Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Sosok Pedro Rodrigues Filho Pembunuh Berantai Yang Hanya Membunuh Orang Jahat

Seorang pembunuh berantai, biasanya identik dengan tindakan sadis dan jumlah korban yang sangat banyak. Seorang pembunuh berantai biasanya memiliki kriteria terentu dalam memilih korbanya, seperti misalnya Ted Bundy yang selalu mengincar wanita cantik atau Jeffry Dahmer yang menargetkan laki-laki dan anak-anak. Hampir semua korban ini kebanyakan adalah orang yang tak bersalah dan hanya dijadikan pelampiasan hasrat membunuh para psikopat ini.

Pedro Rodrigues Filho

Tapi bagaimana jika ada seorang pembunuh berantai yang hanya menargetkan orang jahat saja. Terdengar sedikit aneh memang tapi inilah yang dilakukan oleh seorang pria bernama Pedro Rodriues Filho, seorang pembunuh berantai asal Brazil yang memiliki rekor fantastis dengan membunuh setidaknya 100 orang lebih. Namun uniknya semua korban pembunuhan Pedro adalah orang yang berbuat jahat padanya ataupun pelaku tindakan kriminal. Karena prilakunya yang tak biasa ini pria yang memiliki julukan "Killer Petey" ini sering disebut sebagai Psikopat Sempurnya.

Tapi apa yang mendasari tindakan Pedro ini dan bagaimana ia bisa menjadi seorang pembunuh berantai, kisah inilah yang kali ini akan anehdidunia.com bagikan dengan sudut pandang sedikit berbeda tentang lahirnya seorang Psikopat Sempurnya bernama Pedro Rodriues Filho, berikut kisahnya...

Masa Kecil
Lahir di kota kecil bernama Santa Rita do Sapucai yang ada di pedalaman Brazil pada 17 Juli 1954. Pedro sudah harus merasakan kerasnya dunia bahkan sejak ia masih dalam kandungan sang Ibu. Pedro harus terlahir dengan luka memar di tengkoraknya, karena semasa ibunya hamil dalam sebuah pertengkaran sang ayah menendang perut ibunya. Tendangan inilah yang melukai tengkorak Pedro yang kala itu masih dalam kandungan ibunya. Luka ini pula yang secara tak langsung mungkin mencederai otak Pedro dan membangkitkan sisi Psikopat dalam dirinya.

Hal ini bisa kita lihat dari bagaimana Pedro tumbuh, sejak usia belia Pedro sudah menunjukan gejala agresifitas tinggi. Pada usia 13 tahun Pedro bahkan mengaku kalau ia memiliki dorongan yang kuat untuk membunuh. Suatu hari Pedro bahkan nyaris membunuh salah satu saudara sepupupunya, setelah ia mendorong saudaranya ke mesin pengeling tebu setelah keduanya terlibat perkelahian.

Korban Pertama
Dengan adanya dorongan untuk membunuh yang kuat dalam dirinya, hanya soal masalah waktu sampai Pedro benar-benar lepas kendali. Dan peristiwa itu terjadi pada tahun 1968, saat itu Pedo yang masih berusia 14 menembak mati Wakil Walikota Santa Rita tepat di depan balai kota. Pedro membunuh Wakil Walikota ini setelah ia merasa kesal karena Ayahnya yang bekerja sebagai penjaga Sekolah di pecat karena di tuduh mencuri bekal makanan.

Padahal menurut ayah Pedro, seorang penjaga sekolah lain lah yang sebenarnya mencuri bekal makanan itu. Tak lama kemudian Pedro juga membunuh penjaga sekolah tersebut sebelum akhirnya melarikan diri ke daerah Mogi das Crurez, Sao Paolo. Di kota inilah Pedro mulai melakukan pembunuhan terhadap kartel narkoba dan oknum perdagangan manusia.

Kehidupan Asmara
Meski menjalani kehidupan yang keras di kota Sao Paulo, Pedro yang kala itu masih remaja masih bisa menemukan sedikit kebahagiaan saat ia bertemu dengan seorang wanita bernama Maria Aparecida Olympia. Pedro dan Maria yang merupakan seorang janda dari seorang pengedar narkoba saling jatuh cinta, mereka kemudian bahkan memutuskan untuk tinggal bersama. Bersama Maria, Pedro setidaknya bisa merasakan sedikit kebahagiaan dalam kehidupanya yang keras.

