Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hal Ini Ternyata Pernah Dilarang di Inggris Pada Masa Lampau

Sejarah Inggris bukan hanya terbatas soal penjahan dan konflik bertema perebutan tahta. Apa yang sekarang lazim ditemui ternyata pernah dianggap sebagai hal yang terlarang di Inggris pada masa lampau. Berikut ini adalah 5 contoh hal-hal tersebut.

Bowling

Bowling
Bowling via vizitzanesville.com

Bowling adalah olah raga yang sepintas nampak sederhana, namun tetap memerlukan keterampilan khusus. Dalam permainan bowling, pemain harus menggelindingkan bola ke arah pin berbentuk menyerupai botol yang ditata sedemikian rupa. Tugas pemain adalah merobohkan pin sebanyak mungkin hanya dengan sekali lemparan. 

Bowling sekarang merupakan olah raga yang cukup populer, termasuk di Inggris. Namun jika kita mundur hingga berabad-abad silam, ternyata olah raga ini pernah berulang kali dilarang di negara tersebut.

Pada tahun 1366, raja Edward III pernah melarang bowling supaya semua rakyatnya melakukan olah raga panahan. Kebetulan pasukan Inggris pada masa itu memang terkenal dengan kehebatan pasukan pemanahnya. Jika banyak rakyat Inggris yang mahir memanah, maka mudah bagi raja Inggris untuk mendapatkan prajurit pemanah baru.

Larangan bowling kembali diberlakukan oleh raja Henry VIII yang bertahta pada abad ke-16. Seperti halnya Edward, larangan tersebut juga dibuat oleh Henry supaya rakyat Inggris fokus mendalami olah raga panah.

Henry sendiri aslinya juga gemar bermain bowling. Oleh karena itulah, walaupun awalnya ia melarang bowling, larangan tersebut perlahan-lahan dilonggarkan. Seseorang diperbolehkan bermain bowling jika ia sudah membayar pajak sebesar 100 poundsterling. Orang yang ingin bermain bowling juga hanya boleh melakukannya di dalam ruangan.

Kedai Kopi

Kedai Kopi
Kedai Kopi via superadventure.co.id

Sejak jaman dulu hingga sekarang, kedai minuman menjadi tempat yang senantiasa dipadati oleh banyak orang. Pasalnya di tempat itulah, orang-orang bisa berbicara santai satu sama lain sambil ditemani dengan minuman favoritnya.

Tapi tahukah anda, ternyata kedai dan toko kopi pernah dilarang di Inggris pada masa lalu? Larangan tersebut dikeluarkan pada tahun 1657 oleh raja Charles II. Selain kopi, minuman-minuman lain seperti cokelat dan teh juga dilarang untuk dijual di toko-toko.

Alasan pelarangan itu bukan karena raja Charles membenci minuman-minuman tadi. Sudah disinggung sebelumnya kalau kedai kopi menjadi tempat di mana orang-orang biasa berkumpul sambil membicarakan hal apapun.

Raja Charles khawatir kalau kedai kopi juga digunakan sebagai tempat rapat untuk membahas rencana pemberontakan. Atas pertimbangan itulah, raja Charles pun sempat melarang keberadaan kedai supaya orang-orang tidak bisa berkumpul di tempat tersebut.

Larangan itu sendiri pada akhirnya tidak pernah benar-benar dijalankan. Pasalnya hanya 2 hari sejak pertama kali dikeluarkan, larangan tersebut dicabut sehingga para pemilik kedai minuman bisa menghela nafas lega.

Natal

Natal
Natal via lifestyle.kompas.com

Inggris merupakan negara berpenduduk mayoritas Kristen. Karena itulah, cukup mengejutkan untuk mengetahui kalau Inggris di masa lampau pernah melarang Natal. Larangan tersebut pertama kali dikeluarkan pada tahun 1659. 

Golongan Puritan yang sedang mendominasi parlemen Inggris pada masa itu menjadi kelompok di balik keluarnya larangan tersebut. Puritan adalah sebutan untuk golongan Kristen di Inggris yang memiliki cara pandang cenderung kolot.

Menurut golongan Puritan, Natal tidak perlu dirayakan karena perayaan Natal adalah tradisi bawaan dari golongan pagan (golongan penganut agama lain sebelum masuknya agama Kristen).

Selain melarang pesta Natal, golongan Puritan juga melarang hal-hal yang jamak ditemui pada pesta Natal. Mulai dari pohon Natal, dekorasi bertema Natal, hingga pueding. Mereka juga melarang orang-orang berdansa, bermain, dan minum bersama pada hari Natal.

