Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fakta Io Bulan Yupiter yang Penuh Dengan Gunung Berapi

Tata Surya tersusun dari beragam planet. Selain Bumi, planet lain yang juga menjadi bagian dari Tata Surya adalah Yupitr. Planet ini begitu menonjol jika dibandingkan dengan planet-planet lainnya karena Yupiter merupakan planet terbesar di Tata Surya. 

Hal yang menarik dari Yupiter bukan hanya terbatas pada ukurannya. Planet raksasa ini juga memiliki beberapa buah bulan atau satelit alam yang mengelilinginya. Io adalah nama dari salah satu satelit tersebut. Berikut ini adalah 4 fakta menarik mengenai Io, satelit Yupiter yang juga terkenal sebagai salah satu benda langit paling bergejolak di Tata Surya.

Io Ukurannya Tidak Berbeda Jauh dari Bulan
Io memiliki diamater sebesar 1.821 km
Io memiliki diamater sebesar 1.821 km via wikipedia.org
Yupiter merupakan planet terbesar di Tata Surya. Karena ukurannya yang besar, Yupiter pun memiliki beberapa buah satelit. Io adalah nama dari salah satu satelit tersebut. Meskipun Io mengitari planet terbesar di Tata Surya, ternyata ukuran Io tidak berbeda jauh dari Bulan selaku satelit Bumi.

Io memiliki diamater sebesar 1.821 km. Sebagai perbandingan, Bulan memiliki diameter sebesar 1.737 km. Jika Bulan memerlukan waktu sekitar 30 hari untuk berputar mengelilingi Bumi, maka Io hanya memerlukan waktu kurang dari 2 hari untuk selesai mengelilingi Planet Yupiter. 

Meskipun berukuran jauh lebih kecil dibandingkan Yupiter, Io diperkirakan memiliki usia yang sama dengan Planet Yupiter karena Io terbentuk dari sisa-sisa material yang membentuk Yupiter 4,5 milyar tahun yang lalu. 

Jika dibandingkan dengan satelit-satelit penyusun Yupiter yang lain, Io merupakan satelit terbesar ketiga. Io berukuran lebih kecil dibandingkan Ganymede dan Callisto, namun ukurannya masih lebih besar dibandingkan Europa dan satelit-satelit lain.

Io Sudah Diketahui Ilmuwan Sejak Berabad-Abad yang Lalu
Io Sudah Diketahui Ilmuwan Sejak Berabad-Abad yang Lalu
Io Sudah Diketahui Ilmuwan Sejak Berabad-Abad yang Lalu via futura-science.com
Meskipun teknologi pengamatan luar angkasa di masa lampau belum semaju sekarang, ternyata keberadaa Io sudah diketahui sejak berabad-abad yang lalu. Manusia pertama yang mengetahui keberadaan Io adalah ilmuwan terkenal Galileo Galilei pada tanggal 8 Januari 1610. Ia menemuka Io saat mengamati Yupiter dengan memakai teleskop.

Galileo sebenarnya sudah melihat keberadaan Io sejak malam sebelumnya, namun pada waktu itu ia masih belum bisa membedakan keberadaan Io dengan Europe, satelit Yupiter yang lain. Galileo dalam pengamatan tersebut berhasil menemukan kalau Yupiter memiliki 4 buah satelit.

Penemuan tersebut sekaligus menjadi penemuan pertama yang menunjukkan kalau ada planet selain Bumi yang memiliki satelit. Io dan ketiga satelit terbesar Yupiter lainnya di kemudian hari juga dikenal dengan nama Bulan Jovian. 

Lewat penemuan ini pula, Galileo semakin yakin kalau planet-planet berputar mengelilingi Matahari. Bukannya mengelilingi Bumi seperti yang banyak dipercaya oleh orang-orang pada masa itu.

Saat pertama kali menemukan Io, awalnya Galileo menyebut satelit tersebut dengan nama Yupiter I. Nama Io baru diberikan pada tahun 1800-an, di mana nama tersebut terinspirasi dari karakter mitologi Yunani Kuno.

Dalam kisah mitologinya, Io adalah seorang pendeta perempuan yang ditaksir oleh Zeus (Yupiter kalau dalam mitologi Romawi Kuno). Supaya istri Zeus tidak tahu kalau ia berselingkuh dengan wanita lain, Zeus kemudian mengubah Io menjadi sapi.

Seiring dengan semakin majunya teknologi penerbangan luar angkasa, ilmuwan pun beberapa kali mengirimkan wahana tanpa awak untuk mengamati Io dari dekat. Wahana pertama yang dikirim oleh manusia ke Io adalah Pioneer 10 pada tahun 1973. Kemudian pada tahun 90-an, wahana Galileo berhasil mendapatkan foto-foto mendetail mengenai Io.

