Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Moda Transportasi Unik Yang Pernah Merajai Jalanan Di Indonesia Tempo Dulu

Sepanjang sejarah telah beragam moda transportasi yang di gunakan oleh manusia. Saat ini kita mungkin mengenal gojek, grab bike ataupun uber taksi, sebuah moda transportasi berbasis aplikasi yang kian memudahkan pengguna yang membutuhkan, karena bisa di panggil kemasa saja, hanya dengan bermodal aplikasi ponsel pintar. Hal yang di jaman dulu tentu sangat sulit untuk di bayangkan. Di Jaman dulu moda transportasi atau jenis-jenis kendaraan yang biasa di gunakan sebagai angkutan umum, sangatlah konvensional. Kendaraan transportasi jaman dulu biasanya hanya bisa kita temui dengan menunggu di halte bis ataupun mendatangi pankalan di mana kendaraan-kendaraan ini biasanya menunggu penumpang.

Bentuk dan jenis dari kendaraan transportasi pun terus berubah seiring dengan perkembangan jaman. Bagi yang tumbuh besar di era 90-an pasti tahu betapa menyenangkanya naik bus bertingkat atau betapa panas dan sesatnya bemo yang penuh dengan ibu-ibu yang baru pulang dari pasar. Sebuah kenangan yang sudah tak bisa lagi dirasakan saat ini, karena telah musnahnya moda transportasi jadul tersebut seiring dengan perkembangan jaman. Karena itu kali ini anehdidunia.com akan mengajak sahabat anehdidunia.com untuk sedikit bernostagia dan mengenang kendaraan umum unik yang pernah berseliweran di jalanan tanah air bahkan merajainya dalam, Moda Transportasi Unik Yang Pernah Merajai Jalanan Di Indonesia Tempo Dulu, versi anehdidunia.com.


Oplet



Bagi yang pernah melihat sinetron Si Doel Anak Sekolahan pada dekade 90-an, pasti sudah tak asing lagi dengan kendaraan yang satu ini. Oplet yang merupakan cikal bakal mikrolet yang ada saat ini, mulai diproduksi pada awal tahun 1950-an. Desain Oplet sendiri terinspirasi dari sebuah mobil sedan keluaran Morris sebuah merk kendaraan bermotor asal Inggris. Dengan ciri khas kap mesinya yang unik, Oplet akan dengan sangat mudah di kenali. Kendaraan ini di desain dengan dua bagian, yaitu bagian depan dengan dua pintu di samping untuk pengemudi.

Dan bagian belakang yang beratapkan kayu atau seng untuk penumpang. Kendaraan yang sudah ada di Indonesia sejak tahun 1950-an ini, sebenarnya merupakan keluaran pabrikan Austin, sesuai dengan kebiasaan orang Indonesia pada umumnya yang menggunakan nama merk dagang sebagai nama sebuah produk. Sahabat anehdidunia.com baru di era 90 puluhan nama kendaraan unik ini lebih di kenal dengan Oplet seiring dengan Boomingnya sinetron "Si Doel Anak Sekolahan". Tapi sebenarnya pada tahun tersebut Oplet sudah tak lagi digunakan sebagai kendaraan umum sejak izin trayeknya di cabut pada tahun 1979 dan kemudian di gantikan dengan mikrolet.


Helicak



Helicak merupakan sebuah sarana transportasi unik yang pernah beroperasi di Jakarta pada era pemerintahan Gubernur Ali Sadikin. Helicak sendiri merupakan singkatan dari Helikopter Becak, karena bentuknya yang memang mirip dengan gabungan antara Helikopter dan Becak. Seperti halnya becak pada umumnya, pada Helicak penumpang di tempatka di bagian depan sedangkan pengemudi berada di bagian belakang. Namun bedanya jika becak menggunakan tenaga manusia sebagai pendorongnya, Helicak menggunakan mesin dari Skuter Lambreta buatan Itali sebagai mesin pendorongnya.

Lambreta sendiri merupakan salah satu merk motor Vespa yang banya beredar di tanah air pada tahun 1970 hingga 1980-an. Sayangnya kendaraan unik ini mulai dilarang untuk beroperasi sejak tahun 1987, akibat dinilai kurang aman dan membahayakan penumpang seandainya terjadi kecelakaan. Letak penumpang yang berada di depan dan Helicak yang ternyata bisa melaju dengan lumayan, membuat penumpang yang berada di bagian depan, membuat mereka lebih berpontensi menjadi korban. Selain itu munculnya Bajaj, juga kian membuat Helicak yang mulai beroperasi pada bulam Maret 1971 ini kian tersisih dan akhirnya menghilang dari jalanan Ibukota.


