Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bukan Harta Tahta Wanita, Raja Ini Meninggal Akibat Sebab yang Konyol

Anehdidunia.com - Kehidupan raja identik dengan harta, tahta, dan wanita. Itulah sebabnya raja-raja di seluruh dunia senantiasa menghadapi resiko kematian dan pengkhianatan. Tidak jarang seorang raja meninggal secara mendadak karena ia tewas dalam perang atau menjadi korban intrik politik.

Namun selain akibat sebab tadi, ada pula kasus-kasus di mana seorang raja meninggal akibat sebab-sebab yang seharusnya bisa dihindari. Berikut ini adalah 5 contoh raja yang harus meninggal akibat sebab-sebab yang terkesan konyol dan aneh.

Terbakar Akibat Pakaiannya Sendiri

Terbakar Akibat Pakaiannya Sendiri
Terbakar Akibat Pakaiannya Sendiri via liputan6.com

Kerajaan Navarre adalah kerajaan yang sekarang termasuk dalam wilayah Spanyol. Saat kerajaan ini masih berdiri, kerajaan yang bersangkutan pernah dipimpin oleh raja Charles II dari tahun 1343 hingga 1387.

Kerajaan Navarre wilayahnya berbatasan langsung dengan Perancis di sebelah timur. Saat terjadi Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis, Charles mencoba mengambil keuntungan dari perang tersebut.

Semasa berlangsungnya perang, Charles kerap bergonta ganti sekutu demi keuntungannya sendiri. Karena sikapnya tersebut, Charles pun memperoleh julukan “Charles yang Buruk”. Saat Charles akhirnya meninggal secara tragis, banyak orang yang berpendapat kalau kematiannya ini merupakan karma akibat tindakan oportunis dan serakahnya selama masih hidup.

Ada beberapa versi mengenai penyebab asli kematian Charles. Namun dari sekian banyak versi tersebut, versi yang paling sering dikutip oleh berbagai pihak adalah versi dari Francis Blangdon, penulis Inggris yang hidup di abad ke-18.

Menurut Francis, Charles pada awalnya menderita penyakit menahun. Untuk meringankan penyakitnya, tabib yang menangani Charles memerintahkan supaya Charles mengenakan kain yang sudah dibasahi oleh brandy – sejenis minuman keras – dari leher hingga ujung kakinya.

Supaya kain tersebut bisa dipakai oleh Charles dengan nyaman, kain tersebut harus dipotong-potong hingga menjadi semacam pakaian. Saat itulah, terjadi musibah yang menamatkan riwayat Charles.

Salah seorang asisten tabib menggunakan lilin untuk memotong kain karena saat itu hari sudah malam dan tidak ada pencahayaan yang cukup di dalam kamar Charles. Karena brandy memiliki sifat mudah terbakar, api dari lilin kemudian menjalar ke sekujur kain yang dikenakan oleh Charles. Akibatnya, Charles pun tewas terbakar hidup-hidup dalam belenggu kain yang seharusnya menyelamatkan nyawanya.

Tenggelam Saat Menyeberangi Sungai Memakai Kuda

Tenggelam Saat Menyeberangi Sungai Memakai Kuda
Tenggelam Saat Menyeberangi Sungai Memakai Kuda via wikipedia.org

Frederick I atau Frederick Barbarossa adalah nama pemimpin Kekaisaran Romawi Suci, negara raksasa yang wilayahnya pernah mencakup Jerman dan Italia. Saat terjadi Perang Salib Ketiga, Frederick memutuskan untuk ikut ambil bagian. Ia pergi ke Yerusalem sambil ditemani oleh ribuan orang prajuritnya.

Wilayah Yerusalem saat itu sedang dikuasai oleh dinasti Muslim pimpinan Salahuddin Al Ayyubi (dikenal juga sebagai Saladin). Namun Barbarossa pada akhirnya tidak pernah berhadapan dengan Saladin karena ia keburu tewas di tengah jalan. Ironisnya, ia tewas akibat kepongahannya sendiri.

Peristiwa naas yang menimpa Barbarossa bermula ketika ia dan pasukannya sudah tiba di tepi Sungai Saleph (sekarang bernama Sungai Gorku dan terletak di wilayah Turki). Karena arus sungai tersebut cukup deras, penasihat Barbarossa menyarankan supaya pasukannya membuat jembatan terlebih dahulu.

Namun Barbarossa tidak mengindahkan saran tersebut. Ia justru nekat menyeberangi sungai dengan menaiki kudanya. Saat itulah, ia beserta kudanya terseret oleh arus sungai. Barbarossa mencoba untuk berenang, namun baju zirah yang dikenakannya menyebabkan tubuhnya menjadi terlampau berat. Akibatnya, Barbarossa pun tidak bisa menyelamatkan diri dan tewas akibat tenggelam.

