Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nyata Gadis-Gadis Radium Kasus Radioaktif Tergiur Gaji Tinggi

Setiap pekerjaan sudah pasti memiliki resikonya masing-masing. Namun ketika gadis-gadis ini menerima pekerjaan di sebuah pabrik, mereka tidak pernah menyangka kalau pekerjaan tersebut nantinya bakal membuat mereka tersiksa di sisa hidup mereka. Inilah kisah mengenai Gadis-Gadis Radium, sebuah kisah horor mengenai bahaya bahan radioaktif jika tidak digunakan dengan pengetahuan yang memadai.

Semuanya bermula ketika pada tahun 1917,  sekelompok wanita muda mendapat pekerjaan di sebuah pabrik milik United States Radium Company (USRC) di Orange, New Jersey, Amerika Serikat. Pekerjaan mereka terbilang sederhana, namun bayarannya tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan gaji rata-rata buruh perempuan pada masa itu.

Gadis Gadis Radium
Gadis Pekerja Radium via allthatsinteresting.com
Dalam pekerjaan ini, para gadis tersebut diminta mengecat permukaan arloji dan jam memakai cat bercahaya yang terbuat dari radium. Tujuannya agar saat hari sedang gelap, pengguna jam tetap bisa mengetahui waktu secara akurat.

Elemen radium pertama kali ditemukan pada 1889 oleh pasangan ilmuwan Pierre dan Marie Cure, namun baru pada tahun 1910 elemen tersebut berhasil diisolasi supaya bisa dikembangkan lebih jauh. Satu dari sekian banyak hasil pengembangan radium adalah cat radium yang pertama kali ditemukan pada tahun 1917.

Namun cat yang bersinar dalam gelap bukanlah satu-satunya hasil pengembangan radium pada masa itu. Sahabat anehdidunia.com produk-produk seperti air tonik yang mengandung radium, pasta gigi radium, dan kosmetik berbahan radium banyak digunakan oleh orang-orang di permulaan abad ke-20 karena radium memberikan efek bercahaya pada orang yang bersangkutan.

Radium banyak digunakan pada masa itu karena adanya kepercayaan kalau dalam jumlah sedikit, radium membawa manfaat bagi manusia. Radium yang dicampurkan dengan bahan cat tertentu akan menyerap cahaya pada siang hari dan kemudian memancarkan cahaya pada malam hari. Dengan kemampuan itulah, radium dianggap sebagai keajaiban sains yang dipercaya bakal membawa banyak manfaat di masa depan.

Radium

Hal yang masih belum sepenuhnya diketahui manusia pada masa itu adalah radium juga memiliki efek negatif yang mematikan. Dalam kondisi isotop yang stabil, materi radium bakal terus memancarkan partikel alfa ke sekitarnya selama 1.600 tahun. Dalam jumlah kecil di luar tubuh, radiasi partikel alfa memang tidak berbahaya bagi manusia.

Namun kondisi sebaliknya baru terjadi jika radium sampai memasuki tubuh manusia. Saat radium berada tepat di samping sel tubuh manusia atau di dalam aliran darah, radium bakal bertindak seolah-olah seperti senapan mesin mini di dalam tubuh manusia. Radium bakal terus-menerus memancarkan partikel alfa ke sel-sel di dekatnya dan membuat sel-sel tadi bermutasi tanpa kendali.

Kembali ke soal gadis-gadis yang bekerja di USRC tadi. Saat bekerja, mereka tidak mengenakan pakaian pelindung apapun. Mereka bahkan diminta menjilat ujung kuasnya supaya saat mengecat angka di permukaan jam, angkanya bisa tercetak secara akurat dan mudah dibaca.

Segalanya berjalan lancar-lancar saja pada awalnya. Tidak jarang baju mereka belepotan dengan cat bercahaya setiap kali pulang dari bekerja. Namun alih-alih merasa kesal, mereka justru merasa gembira karena baju mereka yang bercahaya membuat mereka senantiasa jadi pusat perhatian.

Pekerja Radium

Sejumlah gadis bahkan sengaja memakai gaun terbaik untuk bekerja pada hari Jumat supaya sepulangnya mereka dari bekerja, mereka bisa langsung pergi ke pesta dansa dan membuat pengunjung lainnya terpukau. Sahabat anehdidunia.com tidak jarang mereka mengecat kuku dan bahkan bibirnya sendiri dengan cat radium supaya terlihat semakin menarik.

Selama beberapa tahun berikutnya, bekerja di pabrik pengolahan radium bak menjadi pekerjaan impian bagi kaum hawa karena gajinya tinggi dan para pekerjanya bisa bermain-main dengan cat bercahaya seusai bekerja. Sejumlah pekerja bahkan sampai mengajak kenalan dan saudarinya sendiri supaya bisa ikut bekerja di sana. Memasuki tahun 1920, total sudah ada 300 pekerja wanita di pabrik milik USRC.