Bus Tingkat



Bagi yang tumbuh di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo dan Makasar, pada tahun 90-an, tentu pasti pernah melihat atau bahkan merasakan naik angkutan umum yang satu ini. Bus tingkat merupakan bus berlantai 2 yang pertama kali di kembangkan di Inggris, merupakan sarana angkutan massa yang sengaja di dsain bertingkat agar dapat menampung lebih banyak orang. Bus yang awalnya dikembangkan di kota London ini, kemudian mulai merambah berbagai negara dinataranya Kanada dan Jerman sampai akhirnya sampan ke asia diantaranya Sri Lanka dan Indonesia pada awal 90-an.

Bus ini menjadi primadona pada masanya karena selain dapat mengangkut jumlah penumpang yang lebih banyak juga karena dapat menyuguhkan pemandangan yang lebih luas bagi penumpang yang naik di lantau dua, yah itung-itung sekalian berwisata sambil pulang kerumah di sore hari. Sayangnya bus tingkat memiliki kelemahan yaitu hanya dapat beroperasi di wilayah yang datar saja. Selain itu sahabat anehdidunia.com faktor keamanan dari bus ini juga dinilai kurang. Karena itu pada tahun 1996 izin operasi dari bus yang ikonik ini akhirnya dihentikan. Baru pada awal tahun 2014 bus tingkat kembali digunakan di kota-kota besar di Indonesia, hanya saja bukan sebagai angkutan massal melainkan sebagai bus pariwisata untuk berkeliling kota.


Bajaj



Untuk angkutan umum yang satu ini pasti masih banyak yang mengingatnya, karena baru-baru ini sja "Dimusnahkan" dari Ibukota Jakarta. Bajaj si berisik yang lihai di sempitnya jalanan Ibukota ini merupakan kendaraan asal India yang pertama masuk ke tanah air pada tahun 1975-an. Ketika itu Pemerintah Jakarta yang dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin berencana untuk memodernkan Ibukota dan mengurangi jumlah becak yang kala itu menang merajalela. Maka dipilihlah Bajaj sebagai kendaraan alternatif untuk menggantikan becak.

Bajaj sendiri sebenarnya bernama Auto Rickshaw, namun karena perusahaan yang memproduksinya bernama Bajaj Auto, maka akhirnya warga Indonesia khusunya Ibukota Jakarta akhirnya lebih mengenal si mungil berwarnay orange ini dengan nama Bajaj. Sahabat anehdidunia.com selain di Indonesia ankutan umun yang sama dengan Bajaj juga ter dapat di beberapa negara, salah satu contohnya Tuk-Tuk di Thailand. Namun bedanya dengan Bajaj yang dihilangkan di Indonesia di Thailand Tuk-Tuk justru di jadikan Ikon pariwisata yang kini cukup mendunia. Di Jakarta sendiri bajaj mulai dihilangkan keberadaanya karena dinilai terlalu bising dan merupakan salah satu penyumbang polusi terbesar mengingat gas buang dari Bajaj yang cukup banyak dan pekat.


Trem



Trem merupakan sebuah moda transportasi unik yang berbentuk layaknya kereta mini dan membutuhkan rel khusus sebagai jalurnya. Namun berbeda halnya dengan kereta kendaran ini dioperasikan sebagai angkutan kota dan juta tak memiliki kecepatan yang tinggi. Hingga saat ini sahabat anehdidunia.com beberapa negara di Eropa masih menggunakan moda transportasi ini, salah satunya dinataranya Perancis dan Jerman. Dan tempo dulu, kendaraan unik yang kini mayoritas menggunakan listrik sebagai tenaga pendorongnya ini juga pernah ada di Indonesia, khusunya Jakarta saat masih bernama Batavia.

Saat itu Trem belumlah semodern saat ini dan masih menggunakan kuda sebagai penariknya dan baru sekitar tahun 1881, Trem mulai beralih ke tenaga uap. Sejak itu pula Trem yang beroperasi di Batavia juga sering di sebut Trem Uap. Kendaraan ini tetap eksis di Ibukota bahkan hingga seusia Indonesia merdeka. Baru ada tahun 1960 atas perintah Presiden Soekarno, operasional Trem di hentikan. Kala itu Presiden Soekarnya menganggap Trem bukanlan kendaraan yang cocok dengan citra kota Jakarta.

Sahabat anehdidunia.com itulah beberapa Moda Transportasi unik yang pernah ada di tanah air. Sayangnya sebagian angkutan umum ini sudah tak lagi ada dengan berbagai pertimbangkan yang berhubungan dengan keselamatan penumpang dan beberapa faktor lainya. Kalau boleh berandai-andai mungkin akan sangat menyenangkan jika Trem masih ada di Jakarta, mungkin Ibukota akan jadi sedikit lebih terlihat indah.

Referensi:
boombastis.com/5-kendaraan-umum-unik-indonesia-zaman-dulu/11951
https://id.wikipedia.org/wiki/Trem
http://bambangchezka.blogspot.co.id/2015/03/40-tahun-bajaj-jakarta.html