Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasus Medikal Langka Yang Pernah Dihadapi Dokter

Tidak ada 2 orang manusia yang sama persis. Bahkan kembar identik sekalipun tetap memiliki perbedaannya masing-masing karena masing-masing dari mereka pasti tetap memiliki perbedaan dalam menjalani keseharian dan pola hidup. 

Hal serupa juga berlaku untuk penyakit, di mana terkadang seseorang bisa terkena gangguan kesehatan yang sebelum ini hampir tidak terjadi pada orang lain. Berikut ini adalah contoh kasus medis langka dan mencengangkan yang pernah terjadi di dunia.

Dada Pasien Terbakar
Dada Pasien Terbakar
Terbakar saat operasi jantung via inverse.com
Mengalami musibah saat pembedahan tengah berlangsung tentunya bukanlah hal yang diinginkan oleh siapapun. Oleh karena itulah, dokter bedah senantiasa dituntut untuk bersikap teliti dan waspada saat bertugas. Namun kejadian yang satu ini bukanlah kejadian yang bakal diduga oleh siapapun.

Menurut jurnal ilmiah yang dirilis pada bulan Juni 2019 lalu oleh European Society of Anaesthesiology, pada awalnya ada seorang pria berusia 60 tahun yang harus menjalani operasi karena pembuluh arteri di dadanya mengalami kerusakan.

Pria yang bersangkutan diketahui juga memiliki riwayat penyakit paru-paru kronis. Oleh karena itulah, dokter pun memberikan asupan oksigen tambahan kepadanya supaya pria tersebut tidak mengalami gangguan pernapasan saat operasi tengah berlangsung.

Untuk mencegah terjadinya perembesan darah saat operasi berlangsung, dokter menggunakan alat bedah listrik yang bekerja dengan cara mengiris jaringan tubuh dengan cara memanaskannya memakai tenaga listrik. 

Pada saat itulah, terjadi peristiwa yang tidak diduga-duga. Percikan api secara tiba-tiba muncul dari alat bedah dan memicu kebakaran kecil. Untungnya, api tersebut bisa dipadamkan dengan cepat dengan memakai air garam dan tidak mencederai pasien. Operasi pun kemudian dilanjutkan dan berakhir dengan kesuksesan.

Lantas, mengapa api bisa muncul tiba-tiba saat pembedahan tengah berlangsung? Usut punya usut, api tersebut berasal dari penggunaan oksigen tambahan yang menyebabkan percikan api jadi lebih mudah muncul. Sahabat anehdidunia.com kendati insiden ini sepintas nampak seperti insiden kecil, insiden ini bisa menjadi tambahan informasi yang berharga bagi semua pihak.

Tertusuk Rambut Sendiri
tumit tumbuh rambut
tumbuh rambut di tumit via livescience.com
Helaian rambut yang rontok normalnya bukanlah sesuatu yang berbahaya. Namun hal tersebut tidak berlaku dalam kasus ini. Pasalnya gara-gara sehelai rambut, orang ini harus menderita. Bagaimana bisa?

Semuanya bermula ketika seorang pria berusia 35 tahun asal Brazil pergi ke ruang unit gawat darurat. Ia mengaku merasakan sakit di kaki kanannya yang terasa semakin buruk setiap kali ia berjalan. Namun saat pria tersebut memeriksa kakinya, ia tidak menemukan luka ataupun sesuatu yang menjadu sumber rasa sakitnya.

Saat dokter memeriksa kaki pria tadi, dokter pada awalnya juga tidak bisa memastikan apa penyebab rasa sakit yang dialami oleh pria ini. Baru setelah dokter melakukan pengamatan lebih dekat pada bagian tumitnya, dokter menemukan biang kerok dari rasa sakit misterius tersebut.

Pada permukaan kulit tumitnya, ternyata terdapat potongan rambut kecil yang menancap bak duri. Di dunia kedokteran, fenomena ini dikenal dengan sebutan cutaneous pili migrans (CPM). CPM sendiri termasuk fenomena langka di mana selama 60 tahun terakhir, baru ada 26 kasus CPM yang tercatat.

Dokter kemudian menggunakan penjepit khusus untuk mencabut helai rambut mini yang panjangnya hanya sekitar 1 cm tersebut. Sesudah itu, pria tersebut tidak lagi merasakan sakit pada kakinya.

Mabuk Tanpa Minum Alkohol
mabuk naik mobil
Ilustrasi mabuk naik mobil via williamevanslaw.com
Sudah menjadi pengetahuan umum kalau mengkonsumsi terlalu banyak minuman beralkohol bakal membuat seseorang menjadi mabuk. Namun kasus yang unik terjadi pada pria ini. Pasalnya kendati ia tidak pernah mengkonsumsi minuman keras, ia justru kerap merasa mabuk tanpa sebab yang jelas.

