Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Suku Aneh Yang Dipercaya Pernah Hidup Di Bumi

Tidak semua keberadaan makhluk aneh hanya berada di cerita-cerita dongeng dan legenda saja. Beberapa suku aneh yang hidup ribuan tahun lalu sempat menjadi perbincangan hangat diantara para penjelajah zaman dulu, dan mereka yakin akan keberadaan suku-suku ini. Ketika para ilmuwan pertama mencoba untuk mengidentifikasi setiap suku dan makhluk hidup yang ada di muka Bumi, mereka menulis beberapa hal aneh yang ditemui. Sahabat anehdidunia.com beberapa diantaranya yaitu adanya suku-suku manusia tanpa kepala, berkepala binatang, atau mempunyai kaki terbalik. Sejarah tidak pernah mengatakan jika suku-suku ini ada, namun, pada saat itu, orang-orang bersikeras jika mereka telah melihat keberadaan suku-suku ini. Yang menariknya, cerita tentang suku-suku ini tidak hanya berasal dari satu orang saja. Mungkin dapat dikatakan cerita ini hanya dibuat-buat oleh segelintir ilmuwan dan penjelajah pada saat itu, tetapi hal ini sangat menarik membahas tentang bagaimana kehidupan suku-suku aneh ini di keadaan dunia yang berbeda pada zaman dulu.

Suku Blemmyes

Suku Blemmyes

Di bagian timur Libya, pada abad ke-5 Sebelum Masehi, ada sebuah suku yang mendiami daerah tersebut. Suku ini terdiri dari pria yang tidak memiliki kepala, uniknya, wajah mereka terletak di bagian dada mereka. Setidaknya, itulah yang diklaim oleh penulis Yunani Herodotus. Dalam tulisannya itu, Herodotus mengakui tidak melihat secara langsung dengan mata kepalanya, ia hanya mengutip apa yang dikatakan orang-orang Libya tentang keberadaan suku Blemmyes. Faktanya, banyak orang lainnya yang melaporkan penampakan suku ini selama lebih dari 2000 tahun. Setelah tulisan Herodotus muncul, 400 tahun kemudian, penulis Romawi Pliny the Elder bersikeras bahwa keberadaan suku Blemmys nyata. Ia menamai suku ini Belmmyae dan mengatakan bahwa mereka adalah suku nomaden yang berasal dari Ethiopia. Mereka juga termasuk suku yang liar dan berbahaya.

Laporan tentang keberadaan suku ini terus berdatangan. Pada tahun 1211 Masehi, seorang penjelajah bernama Fermes mengklaim bahwa ia menemukan suku pria tanpa kepala yang memiliki mata dan mulut di dada mereka. Sahabat anehdidunia.com Fermes mengatakan hal yang sama seperti yang ditulis Herodotus dan Pliny the Elder terkait dengan ciri-ciri suku ini. Tambahan informasi yang diberikan oleh Fermes yaitu anggota suku ini memiliki tinggi sekitar 3,6 meter. Fermes bukanlah orang terakhir yang membahas tentang suku Blemmyes, lebih dari 100 tahun kemudian, John Mandeville mengaku telah melihat suku Blemmyes. Dari setiap laporan yang ada, diduga mereka tidak melakukan interaksi dengan suku ini, dan hanya mengetahui desas-desus dari cerita orang-orang sekitar. Setelah beberapa abad ke depan, laporan tentang keberadaan suku ini mulai memudar, sampai akhirnya pada abad ke-17, Sir Walter Raleigh, melaporkan kembali tentang keberadaan suku ini, dan ia meyakini bahwa mereka nyata.

Suku Calystrii

Suku Calystrii

Seorang dokter Yunani bernama Ctesias pergi ke India pada abad ke-5 Sebelum Masehi untuk mengeksplor daerah tersebut. Sepulangnya dari perjalanannya, ia memiliki beberapa cerita gila terhadap apa yang ditemuinya di sana. Ketika berada di daerah pegunungan, ia mengatakan ada suku dengan bentuk tubuh aneh yang mendiami wilayah tersebut, suku ini disebut Calystrii, mereka memiliki badan manusia namun berkepala anjing. Ctesias melaporkaan bahwa suku ini tidak berbicara bahasa apapun, mereka berkomunikasi hanya dengan menggonggong, sehingga ketika bertemu dengan orang India, mereka menggunakan isyarat dan menggonggong. Jumlah suku ini pun tidak sedikit, Ctesias menebak jumlah suku Calystrii ada 120 ribu yang tinggal di pegunungan India. Laporan tentang keberadaan suku ini tidak hanya berasal dari Ctesias seorang diri, banyak yang mendukung keberadaan suku Calystrii.

Sekitar 200 tahun kemudian, seorang pria bernama Megasthenes yang juga dari Yunani mengikuti jejak Ctesias ke India dan setelah kembali, ia juga melaporkan hal yang sama, suku Calystrii benar-benar nyata. Dia bersikeras telah melihat mereka dengn mata kepalanya sendiri. Tidak hanya itu, tulisan para penulis Dinasti Tang dari China juga mengklaim bahwa pria berkepala anjing itu berada di sekitar daerah Tibet dan mereka menyebutnya Supana. Sahabat anehdidunia.com berabad-abad kemudian, seorang pelaut dan penjelajak terkenal, Marco Polo, juga mengklaim hal yang serupa. Ia bertemu orang yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan suku Calystrii di sebuah pulau bernama Angamanain dan ia menjamin suku ini benar-benar ada dan benar-benar memiliki kepala seperti anjing.

