Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anda Percaya Ini Kotoran Berharga Paling Mahal?

Tinja atau kotoran adalah gumpalan sisa-sisa makanan yang keluar dari anus makhluk hidup. Normalnya tinja dipandang sebagai benda yang menjijikan. Namun kenyataannya, tinja-tinja tertentu justru banyak dicari oleh manusia berkat nilai jualnya yang tinggi. Berikut ini adalah beberapa contoh tinja yang dihargai mahal oleh manusia.

Celana Dalam Kotor Milik Elvis Presley

Celana Dalam Kotor Milik Elvis Presley

Nama besar yang dimiliki oleh seorang selebriti bakal selalu memiliki daya tarik bagi penggemarnya. Oleh karena itulah, benda-benda yang dulunya pernah digunakan oleh selebriti tersebut bakal langsung laris manis saat ditawarkan kepada khalayak umum. Sahabat anehdidunia.com tanpa peduli apakah benda yang ditawarkan tersebut normalnya memiliki kesan yang menjijikan.

Pada tahun 2012, celana dalam biru yang pernah dipakai oleh almarhum penyanyi Elvis Presley ditawarkan di pelelangan. Celana dalam tersebut dipakai Elvis saat dia tampil di suatu pertunjukan pada tahun 1977.

Celana dalam yang bersangkutan diceritakan memiliki bercak basah di bagian selangkangannya karena terkena kotoran dari Elvis. Meskipun begitu, minta khalayak untuk memiliki celana dalam yang bersangkutan tetap tidak pudar. 

Saat acara lelang digelar, sejumlah orang menyatakan minatnya untuk mengeluarkan uang hingga 5.000 poundsterling (sekitar 85 juta rupiah) untuk membeli celana dalam tersebut. Namun karena juru lelang hanya mau melepasnya dengan harga 7.000 poundsterling ( lebih dari 100 juta rupiah), celana dalam itupun batal dijual. 

Meskipun begitu, barang-barang kepunyaan Elvis yang lain dikabarkan tetap laku terjual. Satu dari sekian banyak barang tersebut adalah buku Injil yang digunakan oleh Elvis sejak tahun 1957. Buku Injil tersebut dikabarkan laku terjual dengan harga 59.000 poundsterling (lebih dari 1 milyar rupiah).

Ambergris

Ambergris

Jika minyak bumi kerap diibaratkan sebagai emas hitam, maka ambergris bisa diibaratkan sebagai emas kotoran. Pasalnya mereka yang menemukan ambergris bisa kaya mendadak dalam sekejap. Pada tahun 2016 misalnya, 3 orang nelayan asal Oman menemukan ambergris seberat 80 kilogram yang harganya mencapai 3 juta dollar (lebih dari 39 juta rupiah). 

Lantas, apakah ambergris itu sebenarnya? Walaupun namanya terdengar tidak akrab bagi kalangan awam, ambergris ternyata memiliki riwayat yang panjang dalam perjalanan sejarah manusia. Manusia diketahui sudah menggunakan ambergris selama lebih dari 1.000 tahun. Di masa kini, ambergris lebih banyak digunakan sebagai bahan campuran parfum.

Manusia pada awalnya tidak yakin mengenai asal-usul ambergris karena gumpalan ini kerap ditemukan teronggok begitu saja di tepi pantai. Pada awalnya manusia mengira kalau ambergris mungkin berasal dari kotoran burung atau buih lautan yang mengeras.

Teka-teki mengenai asal-usul ambergris akhirnya terjawab setelah pada abad ke-19, para pelaut melakukan perburuan pada paus sperma untuk mendapatkan minyaknya. Mereka menemukan kalau ambergris berasal dari bagian keras cumi-cumi yang dimakan oleh paus sperma, namun tidak bisa dicerna.

Bagian-bagian keras tersebut kemudian dimuntahkan oleh paus sperma, namun sebagian dari sisa cumi-cumi tersebut juga ada yang terbawa masuk ke dalam saluran pencernaan paus dan mengumpul di usus menjadi ambergris. Saat jumlah ambergris yang menumpuk di dalam usus sudah terlalu banyak, paus yang bersangkutan diduga bisa mati akibat kerusakan pada ususnya.

Kotoran Piero Manzoni

Kotoran Piero Manzoni

Pada tahun 1961, seniman Piero Manzoni memutuskan untuk membuat karya seni dengan memakai kotorannya sendiri. Kotoran-kotoran yang ia kumpulkan kemudian ia masukkan dalam 90 kaleng yang kemudian ia jual. Manzoni menyebut kaleng tinjanya tersebut dengan nama Merda d’Artista (Tinja Artis) di mana masing-masing kaleng dibubuhi tulisan “Tinja Artis, Disimpan dengan Segar, Diproduksi dan Dikalengkan pada Bulan Mei 1961”.

