Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasus Dokter Operasi Orang Yang Salah, Begini Akibatnya

Jika tidak benar-benar terpaksa, seseorang normalnya tidak akan mau menjalani operasi. Sebabnya adalah kalaupun suatu operasi bisa dijalani dengan sukses, orang yang baru saja menjalani operasi seringkali tetap tidak bisa langsung beraktivitas secara normal. 

Dalam kasus tertentu, kadang-kadang dokter juga melakukan kesalahan saat mengoperasi pasien sehingga bukannya membaik, kondisi pasien sesudah itu justru malah semakin memburuk atau bahkan meninggal.

Itulah sebabnya kita semua selalu diwanti-wanti untuk senantiasa berhati-hati dan menjaga kesehatan supaya tidak perlu menjalani operasi saat benar-benar jatuh sakit. Berikut ini adalah 5 contoh kasus operasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

1. Ginjalnya Dikeluarkan Meskipun Tidak Sakit Ginjal
Ginjalnya Dikeluarkan Meskipun Tidak Sakit Ginjal
ilustrasi Ginjalnya Dikeluarkan Meskipun Tidak Sakit Ginjal via suara.com
Pujangga terkenal William Shakespeare pernah menulis soal apalah artinya sebuah nama. Namun jika Shakespeare mengetahui kasus yang terjadi di Rumah Sakit St. Vincent ini, dia mungkin bakal mengubah pola pikirnya tersebut. Pasalnya gara-gara masalah kesamaan nama, seorang pasien harus kehilangan ginjalnya meskipun ginjalnya berada dalam kondisi sehat.

Kasus ini terjadi di RS St. Vincent yang terletak dikota Worchester, Massachusetts, Amerika Serikat. Pada awalnya seorang pasien yang namanya dirahasiakan menjalani pemindaian CT scan pada bagian pinggangnya. Hasil pemindaian menunjukkan kalau pasien tersebut memiliki tumor pada bagian ginjalnya.

Operasi pun kemudian disiapkan untuk membuang tumor tersebut. Namun saat hari pelaksanaan operasi, yang dibawa ke ruang operasi justru malah pasien lain yang kebetulan memiliki nama serupa.

Tim dokter baru menyadari kekeliruan mereka setelah pengecekan pada ginjal hasil operasi menunjukkan kalau ginjal yang dibuang tersebut tidak memiliki tumor. Kasus ini pun dianggap terjadi akibat keteledoran pihak staf rumah sakit.

Kendati 2 orang pasien ini memiliki nama yang sama, kesalahan macam ini seharusnya bisa dihindari jika staf rumah sakit lebih cermat saat membandingkan usia masing-masing pasien. Namun karena staf rumah sakit bertindak kurang cermat, kesalahan operasi ini pun terjadi.

2. Bayi Sehat Menjalani Operasi Lidah
Bayi Sehat
ilustrasi Bayi Sehat Menjalani Operasi Lidah via kumparan.com
Nate adalah nama dari seorang bayi berusia 1 tahun asal negara bagian Tennesse, AS. Suatu hari, tim medis yang berasal dari Pusat Medis Universitas di kota Lebanon mendatangi Nate dan membawanya ke ruang operasi. 

Nate rencananya bakal menjalani operasi frenulektomi, suatu operasi di mana jaringan yang menghubungkan lidah dengan bagian lantai rongga mulutnya dihilangkan. Yang jadi masalah adalah Nate sebenarnya berada dalam kondisi sehat dan tidak perlu menjalani operasi frenulektoni.

Jennifer Melton selaku ibunda dari Nate tidak tahu kalau anaknya dijemput untuk menjalani operasi. Ia pada awalnya mengira kalau Nate bakal dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan rutin usai dilahirkan.

Jennifer baru sadar kalau hal yang tidak diinginkan menimpa anaknya setelah perawat yang dikirim ke rumah Jennifer menjelaskan manfaat dari frenulektoni, sementara Jennifer sendiri sebelumnya tidak diberitahu kalau anaknya bakal menjalani operasi.

Belakangan diketahui kalau pihak rumah sakit memang melakukan operasi pada bayi yang salah. Tim dokter yang mengoperasi Nate kemudian mengajukan permintaan maaf. Namun Jennifer sudah terlanjur tidak terima kasih. Ia memutuskan untuk menghubungi pengacaranya dan membawa kasus ini ke jalur hukum.

3. Sakit Rahang, Tapi Malah Menjalani Operasi Otak
Bius sebelum Operasi
ilustrasi Sakit Rahang, Tapi Malah Menjalani Operasi Otak via prosehat.com
Bimla Nayyar adalah nama dari seorang wanita berusia 81 tahun yang dilarikan ke RS Oakwood di Michigan, AS. Bimla dilarikan ke rumah sakit tersebut pada bulan Januari 2012 akibat mengalami pergeseran pada rahangnya.

