Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fakta Raja Thailand Bhumibol Adulyadej Yang Tidak Banyak Diketahui

13 Oktober 2016 yang lalu, masyarakat Thailand diselimuti duka yang begitu mendalam. Pasalnya raja di negeri Gajah Putih tersebut yakni Paduka Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej atau lebih dikenal dengan Raja Bhumibol Adulyadej meninggal dunia karena penyakit komplikasi yang sejak lama diidapnya. Selama 70 tahun memegang tampuk kekuasaan, kabar mengenai wafatnya raja kecintaan rakyat negeri 1000 pagoda ini benar-benar cukup mengejutkan karena membuat seisi Thailand menangis.

Raja Bhumibol Adulyadej sendiri diketahui lahir pada tanggal 5 Desember 1927, itu artinya raja ini meninggal di usia yang terbilang lanjut usia yakni 88 tahun. Berita tentang meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej tidak hanya membuat gempar masyarakat Thailand, hampir seluruh masyarakat dunia terutama bagi negara-negara yang juga dipimpin secara monarki pun cukup banyak yang terkejut. Banyak raja dan ratu di seluruh dunia yang menyampaikan duka citanya. Namun anehdidunia.com kali ini akan mengulas tentang beberapa fakta Raja Bhumibol Adulyadej yang tidak banyak diketahui.



Raja Bhumibol Lahir Di Amerika Serikat


Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Raja Bhumibol lahir di bulan Desember pada tanggal 5 di tahun 1927. Ternyata meskipun lahir dari kalangan darah biru, Raja Bhumiol sendiri tidak lahir di negaranya sendiri yakni Thailand. Raja Bhumibol justru lahir di negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Tepatnya ia lahir di kota Cambridge, Massachusetts. Ia dilahirkan di negara tersebut karena kala itu ibunya sedang menemani sang suami yang tak lain adalah ayah Raja Bhumibol yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Harvard di jurusan kedokteran. Sejak lahir hingga di usianya yang menginjak dua tahun, ia tumbuh di lingkungan masyarakat barat. Tepat di usia yang kedua, ia beserta keluarganya pun kembali pulang ke Thailand. Tak hanya Amerika Serikat saja ternyata negara yang pernah menjadi tempat tinggal Raja Bhumibol Adulyadej. Pada saat ayahnya meninggal dunia, ia dan kakaknya diboyong oleh ibunda tercinta untuk hidup selama beberapa tahun di sebuah kota bernama Lausanne yang ada di Swiss.


Menimba Ilmu Di Swiss


Setelah kakaknya yang bernama Ananda Mhaidol meninggal secara otomatis saat itu juga ia diangkat sebagai raja Thailand yang baru. Namun ada hal unik dari statusnya menjadi raja, setelah wafatnya sang ayah dan melewati masa berkabung selama beberapa minggu Raja Bhumibol, dan kedua kakaknya beserta sang ibu pergi ke Swiss. Di negara tersebut sang raja tidak hanya serta merta asal menetap saja, ia justru melanjutkan studinya. Kala itu Raja Bhumibol mengambil jurusan politik dan hukum di sebuah universitas yang bernama Universitas Launne hal ini cukup aneh mengingat sebelumnya Raja Bhumibol pernah mengambil jurusan ilmu pengetahuan. Dalam sebuah wawancara di radio lokal Thailand tepat sehari sebelum kebrangkatannya ke negara Swiss, Raja Bhumibol berujar bahwa ia harus memilih meninggalkan Thailand dan para rakyatnya untuk menggali jati dirinya dan menambah wawasan ilmu politiknya.