Supaya tidak ada yang merayakan Natal secara diam-diam, golongan Puritan mewajibkan supaya toko-toko tetap buka pada hari Natal. Mereka juga giat melakukan parade di kota-kota setiap menjelang Natal untuk mengingatkan kalau tidak ada yang namanya perayaan Natal.

Larangan Natal tersebut tidak berlangsung lama. Pasalnya pada tahun 1660, rakyat Inggris diperbolehkan kembali merayakan Natal. Di Amerika Serikat, perayaan Natal juga pernah dilarang di negara bagian New England hingga tahun 1681.

Sepak Bola

Sepak Bola
Sepak Bola via cnnindonesia.com

Sepak bola merupakan salah satu olah raga terpopuler. Bukan hanya di Inggris, tapi juga di dunia. Sekarang, Liga Inggris menjadi salah satu kompetisi sepak bola yang paling diminati di dunia. Setiap pekannya saat tim-tim peserta Liga Inggris bertanding, jutaan atau bahkan milyaran pasang mata menyaksikan pertandingan-pertandingan tersebut dari berbagai belahan dunia.

Inggris juga dikenal sebagai salah satu negara pertama di mana sepak bola banyak dimainkan. Karena itulah, tidak mengherankan jika kemudian banyak klub sepak bola asal Inggris yang sudah terbentuk sejak akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20. Arsenal contohnya, klub berjulukan “The Gunners” tersebut sudah terbentuk sejak tahun 1886.

Dengan melihat tingginya minat rakyat Inggris terhadap sepak bola, cukup mengejutkan untuk mengetahui kalau negara tersebut ternyata pernah melarang permainan sepak bola. Pada tahun 1314, raja Edward II melarang permainan sepak bola karena dianggap menimbulkan kegaduhan dan hanya akan membawa dampak negatif.

Tahun 1363, raja Edward III mengeluarkan larangan lebih jauh terkait olah raga. Selain melarang sepak bola, ia juga melarang olah raga lainnya dan mengharuskan orang-orang untuk melakukan olah raga panahan. 

Larangan terhadap sepak bola diduga juga ada kaitannya dengan faktor kecemburuan sosial. Sepak bola merupakan olah raga yang dianggap identik sebagai kegiatan rakyat jelata karena bisa dimainkan secara beramai-ramai dengan perlengkapan sederhana. 

Jadi untuk menunjukkan supremasi kaum bangsawan atas rakyat jelata, larangan bermain sepak bola pun dikeluarkan supaya kaum rakyat jelata tidak bisa bersenang-senang secara leluasa. Melarang rakyat bermain sepak bola juga diharapkan mendorong mereka untuk mendalami aktivitas fisik lain yang berguna untuk keperluan perang.

Menyalakan Lampu

Menyalakan Lampu
Menyalakan Lampu via techno.id

Manusia tidak bisa melihat dan menjalankan aktivitasnya tanpa bantuan cahaya. Oleh karena itulah, adalah hal yang jamak untuk melihat manusia menyalakan lampu setiap malam. Namun di Inggris puluhan tahun yang lalu, sekedar menyalakan lampu di malam hari sudah bisa membuat orang tersebut masuk penjara.

Pada tahun 1939 hingga 1945, rakyat Inggris diharuskan mematikan lampu pada malam hari. Untuk mendukung larangan tersebut, aliran listrik ke rumah-rumah bakal diputus setiap malamnya.

Jika rakyat Inggris memerlukan penerangan pada malam hari, mereka hanya boleh menyalakan lilin dengan cahaya redup. Mereka juga diharuskan menutup pintu dan jendela rapat-rapat supaya cahayanya tidak sampai terlihat dari luar.

Dampak dari kebijakan ini sudah bisa diduga. Rakyat Inggris menjadi kebingungan saat harus bepergian ke luar rumah pada malam hari. 

Kasus kecelakaan juga meningkat selama larangan ini diberlakukan karena pemakai jalan tidak bisa melihat orang dan benda di sekelilingnya. Pada bulan pertama sejak larangan ini dibuat, sudah ada 1.100 orang yang meninggal akibat menjadi korban kecelakaan di jalan raya.

Larangan menyalakan lampu ini dibuat sebagai tanggapan atas meletusnya Perang Dunia Kedua. Supaya pesawat Jerman kebingungan saat hendak menjatuhkan bom di kota-kota Inggris, daratan Inggris pun dibuat berada dalam kondisi segelap mungkin saat malam tiba.

Sumber :

https://listverse.com/2018/10/15/10-common-things-that-were-once-banned/ https://www.livescience.com/32891-why-was-christmas-banned-in-america-.html https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2009/nov/01/blackout-britain-wartime