Manzoni meninggal pada tahun 1963, namun kaleng tinjanya tersebut masih tetap laku terjual hingga sekarang. Galeri seni Tate di London dilaporkan berhasil mendapatkan salah satu di antaranya dengan harga 22.350 poundsterling (lebih dari 370 juta rupiah) pada tahun 2007. Sahabat anehdidunia.com di tahun yang sama, kaleng tinja lain terjual di pelelangan kota Milan dengan harga 81.000 poundsterling (sekitar 1,3 milyar rupiah).

Hingga tahun 2017, nilai total kaleng-kaleng tinja buatan Manzoni dilaporkan mencapai 4 milyar rupiah. Gilanya lagi, nilai dari kaleng-kaleng tersebut diperkirakan masih akan bertambah kian mahal hingga kurun waktu beberapa tahun ke depan seiring dengan kian tuanya usia benda-benda tersebut.

Yang menarik, Agostino Bonalumi selaku seniman yang pernah bekerja bersama Manzoni saat membuat kaleng-kaleng tinja mengklaim kalau benda yang ada di dalam kaleng sebenarnya bukanlah tinja, melainkan gips. 

Manzoni sengaja mengklaim kalau apa yang ada di dalam kaleng adalah tinja untuk menunjukkan bahwa kolektor benda seni akan membeli benda mahal apapun selama benda tersebut tergolong sebagai benda seni, meskipun benda seni tersebut adalah tinja yang notabene dianggap menjijikan oleh masyarakat.

Lantas, benarkah klaim Bonalumi tersebut? Hingga sekarang, belum ada yang berani membuktikannya. Pasalnya jika kalengnya sampai dibuka, sang pemilik khawatir kalau nilai jual dari kaleng tinja ini bakal anjlok. Jadi yang bisa kita lakukan untuk saat ini hanyalah menerka-nerka sambil menunggu ada orang yang cukup berani untuk membuktikannya.

Guano

Guano

Guano adalah senyawa yang tercipta dari timbunan kotoran kelelawar dan burung laut. Walaupun terlihat jorok, guano ternyata pernah memiliki nilai jual yang tinggi di masa lampau. Pasalnya guano bisa digunakan sebagai bahan peledak dan bubuk mesiu. Saking berharganya guano, sebagian besar anggaran negara Peru pada masa itu dilaporkan berasal dari hasil ekspor guano.

Tingginya harga jual guano lantas menyebabkan sejumlah negara sempat terlibat perang. Pada tahun 1864, Peru dan Spanyol terlibat perang akibat memperebutkan Pulau Chica yang kaya akan guano. Kemudian pada tahun 1879 hingga 1883, Chili terlibat perang melawan Peru dan Bolivia akibat memperebutkan wilayah yang kaya akan guano.

Di masa kini, guano tidak lagi memiliki nilai jual seperti di masa keemasannya. Namun guano masih ditambang hingga sekarang di mana sekarang fungsi utamanya adalah sebagai pupuk.

Tinja Batu Sepanjang 1 Meter

Tinja Batu Sepanjang 1 Meter

Pada tahun 2012, sebuah fosil tinja sepanjang 102 cm ditemukan di Toledo, Washington, AS. Tidak diketahui hewan yang meninggalkan tinja ini, namun fosil tinja yang bersangkutan diketahui berusia antara 6 hingga 33 juta tahun. Dua tahun kemudian, fosil tinja ini dijual di pelelangan dan laku terjual dengan harga 10.370 dollar (lebih dari 130 juta rupiah).

Fosil tinja ini sendiri ternyata memiliki sisi kontroversinya tersendiri. Mereka yang skeptis tidak yakin kalau fosil tersebut benar-benar berasal dari tinja yang membatu. Selain karena hewan yang mengeluarkan tinjanya tidak diketahui, fosil yang bersangkutan tidak mengandung bahan-bahan sisa hasil pencernaan.

Pihak yang skeptis kemudian berpendapat kalau fosil tinja tersebut aslinya adalah lahar gunung berapi yang masuk ke dalam rawa dan kemudian membeku sebelum akhirnya ditemukan di masa kini. Pemeriksaan pada fosil tinja ini sendiri menemukan kalau fosil yang bersangkutan mengandung banyak unsur logam.

Sumber :
https://listverse.com/2019/08/27/10-most-expensive-feces-ever/