Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Mengagumkan Anak-anak Yang Berhasil Selamat Dari Tragedi Tenggelamnya Kapal Titanic

Tenggelamnya Kapal Titanic meupakan salah satu tragedi terbesar dan mengerikan dalam sejarah. Ribuan orang harus kehilangan nyawa akibat tenggelam dan membeku di dinginya Samudra Atlantik. Peristiwa yang terjadi pada dini hari 15 April 1912, meninggalkan luka yang dalam bagi para keluarga korban maupun mereka yang selamat.

Banyak kisah sedih tercipta akibat peristiwa yang dianggap sebagai salah satu kecelakaan terbesar dalam sejarah dunia transportasi air ini. Namun meski begitu banyak pula kisah mengagumkan dari orang-orang yang berhasil selamat dari peritiwa mengerikan ini. Beberapa diantaranya bahkan ada yang masih berusia sangat muda. Peristiwa yang mereka alami di Titanic malam itu yang hanya meninggalkan luka di hati anak-anak ini namun juga telah merubah cara pandang mereka pada dunia. Kisah mengagumkan dari anak-anak ang berhasil selamat dari tragedi tenggelamnya Kapal Titanic inilah yang kali ini akan anehdidunia.com bagikan kisahnya, berikut ini kisahnya...

William Carter II

William Carter II

William Carter, atau lebih sering disapa Billy, baru berusia 11 tahun ketika ia dan keluarganya menginjakan kaki untuk pertama kali di Kapal Titanic. Keluarga Billy yang lumayan kaya, memutuskan untuk menaiki kapal Titanic setelah mendengar kabar tentang adanya kapal pesiar mewah baru yang konon sangat cepat. Sahabat anehdidunia.com Billy dan keluarganya bahkan merupakan penumpang kelas satu, kelurga Carter sediri merupakan salah satu keluarga terkaya yang menaiki kapal Titanic saat itu. Tak hanya membawa seluruh anggota keluarganya Ayah Billy bahkan juga membawa seorang pelayan ke kapal. Namun yang namanya musibah tetap akan menimpa siapa saja tak peduli seberapa kaya mereka.

Malam itu setelah kapal menabrak gunung es, keluarga Billy langsung dilanda kepanikan seperti kebanyakan orang lainya. Mereka pun langsung mengantre untuk bisa menaiki kapal sekoci. Namun setelah mengantri cukup lama, sebuah masalah muncul, saat seluruh keluarga Billy sudah berhasil memasuki sekoci, petugas yang mengawasi saat itu melarang Billy untuk naik karena dianggap terlalu tua dan berat. Karena tak mau terpisah dengan anaknya Ibu Billy kemudian memutar otak dan menyamarkan Billy sebagai anak perempuan. Anehnya cara ini berhasil dan Billy berhasil menaiki sekoci penyelamat bersama keluarganya. Billy dan keluarganya akhirnya berhasil selamat berkat pemikiran cepat dari Ibunya.

Jean Hippach

Jean Hippach

Jean Hippach masih berusia 16 tahun saat ia dan ibunya memutuskan untuk bertamasya dengan menaiki Titanic. Bagi remaja ini, bisa melakukan perjalanan dengan kapal pesiar mewah seperti Titanic merupakan kebanggaan tersendiri. Namun sayangnya peristiwa yang seharusnya menjadi kenangan indah itu justru menjadi malam terburuk dalam hidupnya, ketika kapal megah tersebut justru menabrak gunung es. Saat Titanic menabrak gunung es, Jean sebenarnya masih tertidur, ia baru bangun setelah mendengar suara ledakan mesin uap. Suara ledakan keras ini langsung membangunkan Jean yang kemudian bergegas keluar kamar. Saat keluar dari kamar ini ia bertemu dengan seorang awak kapal yang kemudian meyakinkanya bahwa semuanya akan baik-baik saja dan menyuruh Jean untuk kembali dan menunggu dalam kamar.

Saat menunggu dalam kamar Jean dan ibunya yang merasa khawatir karena mendengar banyak suara keributan dari luar, akhirnya memutuskan untuk keluar dan menuju ke dek kapal yang mereka anggap lebih aman. Sahabat anehdidunia.com di sinilah mereka mulai melihat kekacauan yang sebenarnya, menyadari apa yang terjadi Jean dan ibunya kemudian bergegas untuk mengantri kapal sekoci. Untungnya mereka masih sempat menaiki kapal sekoci, saat menaiki kapal sekoci tak lama kemudian mereka mendengar ledakan hebat terjadi. Tak berselang lama mereka melihat semua lampu yang ada di kapal Titanic mulai mati. Melihat hal ini Jean dan seluruh orang yang ada di kapal sekoci mulai panik dan mendayung sekuat tenaga untuk menghindari pusaran air yang muncul akibat tenggelamnya kapal Titanic. Jika saja saat itu Jean dan ibunya memutuskan tetap berada dalam kapal, maka mereka tak akan selamat.

