Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Aksi Protes Aksi Ekstrim Yang Tidak Boleh Ditiru

Anehdidunia.com - Jika pemerintah di suatu negara dianggap sudah mengabaikan kepentingan rakyatnya, maka tidak jarang rakyat di negara tersebut melakukan aksi protes. Namun terkadang sekedar turun di jalan secara beramai-ramai dianggap tidak cukup untuk menarik perhatian pemerintah.

Sejumlah orang nekat melakukan aksi menyakiti diri sendiri di hadapan orang banyak dengan harapan publik dan pemerintah langsung menaruh perhatian terhadap permintaan orang tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh dari aksi protes berbahaya tersebut.

Jahit Mulut

Jahit Mulut
Jahit Mulut foto via tirainews.com

Afganistan adalah negara yang terletak di tengah-tengah Benua Asia. Negara ini kerap muncul dalam berita-berita internasional, namun sayangnya bukan dalam hal yang positif. Afganistan kerap muncul dalam berita karena negara ini merupakan negara yang sedang dilanda perang.

Saat Amerika Serikat menarik mundur pasukannya pada tahun 2021, kondisi Afganistan tetap tidak membaik. Pasalnya dunia internasional beramai-ramai menjatuhkan sanksi kepada Taliban – kelompok penguasa Afganistan sesudah mundurnya Amerika Serikat – karena Taliban dianggap tidak menghormati hak-hak kaum perempuan.

Masih kacaunya kondisi Afganistan pada gilirannya menyebabkan penduduk negara tersebut banyak yang beramai-ramai mengungsi keluar negeri.

Indonesia juga ikut terkena dampak dari buruknya kondisi keamanan Afganistan. Banyak warga Afganistan yang melakukan perjalanan jauh hingga ke Indonesia. Mereka berharap bisa pergi meninggalkan Indonesia dan kemudian melanjutkan hidupnya di negara lain jika negara tersebut bersedia menerima pengungsi.

Selama berada di Indonesia, para pengungsi tersebut merasa jenuh dan tertekan. Pasalnya mereka tidak diperbolehkan bekerja ataupun bersekolah. Mereka juga tidak kunjung mendapatkan kejelasan mengenai negara mana yang bersedia menampung mereka.

Karena merasa tidak tahan lagi, salah seorang pengungsi nekat melakukan aksi protes dengan cara menjahit mulutnya sendiri di Pekanbaru, Provinsi Riau. Ia berharap pemerintah Indonesia bersedia mendengarkan keluhan para pengungsi dan memperbaiki kesejahteraan mereka.

Pengungsi lain yang bernama Ahmad mengaku kalau ada pengungsi Afganistan yang sudah terlantar di Riau selama 10 tahun. Ia juga mengancam bahwa akan ada lebih banyak orang yang melakukan aksi jahit mulut jika permintaan mereka tidak kunjung dituruti.

Mengoleskan Darahnya Sendiri

Mengoleskan Darahnya Sendiri
Mengoleskan Darahnya Sendiri via painterest.com

Darah kerap dipandang sebagai simbol pengorbanan dan keberanian. Pasalnya ketika seseorang terluka dalam perang, lukanya akan menetaskan darah. Itulah sebabnya warna merah yang menyimbolkan darah cukup sering dijumpai pada bendera sejumlah negara dan organisasi.

Thailand selaku negara tetangga jauh Indonesia di Asia Tenggara merupakan negara yang pernah beberapa kali diterpa aksi protes menentang pemerintahan. Salah satu contoh dari aksi protes tersebut pernah terjadi pada tahun 2012 lalu.

Selain berkumpul dalam jumlah besar sambil meneriakkan tuntutan mereka, para demonstran di Thailand pada waktu juga memiliki metode yang terbilang menyeramkan untuk mengekspresikan pendapat mereka.

Metode menyeramkan yang dimaksud di sini adalah menggunakan darah untuk menyampaikan pesan mereka kepada pemerintah Thailand! Untuk keperluan ini, para demonstran mendirikan tenda khusus untuk mengumpulkan darah para peserta aksi demo.

Setelah darah yang terkumpul cukup banyak, mereka kemudian menyiramkan darah tersebut ke bangunan-bangunan milik pemerintah. Menurut para demonstran, mereka nekat melakukan tindakan ini supaya pemerintah Thailand sadar kalau para demonstran benar-benar serius dengan pendapatnya.

Di lain pihak, lembaga Palang Merah menyampaikan keprihatinannya terkait aksi demo memakai darah ini. Pasalnya darah yang diambil bisa saja mengandung kuman penyakit dan kemudian bisa menular ke orang lain yang kebetulan berlalu lalang.

Menjatuhkan Diri di Depan Kereta

Menjatuhkan Diri di Depan Kereta
Menjatuhkan Diri di Depan Kereta via kaorinusantara.or.id

Bunuh diri merupakan masalah sosial yang jamak dijumpai di Jepang. Jika seseorang merasa malu atau frustrasi dengan hidupnya sendiri, tidak jarang orang tersebut nekat melakukan bunuh diri supaya bisa segera terlepas dari beban hidupnya. Itulah sebabnya Jepang sekarang menjadi salah satu negara dengan angka bunuh diri tertinggi di dunia.

