Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Minghun Pernikahan Mayat Dengan Mayat Di China

www.anehdidunia.com

Pernikahan hantu ini juga disebut ( 冥婚 / mínghūn yang artinya secara harfiah adalah Perkawinan Roh). Pernikahan hantu ini merupakan sebuah tradisi dimana akan menikahkan dua mayat atau menikahkan seorang perempuan hidup dengan mayat laki-laki. Tradisi ini sudah ada di Cina sejak zaman dahulu kala. Masyarakat Cina percaya bahwa mencarikan pasangan untuk anggota keluarganya yang meninggal saat masih lajang merupakan bagian dari tanggung jawab pihak keluarga. Selain itu, terdapat juga kepercayaan bahwa jika anggota keluarga yang meninggal tidak dipenuhi semua keinginannya, maka akan membawa ketidakberuntungan bagi pihak keluarga dan juga akan membuat arwah yang sudah meninggal menjadi penasaran.

Namun ada juga yang mengatakan bahwa alasan tradisi ini dilaksanakan biasanya untuk mengurangi angka wanita yang belum menikah, melanjutkan garis keturunan keluarga atau untuk menghindari adik menikah duluan daripada sang kakak.

Akibat dari kepercayaan-kepercayaan ini, maka keluarga di Cina bahkan rela untuk melakukan berbagai upaya dan bahkan mengeluarkan banyak uang demi menemukan pasangan bagi anggota keluarganya yang sudah meninggal. Namun ada juga yang mengatakan bahwa alasan praktik pernikahan ini dilaksanakan biasanya untuk mengurangi angka wanita yang belum menikah, melanjutkan garis keturunan keluarga atau untuk menghindari adik menikah duluan daripada sang kakak.

Akan tetapi, mencari seorang wanita hidup yang bersedia menikah dengan mayat laki-laki, ataupun mayat wanita yang masih lajang bukanlah perkara yang mudah. Bahkan akibat dari tradisi ini, Cina mengalami banyak pencurian kuburan dan bahkan sempat terjadi beberapa kasus pembunuhan perempuan di Cina untuk dijual mayatnya demi melengkapi tradisi pernikahan hantu ini.

RITUAL UPACARA PERNIKAHAN HANTU
Pernikahan hantu ini juga digelar layaknya seperti pernikahan pada umumnya. Namun, karena satu atau kedua belah pihak sudah meninggal, maka biasanya mereka diwakili oleh patung atau boneka yang terbuat dari kertas, bambu atau kain. Pernikahan memakai kertas yang dibentuk dari bambu biasanya di kedua sisi mereka masing-masing akan berdiri pelayan yang terbuat dari kertas juga dan ruangan yang berisi banyak patung kertas lainnya dari produk yang akan mereka gunakan di rumah mereka, seperti meja rias (lengkap dengan cermin), meja dan enam kursi, uang yang aman, lemari es dan batang pakaian kertas dan kain. Setelah upacara pernikahan selesai, maka semua barang-barang kertas yang dibakar untuk dikirim ke dunia roh untuk digunakan oleh pasangan.

Sebagian besar upacara pernikahan dan upacara dilakukan sesuai dengan adat Cina. Bahkan, pengantin wanita yang berupa boneka itu juga memakai gaun pengantin dan didandani layaknya seperti pengantin wanita nyata yang biasa digunakan dalam upacara pernikahan, seperti celana, rok putih, gaun merah, dengan gaun luar renda. Selain itu juga dihiasi dengan perhiasan serupa dengan mode seorang pengantin, cuma tidak dibuat dari emas asli. Jika pengantin pria yang hidup menikah dengan seorang pengantin hantu, maka ia akan memakai sarung tangan hitam, bukan putih khas.

Pengantin wanita juga selalu diperlakukan seolah-olah dia masih hidup dan ikut berpartisipasi dalam proses pernikahan yang dimulai dari diundang masuk dan keluar dari taksi, kedatangan pengantin wanita yang diberitahu ketika tiba di rumah mempelai pria sampai acara pesta makan di pernikahan. Demikian pula, setelah perayaan pernikahan, boneka itu dibakar.

Ada juga Pernikahan yang menggunakan mayat yang sebenarnya dimulai saat kedua keluarga mempertemukan mayat para mempelai. Masing-masing keluarga menggali kuburan anak-anaknya dan membawa mereka menuju tempat pembakaran.

Kemudian, para tamu undangan akan memberikan semacam angpao untuk keluarga mempelai wanita. Sedangkan keluarga pria, memberikan beberapa hadiah kepada keluarga mempelai wanita. Yang membedakan, pengantinnya hanyalah jasad mempelai wanita yang nantinya akan dikubur bersama jasad mempelai pria. Upacara pernikahan pun diadakan bersamaan dengan upacara pemakaman kedua mempelai.

Di samping tempat pembakaran terakhir bagi pasangan baru inilah upacara pernikahan hantu dimulai. Mereka dinyatakan sebagai suami istri yang sah karena telah dibakar berdua. Walau saat hidup mereka tidak saling kenal, tapi pasangan hantu ini dipercaya akan bahagia di alam sana karena tidak kesepian.

TRADISI MENIKAH DENGAN MAYAT TELAH DI LARANG
Akan tetapi sejak tahun 1949 Presiden Cina, Mao Zedong telah melarang adanya praktik pernikahan ini. Setelah pelarangan tersebut, keluarga menggunakan boneka atau figur perempuan dari tanah liat untuk melengkapi tradisi pernikahan hantu. Namun seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan kekayaan masyarakat di pedesaan Cina, mereka kembali melaksanakan tradisi pernikahan hantu dengan mayat asli.

Bisnis perdagangan mayat bahkan kini menjadi bisnis yang sangat menguntungkan di Cina. Satu buah mayat yang masih segar dan belum terurai dapat dijual seharga belasan juta. Bahkan mayat yang tinggal berupa tulang masih dapat dijual dengan harga jutaan. Tidak hanya menikahkan anggota keluarga dengan orang asing, mereka juga dapat menikahi kekasih mereka yang telah meninggal juga melalui upacara pernikahan hantu ini. Bagi laki-laki hidup yang menikahi mayat perempuan, ia masih dapat kembali menikah dengan perempuan lain yang masih hidup di kemudian hari. Namun bagi perempuan yang menikahi mayat laki-laki, ia harus bersumpah menjadi perawan seumur hidup dan tinggal bersama dengan keluarga dari pihak laki-laki.