Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dokter Yang Berani Membedah Dirinya Sendiri

Mereka melakukan hal ini mungkin memang dalam keadaan terpaksa atau bisa juga karena ingn mengetahui dari segi pasien rasanya dioperasi. Tindakan yang harus diperhitungkan dengan matang. Namun kita akui bahwa dokter dibawah ini memopunyai nyali yang besar untuk mengoprasi dirinya sendiri. Berikut dokter yang berani membedah dirinya sendiri

Leonid Rogozov



Bisa dibilang, sang dokter melakukan pembedahan 'swalayan'. Seorang dokter yang bernama Rogozov yang ditempatkan di ekspedisi Antartika pada tahun 1961 melakukan operasi usus buntu sendiri. Pilihan itu ia ambil karena sulitnya situasi. Cuaca yang memburuk menyulitkan untuk mengontak bantuan, sedangkan ia hanya satu-satunya dokter di sana. Demam dan rasa sakit di perut kanan bawah membuatnya terpaksa melakukan operasi usus buntu pada dirinya sendiri.

Dibantu oleh rekan-rekannya satu tim, seorang insinyur dan seorang meteorolog, pada malam hari ia membedah dirinya sendiri, dengan bius lokal dan alat-alat medis yang ada di di pos tersebut. Ia membuat sayatan sepanjang 12 cm, menyuntikkan antibiotik sendiri ke rongga perut, dan mengeluarkan usus buntu yang meradang. Sang dokter berhenti sejenak setelah sekitar 30 menit mengoperasi karena merasa pusing dan penghliatannya sama-samar. Dan setelah itu ia melanjutkan kembali operasinya. Operasi berlangsung sekitar 1 jam. Sang dokter berkebangsaan Rusia itu pun pulih dalam 5 hari, dan 2 hari berikutnya jahitan opersinya dilepas.

Evan O’Neill Kane.


Orang pertama yang melakukan operasi usus buntu, menurut catatan Nwaogbe dkk adalah Evan O’Neill Kane. Kane adalah adalah ahli bedah yang bekerja di Pennsylvania, Amerika Serikat, pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada 15 Februari 1921, ia membuang usus buntunya untuk memahami bagaimana rasanya menjalani prosedur itu dari kacamata pasien. Usia Kane waktu itu 60 tahun. Ia juga punya tujuan lain: memperkenalkan pembiusan atau anestesi lokal dalam operasi bedah, sebab saat itu operasi usus buntu masih didominasi oleh pemakaian bius total. Ia menggunakan novacaine, zat cukup baru yang tidak lebih berbahaya ketimbang kokain.

Selama operasi ia dikelilingi sekaligus diawasi oleh timnya. Operasi itu memakan waktu sekitar 30 menit. Ia menyatakan saat itu anggota tim terlalu panik. Namun, dua minggu kemudian, Kane sudah benar-benar sembuh dan kembali ke pekerjaan rutinnya mengoperasi pasien. Gilanya lagi, operasi mandiri itu pun bukan yang pertama, juga bukan yang terakhir. Pada 1919, ia mengamputasi salah satu jarinya yang terkena infeksi. Sedangkan operasi ketiga ia lakukan pada 1932, ketika usianya 70 tahun, untuk mengobati vhernia inguinalisnya sendiri. Nama Kane pun tersohor akibat operasi-operasi mandiri tersebut.

M. Alexandre Fzaicou


Hernia inguinalis agaknya dulu menjadi masalah banyak orang. Namun, ilmu kedokteran belum semaju sekarang, sehingga muncul dokter lain yang nekat menjalani operasi mandiri. Contohnya adalah M. Alexandre Fzaicou, seorang dokter bedah asal Rumania.

Fzaicou melaksanakan operasi hernia inguinal secara mandiri pada 1909. Kala itu ukuran hernianya sudah “sebesar telur ayam”. Pembiusan baru berhasil setelah percobaan beberapa kali selama 25 menit. Operasi berlangsung selama satu jam. Walhasil, insomnia, sakit kepala, dan nyeri fisik ia rasakan selama seminggu. Dua minggu setelahnya, ia bisa beraktivitas dengan normal lagi.

referensi
https://tirto.id/kisah-rogozov-dan-para-dokter-yang-nekat-mengoperasi-diri-sendiri-cVNd