Aksi bunuh diri di Jepang bukan hanya dilakukan oleh mereka yang sudah dewasa, tetapi juga oleh kalangan anak-anak. Di kota Daito, Jepang, seorang pelajar sekolah dasar yang baru berusia 11 tahun nekat melakukan aksi bunuh diri dengan cara melompat ke depan kereta api yang sedang melaju kencang.

Sebelum melakukan aksi bunuh dirinya, bocah tersebut meninggalkan tas sekolahnya di stasiun kereta api. Saat polisi memeriksa tas tersebut, polisi menemukan secarik surat yang diyakini sebagai pesan bunuh diri dari sang bocah.

Di dalam surat tersebut, almarhum mengaku tidak setuju dengan rencana penutupan sekolahnya. Penutupan itu sendiri terjadi sebagai dampak dari rendahnya angka kelahiran Jepang. Rencananya setelah sekolah tersebut ditutup, murid-murid yang ada di sekolah tadi akan dipindahkan ke sekolah lain.

Almarhum ternyata menolak keras rencana penutupan sekolahnya sendiri dan tidak mau dipaksa bersekolah di sekolah lain. Maka, ia pun nekat mengakhiri hidupnya sendiri dengan harapan tempatnya menimba ilmu selama ini tidak jadi ditutup.

Memotong Alat Kelamin

Memotong Alat Kelamin
Memotong Alat Kelamin via metroterkini.com

Saat dua sejoli saling jatuh cinta dan berniat melanjutkan hubungannya ke jenjang yang lebih serius, tidak jarang hubungan mereka berdua harus kandas di tengah jalan karena tidak mendapat izin dari orang tua.

Hal macam ini utamanya lazim terjadi di negara-negara yang generasi tuanya masih kolot dan kerap menjodohkan anaknya secara paksa. Namun jika sang anak tidak mau kalah, konflik pun terjadi antara sang anak dengan orang tuanya sendiri.

Hal itulah yang terjadi di Mesir. Pada awalnya, ada seorang pria yang jatuh cinta dengan seorang wanita. Karena keduanya merasa cocok, sang pria berencana menikahi wanita tersebut.

Keinginan pria tersebut ternyata mendapat penolakan dari orang tuanya sendiri. Pasalnya wanita tersebut berada dari golongan bawah dan dianggap tidak pantas menjadi pendamping hidup dari sang pria.

Pria tersebut belum menyerah dan mencoba membujuk ayahnya sendiri supaya berubah pikiran. Namun sang ayah tetap tidak bergeming. Justru sekarang ia berniat menikahkan putranya tersebut dengan wanita yang sudah dipilihkan oleh sang ayah.

Pria tersebut tidak bisa menerima jawaban dari sang ayah. Maka sebagai bentuk protesnya, ia nekat memotong alat kelaminnya sendiri. Seolah-olah ia ingin berkata kepada ayahnya bahwa jika ia tidak bisa mendapatkan keturunan dari wanita idamannya, maka wanita lain juga tidak bisa.

Bakar Diri

Bakar Diri
Bakar Diri foto via wholedude.com

Ada begitu hal yang bisa menewaskan seseorang. Dari sekian banyak hal tersebut, mati terbakar hidup-hidup bisa dibilang sebagai salah satu yang paling menakutkan. Bagaimana tidak, saat seseorang terbakar hidup-hidup, orang tersebut harus menahan rasa sakit dan panas yang menjalar di sekujur tubuhnya.

Meskipun tewas terbakar hidup-hidup normalnya merupakan hal yang dihindari oleh orang-orang, ternyata di dunia ini ada sejumlah orang yang nekat membakar dirinya sendiri sebagai bentuk protes.

Tibet adalah suatu wilayah di China barat yang wilayahnya berupa pegunungan. Wilayah ini memiliki reputasi yang kontroversial karena maraknya tuduhan kalau pemerintah China menggunakan metode kekerasan dan penindasan supaya Tibet tetap menjadi wilayah China.

Sebagai bentuk protes terhadap metode tangan besi yang digunakan oleh pemerintah pusat China, rakyat Tibet pun menggunakan metode yang bakal membuat siapapun merasa ngeri. Demonstran menyirami dirinya sendiri dengan cairan yang mudah terbakar, lalu kemudian menyalakan api supaya dirinya juga terbakar.

Demonstran yang menggunakan taktik ini berharap bahwa orang awam yang melihat peristiwa tersebut bakal langsung bersimpati kepada demonstran. Pasalnya jika seseorang sampai nekat membakar dirinya sendiri ketimbang melanjutkan hidupnya, itu berarti kehidupan di bawah rezim China memang begitu mengekang.

Sejauh ini aksi-aksi bakar diri tersebut belum berhasil membuat China melonggarkan kekuasaannya atas Tibet. Namun di luar China sendiri, banyak masyarakat di negara-negara Barat yang memberikan dukungannya kepada para aktivis pejuang kemerdekaan Tibet.

Sumber :
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-012782743/imigran-afghanistan-di-riau-protes-lakukan-aksi-jahit-mulut-tuntut-pemerintah-indonesia?page=all
https://listverse.com/2014/02/25/10-most-extreme-and-terrifying-protests/
https://web.archive.org/web/20130221091250/http://japandailypress.com/11-year-old-japanese-boy-commits-suicide-by-train-in-protest-of-school-closure-1523458/