Namun antusiasme tersebut akhirnya mulai sirna setelah bahaya kesehatan dari radium mulai tampak. Bulan Januari 1922, salah seorang pekerja wanita yang bernama Mollie Maggia menderita sakit pada giginya. Ia pun pergi memeriksakan diri ke dokter gigi untuk menyembuhkan penyakitnya.

Pegawai Radium Sakit

Dokter kemudian memutuskan untuk mencabut gigi geraham Mollie. Namun hanya berselang beberapa minggu kemudian, Mollie mengeluh kalau giginya yang lain kembali terasa sakit dan gigi tersebut berada tepat di sebelah gigi yang sebelumnya dicabut. Pencabutan gigi pun kembali dilakukan. Namun sesudah itu, luka bekas dicabutnya tidak kunjung sembuh. Justru sesudah itu gigi-gigi Mollie yang lain kembali harus dicabut.

Memasuki bulan Mei, dokter menemukan adanya radang pada gusi Mollie dan memutuskan kalau operasi harus dilakukan untuk menghilangkan radang. Saat dokter sudah membedah gusi Mollie, ia merasa heran karena tulang rahang Mollie terlihat penuh dengan serpihan benda kecil.

Dokter yang mengoperasi Mollie kemudian menyentuh rahang Mollie untuk mencari tahu apa yang salah pada rahangnya. Sahabat anehdidunia.com alangkah terkejutnya sang dokter karena begitu disentuh, tulang rahang Mollie langsung pecah berkeping-keping bak batang kayu yang sudah menjadi abu. Belakangan diketahui kalau radium membuat tulang rahang bawah Mollie kehilangan unsur kalsiumnya sehingga tulang rahangnya menjadi jauh lebih rapuh.

Namun mimpi buruk bagi Mollie ternyata masih belum berhenti sampai di sana. Sesudah kehilangan rahangnya, ia juga harus kehilangan telinga bagian dalamnya. Bulan September 1922, Mogie akhirnya meninggal dunia setelah tumor menyerang leher dan membuat rongga saluran pernapasannya tersumbat oleh darah. Mollie sekaligus menjadi wanita pekerja USRC pertama yang meninggal dunia.

Efek Radium

Bak barisan domino yang tumbang secara beruntun, gadis-gadis pekerja USRC yang lain terserang penyakit-penyakit misterius satu demi satu. Salah seorang dari mereka menderita penyakit pada tulang punggungnya. Sementara gadis-gadis yang lain terkena berbagai komplikasi seperti kanker kulit, katarak, kanker tenggorokan, hingga rambut rontok.

Gugatan hukum pun kemudian beramai-ramai diajukan oleh keluarga para pekerja yang menjadi korban. Pihak USRC awalnya menolak mengakui kalau penyakit-penyakit yang diderita oleh pegawainya disebabkan oleh infeksi radium. Saat Mollie meninggal, USRC mengklaim kalau pekerjanya tersebut meninggal akibat terserang sifilis.

Namun berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh tim peneliti independen pada tahun 1924, mereka menemukan kalau cat radium memang bisa menimbulkan dampak berbahaya saat tertelan. Tahun 1925, USRC akhirnya menerima pukulan telak setelah tim medis yang diutus oleh Harrison Martland melakukan autopsi pada jasad Mollie. Mereka menemukan kalau jasad Mollie tidak menunjukkan gejala-gejalan serangan sifilis, namun penuh dengan radiasi. Hasil serupa juga ditemukan gadis-gadis pekerja USRC lainnya yang meninggal.

Setelah melalui proses pengadilan yang berlarut-larut, sejumlah gadis akhirnya mendapatkan uang ganti rugi dari USRC. Namun nasi sudah menjadi bubur. Dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh radium sudah terlanjur mengakar di tubuh mereka. Sahabat anehdidunia.com gadis-gadis yang masih hidup terpaksa melanjutkan hidup mereka sambil harus menanggung masalah-masalah kesehatan seperti kanker, pengeroposan tulang, dan kebotakan.

Pengalaman adalah guru yang paling berharga, sepahit apapun itu. Kasus Gadis-Gadis Radium ini lantas dijadikan pedoman oleh lembaga-lembaga yang bergerak di bidang atom supaya bisa mengolah materi radioaktif tanpa membahayakan para pegawainya. Lewat standar keamanan yang ketat ini, AS nantinya berhasil memproduksi sejumlah bom atom di tengah-tengah berlangsungnya Perang Dunia Kedua.

Sumber :
https://allthatsinteresting.com/radium-girls