Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Racun Laba Laba Phoneutria Nigriventer Yang Bisa Membuat Ereksi

Sebuah cara baru untuk mengatasi disfungsi ereksi (DE) ditemukan, yakni dengan menggunakan racun atau bisa laba-laba mematikan. Gigitan laba-laba (Phoneutria nigriventer) yang biasanya mengelana di hutan-hutan Brazil ini menyebabkan ereksi menyakitkan yang bisa berlangsung berjam-jam dan akhirnya menyebabkan impotensi, demikian para ilmuwan Brazil dan Amerika Serikat mencatat.

Phoneutria nigriventer

Setelah mengisolasi racun, para ilmuwan secara radiokatif melabel dan menginjeksi racun yang telah dimurnikan, Tx2-6, ke tikus yang menderita hipertensi dan DE parah. Para peneliti kemudian meneliti kadar racun dalam penis binatang ini dan menggunakan racun tersebut untuk mengontraksi dan membuat rileks jaringan pada penis. Hasilnya, terjadi perubahan level oksida nitrit yang menyebabkan rileksasi dan ereksi pada penis.


Para ilmuwan ini berencana memaparkan hasil penelitiannya 24 September mendatang pada Konferensi Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association's conference) yang sedang fokus membicarakan soal tekanan darah tinggi di Chicago. "Di Brazil, merupakan hal yang biasa bila seseorang terkena racun atau bisa binatang," jelas kepala peneliti Kenia Pedrosa Nunes, doktor di bidang fisiologi di Medical College of Georgia, Agusta yang juga asli keturunan Brazil. "Jadi, kami sadar akan bisa laba-laba yang mematikan, Dan bisa itu membuat normal kembali ereksi (pada tikus)."

Laba-laba liar Brazil biasa ditemukan di sepanjang Amerika Selatan dan Tengah. Mereka adalah jenis laba-laba yang paling beracun di dunia dan menyebabkan sejumlah kematian pada manusia. Disfungsi Ereksi yang juga disebut impotensi, menyebabkan banyak masalah. Menurut National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC), DE merupakan kondisi dimana penis seorang pria tidak lagi ereksi sama sekali, bisa juga ereksi tapi tidak konsisten, atau hanya sebentar. Kondisi ini menyebabkan kesulitan 30 juta pria Amerika dan pria-pria di tempat lain.


Untuk beberapa kasus, penyebabnya bisa jadi psikologis, tetapi untuk yang lain, terutama para lansia, DE terkait dengan penyakit degeneratif seperti diabetes atau akibat efek pengobatan.
Pada akhir tahun 1990, kemunculan Viagra menjadi momen penting dalam revolusi pengobatan impotensi. Obat lain seperti Levitra dan Cialis muncul kemudian. Ketiga obat ini bermanfaat dalam meningkatkan efek oksida nitrit, senyawa kimia yang membuat rileks otot di penis selama terjadi rangsangan seksual dan meningkatkan aliran darah ke penis.

Racun/bisa laba-laba juga mampu meningkatkan kadar oksida nitrit meski dengan mekanisme berbeda, jelas Nunes. Para ilmuwan sebenarnya sudah lama melirik 'bisa' untuk digunakan dalam pengobatan DE. "Tapi, kami butuh riset lebih dalam lagi," katanya. "Saya yakin temuan ini akan menjadi terobosan baru yang bisa membantu para penderita DE yang tak bisa mengonsumsi Viagra."

Satu catatan penting yang terungkap dalam penelitian Nunes ini dalah komentar Dr. Arnold. "Konsep bahwa racun memiliki efek ereksi sangat masuk akal," jelas Dr. Arnold Melman, Kepala Bagian Urologi di Montefiore Medical Center, New York City. "Ini sangat menarik dan luar biasa, tetapi masih tergolong dini."