Terkena Tembakan Meriamnya Sendiri

Terkena Tembakan Meriamnya Sendiri
Terkena Tembakan Meriamnya Sendiri via quora.com

Skotlandia sekarang termasuk dalam wilayah Inggris alias United Kingdom. Namun berabad-abad silam, Skotlandia pernah menjadi negara kerajaan sendiri. James II adalah raja yang pernah memimpin Skotlandia dari tahun 1437 hingga 1460.

Skotlandia saat itu memiliki hubungan buruk dengan Kerajaan Inggris karena Inggris pernah menduduki Skotlandia di masa lampau. Kendati Skotlandia akhirnya berhasil melepaskan diri dari belenggu Inggris, masih banyak wilayah di sebelah selatan Skotlandia yang dikuasai oleh Inggris.

Wilayah Inggris sendiri saat itu sedang dilanda Perang Mawar, konflik perebutan tahta antara bangsawan-bangsawan Inggris. Dengan memanfaatkan situasi tersebut, James kemudian memimpin pasukannya untuk menguasai wilayah Inggris di perbatasan.

Salah satu wilayah yang menjadi sasaran James adalah Istana Roxburgh. Karena istana tersebut memiliki tembok yang tebal, James memerintahkan pasukannya untuk menggempur Istana Roxburgh dengan memakai meriam.

Bak istilah ‘senjata makan tuan’, meriam yang digunakan oleh James tersebut ternyata malah menjadi sumber petaka baginya. Saat James sedang berdiri di samping meriam, meriam tersebut malah meledak. Kelanjutannya sudah bisa diduga. James ikut terkena ledakan meriam dan akhirnya tewas di tempat.

Terbentur Kusen Pintu di Kepala

Terbentur Kusen Pintu di Kepala
Terbentur Kusen Pintu di Kepala via wikipedia.org

Charles VIII adalah raja yang pernah memimpin Perancis dari tahun 1483 hingga 1498. Apa yang membuat masa pemerintahan Charles begitu menarik untuk disimak adalah karena ia sudah menjadi raja sejak usia 13 tahun.

Karena Charles dipandang masih terlalu muda dan tidak cukup matang untuk memimpin negara sebesar Perancis, Charles menjalankan pemerintahan sambil dibantu oleh kakak perempuannya beserta suaminya.

Charles sendiri tidak terlalu tertarik akan urusan politik dan pemerintahan. Namun berkat kelihaian orang-orang yang mendampinginya, Perancis tetap berada dalam periode penuh kestabilan.

Supaya pemerintahannya bisa diterima oleh para bangsawan dan negara-negara tetangganya, Charles dan orang-orang yang mendampinginya giat menjalin kesepakatan dengan bangsawan di negara-negara tetangga. Berkat manuver politik tersebut, hubungan antara Perancis dengan kerajaan-kerajaan di Italia menjadi lebih erat dibandingkan sebelumnya.

Masa pemerintahan Charles sayangnya harus berakhir begitu dini. Bukan karena ia menjadi korban kudeta atau semacamnya, melainkan karena ia terkena insiden yang normalnya tidak akan sampai membuat nyawa seseorang melayang.

Insiden yang dimaksud di sini terjadi di wilayah Ambroise. Saat itu, Charles pergi ke Ambroise dengan maksud menonton pertandingan tenis yang digelar oleh kaum bangsawan setempat.

Saat itulah, kepala Charles tanpa sengaja menabrak kusen atas pintu. Akibatnya, Charles sempat pingsan dan harus menerima pertolongan. Charles memang sempat siuman, namun sesudah itu ia kembali tak sadarkan diri. Charles pun harus meregang nyawa dalam usia 28 tahun.

Digigit Monyet

Digigit Monyet
Digigit Monyet via idntimes.com

Yunani sekarang adalah negara dengan sistem pemerintahan republik. Namun di masa lampau, Yunani pernah mengadopsi sistem kerajaan. Aleksander adalah satu dari sekian banyak orang yang pernah menjadi raja Yunani. Ironisnya, Aleksander hanya memerintah Yunani pada 3 tahun karena ia keburu meninggal.

Aleksander memiliki sejumlah hewan peliharaan di kediamannya. Dua dari sekian banyak hewan peliharaan tersebut adalah anjing dan monyet. Suatu hari, saat Aleksander sedang berjalan-jalan dengan anjing peliharaannya, ia melihat ada beberapa ekor monyet peliharaannya yang sedang berkelahi.

Melihat pemandangan tersebut, Aleksander spontan mendekat untuk melerai monyet-monyet tadi. Namun salah seekor monyet tersebut kemudian malah menggigit Aleksander hingga terluka.

Aleksander awalnya mengira kalau lukanya ini tidak serius. Namun karena lukanya tidak diobati dengan benar, terjadi infeksi pada luka tersebut. Akibatnya, Aleksander pun tidak bisa lagi bangun dari ranjangnya dan akhirnya meninggal dunia dalam usia 27 tahun. Setelah Aleksander wafat, monyet yang menggigit Aleksander kemudian dibunuh.


Sumber :
https://listverse.com/2014/08/26/10-of-the-weirdest-ways-kings-and-queens-died/