Eva Hart

Eva Hart

Saat Titanic tenggelam, Eva Hart baru berusia 7 tahun, Eva menaiki kapal Titanic bersama Ibu dan Ayahnya. Keluarga ini menaiki kapal dengan maksud untuk berlibur sekaligus merasakan sensasi berlayar dengan kapal mewah. Sayangnya bukan pengalaman indah yang mereka dapat, keluarga ini harus berhadapan dengan situasi yang mencekam setelah kapal yang mereka tumpangi mulai tenggelam akibat menabrak gunung es. Eva dan kedua orang tuanya segera menyelamatkan diri dengan berusaha menaiki kapal, sayangnya hanya Eva dan ibunya yang berhasil menaiki sekoci penyelamat sementara sang Ayah tak mendapat tempat dan akhirnya tenggelam bersama kapal Titanic.

Meski memiliki akhir yang sedikit menyedihkan, Eva dan ibunya tetap berusaha bangkit dari kenangan buruk meninggalnya sang ayah dan pemandangan mengerikan yang merekalihat saat Titanic tenggelam. Setelah dewasa Eva bahkan mulai sering melakukan perjalanan jauh sambil menceritakan pengalamanya menyelamatkan diri dari Titanic. Dengan cara ini Eva ingin membuktikan bahwa ia tak takut dan sekaligus ingin memotivas orang untuk bangkit dari pengalaman traumatis karena hidup harus terus berjalan tak peduli apapun yang terjadi.

Mary Conover Lines

Mary Conover Lines

Dengan maksud untuk menghadiri wisuda kakaknya yang berkuliah di Amerika. Mary Conover Lines dan ibunya akhirnya memutuskan untuk menaiki Titanic dengan harapan bisa tiba di Amerika lebih cepat setelah mendengar kabar Titanc lebih cepat dari kapal lainya. Namun bukanya tiba lebih cepat di Amerika, mereka justru harus menjadi saksi dari salah satu peristiwa paling mengerikan dalam sejarah. Saat kapal Titanic menabrak gunung es, keduanya yang sedang berada di ruang resepsionis kapal, nyaris tak berhasil menyelamatkan diri karena terjebak dalam kerumunan orang.

Untungnya keduanya berhasil naik ke geladak dan mengantri untuk menaiki sekoci, saat itulah keduanya mulai merasakan kapal sedikit demi sedikit mulai tenggelam. Di tengah kekacauan ini Mary dan ibunya akhirnya berhasil menaiki sekoci penyelamat berkat bantuan para awak kapal. Mary dan ibunya akhirnya berhasil selamat, tapi meski begitu setelah peristiwa mengerikan ini Mary mulai sering dihantui oleh mimpi saat kapal tenggelam. Sahabat anehdidunia.com terkadang Mary bahkan masih bisa mendengar suara dari para korban yang meminta tolong. Satu hal membuatnya masih bisa bertahan adalah memori dari awak kapal yang tetap tenang membantu para penumpang menyelamatkan diri. Mary merasa salut pada para para awak yang tetap tenang meski tahu bahwa mereka harus merelakan nyawanya untuk menyelamatkan nyawa penumpang. Pengorbanan awak kapal ini membuat Mary berusaha bangkit dan melupakan kenangan pahitnya bersama Titanic.

Jack Thayer

Jack Thayer

Kisah penyelamatan John "Jack" Thayer mungkim merupakan salah satu kisah paling dramatis dalam peristiwa tenggelamnya Kapal Titanic. Jack yang saat itu berpergian bersama kedua orang tuanya, sebenarnya mendapat pengalaman menyenangkan saat berada di atas kapal. Selama di kapal Jack berhasil mendapat beberapa teman baru dan sedang bersantai bersama teman-temanya saat Titanic menabrak gunung es. Alhasil mereka terpisah dari orang tua masing-masing, meski begitu Jack dan teman-temanya berhasil sampaike tempat untuk menaiki sekoci. Sayangnya karena dianggap sudah terlalu tua,  Jack dan temanya dan di izinkan untuk menaiki sekoci penyelamat.