Suku Sciopodes

Suku Sciopodes

Ctesias tidak hanya melihat suku berkepala anjing di India, ia juga mengaku telah bertemu dengan sekelompok orang yang memiliki penampilan yang sangat aneh. Orang-orang dari suku ini hanya tumbuh dengan satu kaki saja, namun kaki yang dimiliki mereka ini mempunyai ukuran yang sangat besar, bisa dibilang kaki raksasa. Sahabat anehdidunia.com suku ini dinamakan suku Sciopodes oleh Ctesias. Setelah mengamati aktivitas yang dilakukan oleh suku Sciopodes, Ctesias menulis dalam laporannya, ketika menghadapi cuaca panas, suku ini akan berbaring telentang dan menggunakan kaki raksasa mereka sebagai payung untuk melindungi diri mereka dari panasnya sinar matahari. Selain itu, mereka kadang melakukan berkeliling daerah pegunungan dengan melompat-lompat, dan mereka melakukannya dengan sangat baik. Bahkan lompatan mereka terbilang sangat tinggi, kadang jika sudah kecapain, mereka akan berlari dengan kaki mereka itu.

Hal ini terdengar cukup aneh, tetapi orang-orang yang mendengar laporan Ctesias benar-benar menganggap keberadaan suku Sciopodes selama 2000 tahun lamanya. Seorang uskup agung bernama Isidore dari Seville, dalam tulisannya juga bersikeras bahwa keberadaan suku ini benar-benar dan membuat bestiaries, sebuah peta yang menggambarkan keberadaan suku Sciopodes di India dengan denah-denah yang menunjukkan dimana tempat mereka tinggal. Bahkan seorang filsuf Romawi, St. Augustine menulis sebuah homonim tentang suku Sciopodes, ia menulis bahwa mereka (suku Sciopodes) adalah keturunan dari Adam dan harus dianggap sebagai manusia.

Suku Abarimon

Suku Abarimon

Ketika Alexander the Great melakukan perjalanan ke timur, ia menggunakan jasa seorang pria bernama Baiton untuk menjadi pengintai sekaligus pengamat jalan dan melihat apa yang ada di dalam India. Baiton pun kemudian melakukan perjalanannya terlebih dahulu untuk melihat keadaan jalan yang akan dilalui oleh Alexander the Great di sepanjang jalur India. Baiton dipercaya telah berhasil menempuh jalan sampai ke Himalaya, dan menemukan suku aneh yang mendiami tempat tersebut, suku ini dinamakan Abarimon. Menurut Baiton, suku Abarimon memiliki kaki yang terbalik, kaki mereka menghadap ke arah belakang, hal itu bukanlah suatu kecacatan, karena suku Abarimon dapat berlari dengan cukup cepat dan melakukan perburuan terhadap binatang liar dengan keadaan kaki mereka yang seperti itu.

Baiton berencana untuk membawa salah satu anggota suku Abarimon ke Yunani, tetapi suku Abarimon memiliki paru-paru yang berfungsi hanya untuk iklim dingin saja. Ketika Baiton mencoba membawa mereka keluar dari pegunungan Himalaya, mereka mulai tersedak oleh udara tebal di bawah pegunungan. Tentu ini menjadi alasan yang cukup masuk akal mengapa mereka tidak hidup di daerah dataran rendah. Selain Baiton, penjelajah asal Yunani Kuno, Megasthenes juga mengklaim telah melihat suku ini ketika melakukan perjalanan melewati India. Ia mengatakan bahwa suku ini lebih suka disebut Nulus, selain itu, Megasthenes menambahkan bahwa suku ini mempunyai delapan jari pada setiap kaki mereka.

Suku Makylhes

Suku Makylhes

Di Ethiopia, ada sebuah suku yang disebut Makylhes, menurut orang Yunani dan Romawi, setiap anggota suku Makylhes adalah seorang hermafrodit, memiliki 2 organ kelamin yang berfungsi penuh, layaknya yang terdapat pada hewan dan tumbuhan. Hal ini pertama kali dilaporkan oleh orang-orang Romawi, namun orang Romawi tidak melakukan pengamatan yang mendalam tentang suku ini. Orang Yunani lah yang pertama melakukan kontak dengan suku Makylhes, ternyata suku ini benar-benar hermafrodit, yang membedakan antara pria dan wanita hanyalah penampilan fisik dan payudara yang timbul. Ketika Herodotus menulis tentang suku ini, ia mengatakan bahwa suku ini menyembah seorang dewa perang wanita dan merayakannya dengan menyuruh para wanita bertarung dengan menggunakan batu dan tongkat.

Penjelasan tentang kelamin ganda yang dimiliki suku ini tidak dijelaskan oleh Herodotus, tetapi Aristoteles lah yang kemudian mengklaim bahwa para wanita suku Makylhes memiliki satu payudara yang tumbuh di sisi kanan tubuh mereka. Sahabat anehdidunia.com penulis Romawi Calliphanes yang kemudian mengatakan bahwa semua suku ini adalah hermafrodit, ia juga menyatakan bahwa kedua organ kelamin yang dimiliki suku ini dapat bekerja layaknya organ kelamin pada umumnya. Dalam tulisannya, Calliphanes menyatakan bahwa mereka bereproduksi dengan menyatukan 2 jenis kelamin dalam individu yang sama dan secara bergantian melakukan fungsi masing-masing kelamin.

Referensi
http://oaks.nvg.org/pliny.html
http://www.livius.org/sources/content/ctesias-overview-of-the-works/photius-excerpt-of-ctesias-indica/
https://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf102.iv.XVI.8.html
http://listverse.com/2018/05/06/10-strange-tribes-ancient-explorers-insisted-were-real/