Sayangnya kebahagiaan ini tak berlangsung lama setelah Maria tewas di tembak oleh seorang oknum polisi. Belakangan diketahui jika oknum Polisi ini merupakan bagian dari angota geng yang menaruh dendam pada Pedro. Kehilangan orang yang sangat ia cintai, secara tak langsung telah membangkitkan Iblis dalam diri Pedro. Setelah kematian Maria, Pedro jadi semakin sadis, ia mulai memburu anggota geng yang terlibat dalam pembunuhan Maria. Namun kali ini Pedro tak hanya membunuh mereka, ia mulai menyiksa korban-korbanya dengan keji untuk membalas dendam kematian Maria. Tak lama kemudian Pedro akhirnya menemukan dalang dibalik kematian Maria yang ternyata merupakan seorang anggota geng yang pernah dikhianati oleh Maria. Pedro sendiri membunuh orang tersebut dalam pesta pernikahanya, dalam pesta ini Pedro juga membunuh tujuh orang lain dan melukai belasan lainya. Peristiwa ini terjadi saat Pedro bahkan belum genap berusia 18 tahun.

Membunuh Ayahnya Sendiri
Setelah kehilangan wanita yang ia cintai, penderitaan Pedro masih belum berakhir setelah ia mendengar kabar kematian ibunya. Tragisnya lagi ibu Pedro harus meregang nyawa ditangan suaminya sendiri setelah mendapat 21 sabetan parang. Mendengar kabar ini Pedro langsung naik pitam dan berniat untuk balas dendam pada Ayahnya yang saat itu telah di tahan karena membunuh istrinya.

Dengan niat untuk balas dendam, Pedro kemudian mengunjungi ayahnya di penjara. Saat itulah Pedro membunuh ayahnya dengan menghujamkan 22 tusukan pisau hingga sang ayah tewas di tempat. Tapi tak hanya sampai disitu setelah ayahnya mati Pedro bahkan membelah dada ayahnya kemudian mengambil hatinya lalu mengunyahnya sebelum ia ludahkan. Pembunuhan sadis terhadap ayahnya inilah yang membuat Pedro terkenal di seantero Brazil sebagai pembunuh berantai yang kejam.

Setelah membunuh ayahnya Pedro sebenarnya sempat berhasil lari, namun ia akhirnya tertangkap pada 24 Mei 1973. Setelah tertangkap Pedro kemudian di masukan dalam mobil tahan bersama seorang tersangka pemerkosaan yang saat itu kebetulan juga tertangkap. Meski keduanya sama-sama diborgol, ajaibnya Pedro tetap berhasil membunuh tahanan itu. Polisi yang membuka mobil tahanan itu kemudian terkejut saat melihat tahanan itu telah tewas sementara tubuh Pedro berlumuran darah. Pedro sendiri mengakui pembunuhan ini dan mengaku membunuh karena tak tahan melihat seorang pemerkosa di depan matanya.

Kehidupan Penjara
Dalam Persidangan Perdro terbukti bersalah atas lusinan pembunuhan dan di jatuhi hukuman penjara selama 126 tahun. Namun jumlah hukuman penjara ini segera meningkat menjadi 400 tahun setelah Pedro membunuh puluhan orang selama di penjara. Selama di penjara Pedro setidakya membunuh 47 orang tahanan lain. Kebanyakan tahanan yang bunuh merupakan orang-orang yang menyerang Pedro selama di penjara. Menurut keterangan salah satu tahanan, selama di penjara Pedro enggan untuk berbaur dengan tahanan lain karena ia menganggap mereka sebagai penjahat. Karena itu Pedro memiliki banyak musuh, Pedro juga sering terlibat perkelahian dengan tahanan lain khususnya terpidana pembunuhan dan pemerkosaan.

Suatu hari Pedro pernah di serang oleh lima orang tahanan lain, namun ia berhasil membunuh tiga diantaranya dan mengejar dua orang lain yang lari. Semasa dalam penjara inilah Pedro nampaknya mulai menikmati pembunuhan yang ia lakukan, Pedro mulai membunuh tak hanya untuk bertahan hidup namun juga untuk mendapat kenikmatan. Pedro mulai membunuh tahanan lain karena alasan sepele seperti, karena suara denkuran yang terlalu keras atau bahkan karena Pedro menganggap muka seseorang jelek. Pedro juga mengekspresikan kegemaranya membunuh dengan membuat sebuah tatoo bertuliskan "I kill for pleasure" yang artinya "Aku Membunuh Untuk Kenikmatan."

Pada tahun 2007 Pedro akhirnya berhasil bebas dari penjara menyusul perubahan undang-undang yang menetapkan masa tahanan maksimal hanya 30 tahun. Sahabat anehdidunia.com bagaimanapun juga menghilangkan nyawa orang lain dengan alasan apapun tetaplah salah. Jangan ditiru! marilah kita hidup saling menyayangi antar sesama manusia tidak melihat agama, suku dan golongan.

Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Pedro_Rodrigues_Filho