Saat itu salah satu teman Jack menyarankan mereka untuk melompat ke laut karena menganggap itu adalah cara terbaik untuk bisa menyelamatkan diri. Mereka semua akhinya melompat ke laut yang beku, namun setelah melompat ke laut  Jack tak lagi bisa menemukan teman-temanya, ia bahkan nyaris tenggelam setelah terseret oleh pusaran air yang di akibatkan oleh tenggelamnya kapal. Untungnya Jack berhasil berenang ke permukaan, saat itulah sebuah mukzizat terjadi. Saat berhasil mencapai permukaan laut, Jack tiba-tiba melihat sebuah sekoci yang terbalik, bersama 28 orang lain ia akhirnya berhasil membalik kapal sekoci dan menaikinya.  Sahabat anehdidunia.com Jack dan 28 orang lainya akhirnya menggunakan sekoci kecil ini untuk menyelamatkan diri. Tapi mereka harus secara bergantian menaiki kapal karena ukuran sekoci yang kecil. Selama menunggu kapal penyelamat  Jack dan korban selamat lainya menggunakan sekoci secara bergantian. Saat sebagian orang naik di atas sekoci maka sebagian lainya harus bergantung pada sisi kapal. Dengan cara ini mereka berhasil menghindari dinginya laut Antartika dan bertahan hingga kapal penyelamat datang.

Navratil Bersaudara

Navratil Bersaudara

Kisah berikut ini mungkin bisa menggambarkan bahwa kebaikan hati manusia bisa merubah jalan hidup seseorang. Berbeda dengan kebanyakan orang yang menaiki kapal Titani untuk berlibur, seorang pria bernama Mavratil dan kedua anaknya yang masih balita justru menaiki Tianic untu kabur ke Amerika. Navratil yang kehilangan hak asuh anaknya setelah bercerai, memutuskan untuk kabur ke Amerika dengan membawa dua anaknya karena tak ingin berpisah dengan mereka. Namun sayangnya keputusan yang ia buat ini, justru membuat Navratil harus berpisah dengan dua anaknya untuk selama-lamanya. Sahabat anehdidunia.com setelah kapal Titanic menabrak es, Navratil berusaha sekuat tenaga untuk bisa menaiki sekoci penyelamat bersama kedua anaknya. Sayangnya saat bersalsil mengantri sekoci yang ada sudah tak mampu menampung ketiganya. Namun Navrail tak patah semangat ia membujuk petugas agar mengijinkan kedua anaknya menaiki kapal. Usaha Navratil tak sia-sia ia akhirnya berhasil menaikan kedua anaknya dalam kapal sekoci, Navratil kemudian memakaikan selimut pada dua anaknya sebelum akhinya ia mengucapkan kata perpisahan pada mereka. Navratil sendiri akhirnya tewas dalam peristiwa ini karena tak berhasil menaiki sekoci penyelamat.

Sementara itu masalah lain kemudian muncul karena rupanya kedua anak Navratil hanya bisa berbahasa Prancis dan sama sekali tak mengerti bahasa Inggis. Hal in menyebabkan seluruh penumpang sekoci kesulitan untuk berkomunikasi dengan keduanya. Untungnya seorang wanita kemudian menawarkan diri untuk menjaga kedua bocah ini hingga sampai di New York. Setibanya di New York wanita ini sebenarnya sedikit kebingungan tentang apa yanng harus ia lakukan pada dua bocah malang ini, namun karena rasa iba ia memutuskan tetap merawat kedua bocah ini sampai keluarga mereka datang.

Untungnya tak lama kemudian ibu kedua bocah ini kemudian melihat foto kedua anaknya di salah satu surat kabar Prancis, Mengetahui kedua anaknya masih hidup ia pun langsung menuju New York untuk menjemput kedua anaknya. Setelah bertemu dengan wanita yang merawat anaknya ibu yang beruntung ini langsung berterma kasih, sebelum akhirnya membawa pulang kedua anaknya ke Prancis. Kisah ini menunjukan bahwa kebaikan bisa datang dari mana saja, termasuk dari orang yang tak kita kenal. Bayangkan saja jika wanita ini tak menawarkan diri untuk merawat 2 bersaudara Navratil, mungkin mereka tak akan pernah bisa bertemu dengan ibunya kembali.

Refensi:
http://listverse.com/2018/06/27/10-children-survivors-of-the-titanic-and-their-chilling-stories/