang berbelok dan bahkan berbalik arah. meskipun tidak ada dokumentasi berupa video, batu ini bergerak dibuktikan dengan lintasan yang terdapat di belakngnya.
Misteri bergeraknya batu-batu ini sesungguhnya telah terjadi ratusan tahun yang lalu, namun penelitian yang serius baru mulai dilakukan pada tahun 1948 yang dipimpin oleh Dr brian jackson dari Bosie State University. selama bertahun tahun para peneliti dibuat kebingungan karena mereka tidak dapat mendokumentasikan batu-batu tersebut bergerak.
Banyak teori bermunculan mengenai penyebab bergeraknya batu batu tersebut, ada yang mengatakan hujan dan badai yang menyebebkannya bergerak, dan teori lain yang mengatakan batu tersebut bergerak karena tiupan angin. kedua teori ini terbantahkan karena di Racetrack Playa angin hanya bergerak dengan kecepatan sebesar 3-5 m/s, tidak mungkin menggerakkan batu- batu yang beratnya mencapai 300kg
Penelitian tentang bergeraknya batu-batu di playa ini baru menemukan titik terang pada tahun 2014 ketika para ilmuan memergoki batu batu ini bergerak. ketika itu Dr Richard Norris dari Scripps Institution of Oceanography. merekam sebuah batu (ditunjukan oleh anak panah merah) bergerak terhadap batu batu lain (ditunjukan panah biru)selama total 18 detik, dengan lapisan es di sekitarnya
(note : tadi saya mengatakan bahwa danaunya kering, tetapi sesungguhnya ketika hujan, air mengalir dari gunung-gunung disekitarnya dan mengisi danau samapai kedalaman beberapa cm, air ini akan menguap lagi dalam beberapa waktu )
para peneliti kemudian menempatkan gps di dalam batu tersebut dan menemukan bahwa terdapat selapis tipis es yang berada di bawah sela-sela batu dengan daratan, lapisan es yang kemudian pecah dan membuat batu menjadi 'terdorong' dan seolah- olah bergerak dengan sendirinya.
ternyata penjelasannya cukup sederhana, namun telah berhasil membuat ilmuan bingung selama bertahun-tahun. saya sendiri punya teori lain mengenai hal ini.