Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Benda Milik Korban Pembunuhan Berantai yang Disimpan oleh Sang Pembunuh

Anehdidunia.com - Pembunuhan berantai merupakan aksi kriminal di mana pelaku membunuh beberapa orang di waktu dan tempat yang berbeda-beda. Ada beragam motivasi yang menyebabkan seseorang tega membunuh begitu banyak orang. Mulai dari faktor ekonomi hingga karena faktor gangguan kejiwaan.

Sejumlah pembunuh berantai juga memiliki kebiasaan mengambil benda-benda milik korban. Saat sang pembunuh berhasil ditangkap oleh polisi, benda-benda tersebut menjadi saksi bisu mengenai bagaimana sang pembunuh menghabisi nyawa korbannya dan merenggut benda milik korban. Berikut ini contoh dari benda-benda tersebut.

Anjing Peliharaan

Anjing Peliharaan
ilustrasi anjing Peliharaan via halodoc.com

John George Haigh adalah pembunuh berantai asal Inggris yang menyandang julukan Si Pembunuh Bak Asam (The Acid Bath Murderer). Julukan tersebut diberikan karena setiap kali John sudah berhasil melakukan pembunuhan, John akan menghilangkan mayat para korbannya dengan cara melarutkan mayat korban dalam cairan asam kuat.

Sebelum menjadi pembunuh berantai, John pernah mendekam di balik jeruji besi karena terbukti melakukan aksi penipuan. Selama menjalani hukumannya, John mendapat ide bahwa jika ia ingin melakukan aksi kejahatan tanpa ketahuan, maka ia harus pandai-pandai melenyapkan saksi mata dan barang bukti.

Cairan asam kuat lantas menjadi benda yang dipilih oleh John untuk menghilangkan jejak barang bukti karena cairan asam memiliki sifat bisa melarutkan mayat manusia hingga tidak bersisa.

Semenjak itu, John kini memulai kehidupan barunya sebagai pembunuh berantai. Sesudah berhasil membunuh korbannya, John akan melarutkan mayat mereka dalam bak berisi cairan asam, lalu mengambil benda-benda berharga yang mereka tinggalkan dan menjualnya.

Dua dari sekian banyak korban pembunuhan John adalah Archibald dan Rose Henderson. Sesudah berhasil melenyapkan mayat keduanya, John mengambil alih benda-benda kepunyaan mereka dan menjualnya.

Namun tidak semua benda peninggalkan Archibald dan Rose dijual oleh John. Keduanya diketahui memiliki seekor anjing peliharaan. Karena John merasa tertarik dengan anjing tersebut, John memutuskan untuk memeliharanya.

Perlengkapan Kemah

Perlengkapan Kemah
Perlengkapan Kemah via thedyrt.com

Backpacking adalah aktivitas liburan di mana seseorang melakukan perjalanan jauh sambil mengeluarkan biaya sesedikit mungkin. Supaya bisa menempuh perjalanan jauh tanpa harus mengeluarkan terlalu banyak biaya, backpacker pun memiliki kebiasaan menumpang kendaraan lain yang sedang melintas.

Jika kebetulan orang yang memberi tumpangan kepada sang backpacker adalah orang baik-baik, maka tidak akan ada masalah yang timbul. Namun bagaimana jika yang memberi tumpangan ternyata adalah pembunuh berantai?

Ivan Milat adalah pembunuh berantai asal Australia yang mengincar kalangan backpacker sebagai sasaran utamanya. Itulah sebabnya media-media setempat pun menjuluki Ivan sebagai “Pembunuh Backpakcer” (Backpacker Murderer).

Total, ada 7 orang korban yang pernah dibunuh oleh Ivan. Jumlah tersebut sekaligus menjadikan Ivan sebagai salah satu pembunuh berantai dengan jumlah korban tertinggi di Australia.

Saat menjalankan aksinya, Ivan mula-mula akan menawari tumpangan kepada backpacker. Ivan sesudah itu akan memacu mobilnya ke hutan, lalu membunuh korbannya dengan cara menusuknya atau menembaknya. Ivan sesudah itu akan merampas perlengkapan kemah yang dibawa oleh para korban.

Faktor ekonomi diyakini bukan alasan utama kenapa Ivan melakukan pembunuhan sambil merampas perlengkapan kemah milik korban. Pasalnya saat polisi menggeledah kediaman Ivan, perlengkapan-perlengkapan kemah milik para korban nampak masih berada dalam kondisi lumayan lengkap. Ivan membunuh mereka semata-mata supaya bisa mengoleksi perlengkapan kemah milik para korban.

Bayi

bayi
ilustrasi bayi via idntimes.com

John Edward Robinson adalah seorang pria asal Kansas, Amerika Serikat, yang menyandang julukan “pembunuh berantai pertama dunia internet” (internet’s first serial killer). Julukan itu diberikan John menggunakan internet untuk menemukan korban-korbannya. Kebetulan saat John melakukan aksi pembunuhan berantainya, penggunaan internet masih belum seluas sekarang.