Awalnya Bimla diperkirakan hanya akan menjalani pengobatan ringan untuk mengobati rahangnya tersebut. Namun hasil pemotretan CT scan menunjukkan kalau Bimla mengalami pendarahan pada otaknya. Bimla pun kemudian langsung dilarikan ke ruang operasi.

Saat operasi dilakukan, tim dokter membuat 5 buah lubang di kepala Bimla sebelum kemudian sisi kanan kepalanya dibuka. Namun saat mereka sudah membuka kepala Bimla, mereka tidak menemukan tanda-tanda pendarahan di otaknya.

Tim dokter akhirnya sadar kalau foto CT scan tadi aslinya bukanlah milik Bimla, tapi milik pasien lain. Namun nasi sudah menjadi bubur. Bimla sesudah itu terus berada dalam kondisi tak sadarkan diri.

Pihak rumah sakit kemudian memberitahukan kesalahan yang terjadi kepada keluarga Bimla, namun mereka mencoba menutup-nutupi seberapa parah kondisi yang menimpa Bimla. Ia akhirnya benar-benar meninggal dunia pada tanggal 11 Maret 2012, atau sekitar 2 bulan setelah ia menjalani operasi yang ironisnya tidak perlu ia jalani.

Pihak keluarga Bimla yang merasa tidak terima lantas menuntut pihak rumah sakit. Hasilnya, rumah sakit tersebut dinyatakan bersalah dan keluarga Bimla menerima ganti rugi sebesar 21 juta dollar (lebih dari 290 juta rupiah).

4. Sakit Usus Buntu, Tapi Malah Kehilangan Organ Kelamin
Sakit Usus Buntu
ilustrasi Sakit Usus Buntu, Tapi Malah Kehilangan Organ Kelamin via finansialku.com 
Pada bulan Maret 2015, seorang wanita Inggris yang namanya dirahasiakan memeriksakan diri ke rumah sakit yang dikelola oleh Sheffield Teaching Hospitals Trust. Ia mengaku merasakan sakit pada bagian perutnya. 

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter menyimpulkan kalau wanita tersebut mengalami sakit buntu dan harus menjalani operasi. Namun saat operasi dilakukan, dokter yang mengoperasi wanita tersebut justru malah membuang ovarium dan tuba falopi milik wanita tadi.

Dokter tersebut mencoba membela diri dengan mengatakan kalau kesalahan ini terjadi akibat masalah penglihatan. Ia mengaku salah membedakan usus buntu dengan tuba falopi karena bentuknya mirip.
Namun alasan yang diajukan oleh dokter tersebut tetap tidak diterima oleh lembaga kedokteran Inggris. Pasalnya sebelum operasi ini dilakukan, dokter yang sama sudah pernah 2 kali melakukan kesalahan dalam operasi.

Kesalahan pertama terjadi pada bulan September 2013. Saat itu ia juga ditugaskan melakukan operasi usus buntu. Namun dalam operasi tersebut, ia justru malah membuang jaringan lemak milik pasien. 
Akibatnya, pasien tersebut merasakan sakit luar biasa pada perutnya. Sakitnya baru hilang setelah ia kembali melakukan operasi di bulan berikutnya. Kemudian dalam kasus lain, ia harus melakukan operasi untuk membuang kista pada pasien. Namun dalam operasi, ia justru malah membuang tonjolan pada kulit pasien yang tidak membahayakan.

5. Mengoperasi Testis yang Salah
Mengoperasi Testis yang Salah
ilustrasi Mengoperasi Testis yang Salah via intin.news
Steven Hanes adalah nama dari seorang pria asal AS yang pada tahun 2013 memeriksakan diri ke RS J.C. Blair Memorial di Pennsylvannia. Ia memeriksakan diri akibat merasakan sakit pada selangkangannya. Dokter yang memeriksa Steven kemudian menyatakan kalau bagian testis kanan milik Steven mengalami kerusakan.

Steven pun kemudian diminta menjalani operasi pada testis kanannya. Namun saat operasi dilakukan, terjadi peristiwa yang tidak diharapkan oleh siapapun. Bukannya mengoperasi testis kanan Steven, dokter malah mengoperasi testis kiri milik Steven.

Dokter beralasan kalau kesalahan tersebut terjadi karena saat operasi dijalankan, testis kanan dan kiri Steven berada dalam posisi yang tertukar. Namun Steven tetap tidak terima. Ia pun kemudian mengajukan tuntutan hukum kepada dokter yang mengoperasinya dan berhasil memperoleh uang ganti rugi sebesar 870.000 dollar (sekitar 12 milyar rupiah).

Sumber :
https://listverse.com/2018/03/08/top-10-disastrous-mistakes-performed-during-surgery/