Misteri Kematian Kakak Sang Raja


Raja Bhumibol Adulyadej diketahui memiliki dua saudara, salah satunya adalah yang bernama Ananda Mhaidol. Sejarah mencatat bahwa di Thailand pernah dipimpin oleh Raja Prajadhipok yang tidak lain adalah paman Bhumibol. Namun kekuasaannya terhenti karena teradinya revolusi besar-besaran di Thailand pada tahun 1932 yang mengakibatkan kekuasaan raja saat itu melemah. Raja Prajadhipok saat itu pun terpaksa harus turun tahta di tahun 1935 dan otomatis dialihkan kepada Ananda Mhaidol. Namun kabar mengejutkan datang di tahun 1946, tepat 11 tahun Ananda Mhaidol berkuasa ia ditemukan tewas di kamar tidur pribadinya di istana Grand Palace Bangkok dengan terdapat luka tembak di tubuhnya. Hingga saat ini tidak prnah ada penjelasan rinci mengenaik penyebab kematian Ananda Mhaidol kala itu. Sesaat setelah Ananda Mhaidol tewas, sang adik yakni Bhumibol Adulyadej diberi tampuk kekuasaan memerintah Thailand di usianya yang masih sangat belia yakni 18 tahun!


Pertemuan Dengan Calon Permaisuri


Meski sejak kematian kakaknya sudah dipastikan bahwa Bhumibol adalah pewaris tahta, namun Bhumibol sendiri tidak langsung dilantik. Salah satu penyebabnya adalah dia hijrah sementara untuk menimba ilmu di negara Swiss. Di negara kaya keju itulah sang raja kemudian bertemu dengan seorang gadis yang kelak akan menjadi pendamping hidupnya alias permaisuri. Gadis tersebut tak lain adalah putri dari seorang duta besar Thailand untuk negara Prancis bernama Sirikit Kitiyakara. Tepat di tanggal 5 Mei tahun 1950, keduanya yakni Bhumibol dan Sirikit menggelar pesta pernikahan. Acara pernikahan mereka sendiri dilaksanakan tepat satu minggu sebelum Bhumibol dikukuhkan sebagai Raja Thailand. Setelah menikah, keduanya dikaruniai empat orang anak, masing-masing tiga orang anak perempuan da satu orang anak laki-laki.


Dicintai Dan Dihormati Rakyat Thailand


Sudah bukan hal baru lagi jika Thailand dikenal sebagai salah satu negara kawasan Asia Tenggara yang menjunjung tinggi pemerintahan monarki. Meski tak seekstrim di Korea Utara, di Thailand sendiri rakyatnya juga dilarang keras mengkritik pemerintahan monarki. Menurut mereka kekuasaan para raja bersifat absolut. Meski demikian hal tersebut tidak pernah mengurangi rasa hormat dan kecintaan rakyat Thailan kepada Raja Bhumibol. Hal ini bukanlah tanpa alasan, pasalnya negara Thailand sendiri mengalami perbaikan ekonomi yang cukup signifikan. Thailand yang status ekonomi negaranya berada di status bawah mampu meroket ke status kelas menengah. Tentu saja hal ini tidak lepas dari peran sang Raja Bhumibol dalam memutuskan segala sesuatu. Selain itu meski kekuasaan dan bahkan keputusan raja Bhumibol Adulyadej bersifat cukup absolut namun sang raja sebenarnya mulai menggerakkan atau mengarahkan rakyatnya untuk menjalankan sikap-sikap demokrasi. Oleh karena hal tersebut, Raja Bhumibol Adulyadej dikenal sebagai salah satu raja yang amat dicintai dan dihormati oleh rakyatnya bagi masyarakat di dunia.

Itulah beberapa fakta mengenai Raja Bhumibol Adulyadej yang mungkin tidak banyak diketahui oleh para sahabatanehdidunia.com. raja Bhumibol sendiri merupakan salah satu raja yang terkenal di dunia, dikukuhkan sebagai raja di usia yang terbilang sangat muda, menjadi raja dengan masa periode yang paling lama di Thailand yakni 70 tahun, bakti dan cintanya terhadap negara serta rakyatnya tentu saja menjadi memori terindah dan membanggakan sendiri khususnya bagi rakyat Thailand. Putra Mahkota Vajiralongkorn yang tak lain adalah anak laki-laki Raja Bhumibol telah diputuskan menjadi pengganti sang ayah. Meski penuh kontroversi semoga ia dapat bijak membawa Thailand kea rah yang lebih baik.

Sumber referensi:
http://belitung.tribunnews.com/2016/10/14/sembilan-fakta-raja-bhumibol-meningga-yang-wajib-anda-tahu?page=1