Sahabat anehdidunia.com Fenomena aneh tersebut sudah dialami oleh pria yang bersangkutan selama kurang lebih 6 tahun. Saat dirinya merasa mabuk, perilakunya juga menjadi lebih agresif dan kepekaannya terhadap kondisi sekitar menjadi berkurang. 

Dalam suatu kesempatan, pria berusia 46 tahun ini juga pernah dicegat oleh polisi karena terlihat mengemudi dalam kondisi mabuk. Pria tersebut bersikeras kalau dia tidak mengkonsumsi minuman beralkohol sama sekali sebelum pergi mengemudi. Namun saat diadakan uji alkohol pada dirinya, kadar alkohol dalam tubuhnya justru mencapai 2 kali lebih banyak dibandingkan ambang batas yang diperbolehkan.

Dokter yang menganalisa pria ini kemudian menyimpulkan kalau pria tersebut menderita suatu gangguan langka yang bernama auto-brewery syndrome (ABS). Dalam sindrom ini, bakteri-bakteri yang hidup di saluran pencernaannya melakukan penguraian pada karbohidrat hingga berubah menjadi alkohol.

Dokter lantas memberikan antibiotik kepada pria tadi untuk membunuh bakter-bakteri pengurai tadi. Ia juga menerima asupan probiotik supaya populasi bakteri baik dalam ususnya meningkat. Hasilnya, pria tersebut kini bisa mengkonsumsi makanan berkarbohidrat tanpa merasa mabuk.

Sakit Jantung Akibat Makanan Pedas
sakit jantung
ilustrasi sakit jantung via selasar.co
Banyak orang yang sengaja menghindari makanan pedas akibat beragam sebab. Entah karena mereka dari awal memang tidak tahan dengan rasa pedas, saluran pencernaannya terlalu sensitif terhadap makanan pedas, dan lain sebagainya. Namun mungkin tidak akan ada yang menyangka jika mengkonsumsi makanan pedas bisa membawa dampak berbahaya bagi jantung.

Di Israel, seorang wanita berusia 60 tahun pada awalnya pergi ke sebuah pesta pernikahan. Sesampainya di sana, ia memakan begitu banyak wasabi – sejenis makanan pedas asal Jepang – karena mengira kalau wasabi tersebut aslinya adalah buah alpukat. 

Hanya berselang beberapa menit kemudian, wanita tersebut merasakan sakit yang begitu hebat di bagian dadanya dan menjalar hingga ke bagian lengan. Wanita tersebut lantas dilarikan ke rumah sakit untuk menerima pengobatan.

Keesokan harinya, wanita tersebut didiagnosis menderita semacam sindrom yang menyebabkan rongga kiri jantungnya membengkak dan melemah sehingga tidak bisa lagi memompa darah secara normal. Sindrom tersebut bisa dipicu oleh penyebab fisik maupun penyebab psikis.

Kalau untuk kasus wanita ini, ia disimpulkan bisa terkena sindrom jantung akibat terlalu banyak mengkonsumsi wasabi dalam jeda waktu yang begitu singkat. Untungnya sindrom ini tidak bersifat permanen. Setelah menerima pengobatan selama satu bulan, kondisi wanita tersebut membaik.

Menjadi Buta Akibat Junk Food
Buta karena junk food
Harvey Dwyer bersama ayah tiri via news.com.au
Bagi mereka yang memiliki hobi ngemil, menyantap cemilan alias makanan ringan (junk food) merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Namun makanan ringan sendiri sebaiknya tidak disantap terlalu banyak karena makanan macam ini bisa menimbulkan dampak negatif  bagi tubuh jika disantap terlalu banyak.

Di Inggris, pernah terjadi kasus ekstrim akibat memakan cemilan terlalu banyak. Seorang remaja setempat bernama Harvey Dwyer pada awalnya mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran pada usia 15 tahun. Kemudian saat ia menginjak usia 17 tahun, ia mengalami kebutaan akibat adanya kerusakan pada jaringan syaraf matanya.

Saat diselidiki, remaja tersebut diketahui sebagai orang yang susah makan dan amat pemilih. Selama hidupnya, ia mengaku hanya makan kentang goreng, makanan ringan, roti, dan irisan daging babi. 

Dokter lantas menyimpulkan kalau kerusakan pada syaraf penglihatan yang dialami oleh remaja tersebut terjadi akibat kekurangan nutrisi tertentu, khususnya vitamin B. Vitamin B merupakan vitamin yang amat penting dalam reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Jika tubuh sampai kekurangan vitamin B, akan terjadi penimbunan zat-zat beracun yang berakibat pada rusaknya jaringan tubuh tertentu.

referensi :
https://www.livescience.com/strangest-medical-cases-2019.html
https://www.news.com.au/lifestyle/health/diet/an-18yearold-has-gone-blind-after-lifetime-of-eating-junk/news-story/aea5134ff37b9c241f1cff8891fe2842