Pembunuhan berantai sendiri bukanlah satu-satunya aksi kejahatan yang dilakukan oleh John. Sebelum memulai sepak terjangnya sebagai pembunuh berantai, John pernah keluar masuk penjara akibat terlibat kasus penipuan.

Satu dari sekian banyak korban pembunuhan berantai John adalah seorang janda yang bernama Lisa Stasi. Lisa pertama kali berkenalan dengan John pada tahun 1985. Supaya niat aslinya tidak ketahuan, John menggunakan nama palsu sambil menyamar sebagai orang dengan karir yang mapan.

John juga menawari Lisa pekerjaan, rumah, dan kehidupan yang lebih layak. Saat Lisa sudah terbujuk, John kemudian langsung membunuh Lisa dan menculik bayi perempuannya yang baru berusia kurang dari 1 tahun.

John kemudian memberikan bayi tersebut kepada saudara John yang sudah menikah. Mereka lalu mengadopsi bayi Lisa layaknya anak kandungnya sendiri – tanpa tahu kalau orang yang memberikan bayi tersebut kepada mereka aslinya sudah menghabisi ibu kandung sang bayi.

Darah

Darah
Darah via liputan6.com

Jika bicara soal pembunuh berantai wanita, Elizabeth Bathory adalah salah satu yang paling terkenal. Elizabeth Bathory de Ecsed aslinya adalah bangsawati yang berasal dari Hongaria, Eropa Tengah. Namun di balik latar belakangnya yang berasal dari golongan terpandang, Elizabeth juga memiliki sifat haus darah – dalam artian yang sebenarnya.

Saat Elizabeth masih kecil, Elizabeth kerap mengalami pusing. Dokter yang menangani Elizabeth kemudian memberikan saran kepada Elizabeth supaya ia sering-sering meminum darah manusia yang masih muda. Sejak itu, Elizabeth pun diyakini jadi memiliki kebiasaan meminum darah manusia dan membasuh dirinya sendiri dengan darah.

Ketika Elizabeth beranjak dewasa, sifat haus darahnya hanya semakin menjadi-jadi. Ia dikabarkan menyiksa ratusan orang wanita hingga tewas.

Jika itu belum cukup menyeramkan, Elizabeth dirumorkan juga menggunakan darah para korbannya untuk diminum atau dimasukkan ke dalam bak. Saat darah yang tergenang dalam bak sudah cukup banyak, Elizabeth kemudian berendam di dalamnya dengan santai.

Reputasi menakutkan yang dimiliki oleh Elizabeth lantas memunculkan spekulasi kalau novelis Bram Stoker terinspirasi untuk membuat karakter Drakula saat membaca kisah hidup Elizabeth.

Di dalam novelnya, Drakula memang ditampilkan sebagai sosok berjenis kelamin pria alih-alih wanita. Namun seperti halnya Elizabeth di dunia nyata, Drakula diceritakan memiliki sifat haus darah dan tinggal di sebuah kastil yang terletak di Eropa Timur.

Kalau melihat kisah hidup Elizabeth sendiri, tidak berlebihan rasanya untuk menyebut Elizabeth sebagai Drakula versi dunia nyata.

Bola Mata

Bola Mata
Bola Mata via astrowani.com

Charles Albright adalah pembunuh berantai yang berasal dari Amerika Serikat. Oleh media-media setempat, Charles dijuluki sebagai “Si Pembunuh Bola Mata” (The Eyeball Killer). Pasalnya Charles memiliki kebiasaan mengoleksi bola mata dari korban-korbannya.

Sebelum terjerumus ke dalam aksi pembunuhan berantai, Charles sudah akrab dengan dunia kriminal. Pasalnya supaya bisa bertahan hidup, Charles nekat melakukan aneka macam aksi kejahatan. Mulai dari mencuri, menipu, hingga menggunakan senjata api ilegal.

Kegilaan Charles hanya semakin menjadi setelah ia ditangkap atas tuduhan melakukan pemerkosaan kepada anak di bawah umur. Saat kondisi mental Charles semakin bermasalah, Charles pun mulai nekat melakukan aksi pembunuhan berantai.

Setiap kali Charles sudah berhasil menghabisi korbannya, Charles akan memotong-motong tubuh korbannya. Charles juga mengambil bola mata dari para korbannya untuk dijadikan kenang-kenangan.

Saat Charles pada akhirnya berhasil ditangkap oleh polisi, penangkapan Charles dengan cepat menimbulkan histeria di media massa akibat modus operandinya yang begitu sadis.

Di hadapan polisi, Charles mengaku kalau ia memutilasi dan mengambil bola mata korbannya. Menariknya, kendati Charles sudah mengaku, polisi sendiri tidak pernah menemukan bola mata yang sudah dikumpulkan oleh Charles.

Sumber :
https://listverse.com/2021/11/28/top-10-trophies-killers-took-from-victims/