Permukaan Io Penuh dengan Gunung Berapi Aktif
Permukaan Io Penuh dengan Gunung Berapi Aktif
Permukaan Io Penuh dengan Gunung Berapi Aktif via amazinguniverse.wordpress.com
Io begitu menarik perhatian ilmuwan hingga sekarang karena selain Bumi, Io adalah satu-satunya benda langit di Tata Surya yang memiliki gunung berapi aktif. Saking aktifnya, letusan Io bisa terlihat dari kejauhan dengan bantuan wahana luar angkasa dan teleskop canggih.

Informasi mengenai keberadaan gunung berapi aktif di Io sudah diketahui sejak tahun 1979 saat wahana Voyager sedang melakukan penjelajahan ke sekitar Yupiter. Menurut ilmuwan, aktivitas vulkanis pada Io disebabkan oleh berubah-ubahnya tekanan yang dialami oleh Io saat satelit tersebut berputar mengelilingi Yupiter.

Ilmuwan pada awalnya tidak bisa mengamati Io dari Bumi secara langsung. Namun berkat kemajuan teknologi teleskop, sekarang ilmuwan yang tinggal di Bumi bisa mengamati permukaan Io dengan memakai teleskop raksasa yang terpasang di Hawaii dan California. 

Lewat pengamatan tersebut, ilmuwan berhasil menemukan 48 titik api di permukaan Io sepanjang tahun 2013 hingga 2015. Ilmuwan juga berhasil menemukan kalau lava yang mengumpul di permukaan Io ada yang meluber begitu banyak hingga membentuk semacam danau.

Akibat banyaknya aktivitas gunung berapi di permukaan Io, atmosfer Io pun banyak mengandung sulfur dioksida. Saat Jupiter berputar pada porosnya, daya magnetik yang dipancarkan oleh Yupiter menggerakkan material-material di atmosfer Io setiap detiknya. 

Material tersebut kemudian mengalami ionisasi dan membentuk awan radiasi berbentuk donat yang bernama plasma torus. Sebagian dari ion tersebut juga ada yang terhisap ke atmosfer luar Yupiter dan membentuk aurora, pemandangan menyerupai tirai cahaya di langit. Pada tahun 2018, wahana Teleskop Luar Angkasa Hubble pernah menangkap penampakan aurora di Yupiter dan Ganymede

.Io Mungkin Pernah Dihuni Makhluk Hidup
Io Mungkin Pernah Dihuni Makhluk Hidup
ilustrasi Io Mungkin Pernah Dihuni Makhluk Hidup via nbcnews.com
Saat Io baru terbentuk, Io diperkirakan memiliki air di permukaannya. Dasarnya adalah karena Io terbentuk di dekat kawasan kutub Yupiter yang penuh dengan lapisan air es. Ilmuwan lantas menduga kalau Io dulunya mungkin bisa dihuni makhluk hidup. Namun radiasi dari Yupiter menyebabkan air yang ada di permukaan Io akhirnya menghilang.

Jika Io di masa sekarang tidak memiliki air, maka tidak demikian halnya dengan satelit Yupiter lain yang bernama Europa. Europa diketahui memiliki permukaan yang penuh dengan es. Kemudian berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh wahana Galileo, di bawah permukaan Europa terdapat cairan dalam jumlah besar layaknya samudera di permukaan Bumi. Ilmuwan pun berspekulasi kalau mungkin di dalam cairan Europa tersebut, ada makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.

Keberadaan Io dan satelit-satelit lainnya juga berkontribusi atas terbentuknya cincin tipis di sekeliling Yupiter. Menurut data yang didapat ilmuwan dari Galileo, cincin Yupiter terbentuk ketika benda-benda langit kecil semisal asteroid bertabrakan di antara satelit-satelit Yupiter. Serpihan yang terbentuk kemudian tertarik oleh gravitasi Yupiter dan berputar mengelilingi Yupiter sebagai cincin tipis.

Galileo tidak menjalankan tugasnya tersebut dalam waktu lama. Setelah pertama kali diluncurkan pada tahun 1989, kondisi wahana tersebut semakin menurun akibat terpapar oleh radiasi dan menipisnya bahan bakar yang dimilikinya.Ilmuwan pun kemudian memutuskan kalau sudah waktunya Galileo dihancurkan. 

Jika dibiarkan melayang begitu saja di sekitar Yupiter, Galileo dikhawatirkan akan tertarik oleh gravitasi Europa dan kemudian membahayakan makhluk hidup yang mungkin tinggal di bawah permukaannya. Maka, Galileo pun kemudian diluncurkan ke arah Yupiter dan dinyatakan hancur pada tahun 2003 di atmosfer Yupiter.

referensi :
https://www.space.com/16419-io-facts-about-jupiters-volcanic-moon.html
https://www.space.com/18632-galileo-spacecraft.html