Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak-Anak Ini Berani Menggugat Orang Tuanya Ke Pengadilan Karena Hal Sepele

Anak adalah buah hati yang lahir dari hubungan cinta orang tua. Anak jugalah yang menjadi impian tiap pasangan yang telah menikah karena dianggap sebagai pewaris keturunan atau generasi mereka. Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya. Hal itu bisa dibuktikan dan dibenarkan dengan bagaimana orang tua merawat anak-anaknya sedari kecil, membesarkan, menjaga dari bayi hingga dewasa serta memperhatikan segala kebutuhan anak agar selalu tercukupi.

Meski demikian di dunia ini ada saja pertumpahan sedarah yang masih sering terjadi misalnya pembunuhan anak yang dilakukan oleh seorang ibu atau ayah atau sebaliknya, pemerkosaan seorang ayah terhadap anak perempuannya dan masih banyak lagi lainnya. Semua tindakan kriminal tersebut meramaikan catatan hitam bagi dunia hukum negara-negara di dunia. Namun bagaimana jika ada hal atau masalah sepele yang melibatkan anak dan orang tua justru berhasil memancing anak-anak untu membawa perkara tersebut ke meja hijau? Inilah anak-anak yang berani menggugat orang tuanya ke pengadilan versi anehdidunia.com.


Benci Nama Lahir, Gadis Ini Menuntut Orang Tuanya Sejumlah $ 4,8 M



Pepatah mengatakan nama adalah sebuah do’a, nama juga merupakan pemberian orang tua dimana dalam nama selalu digantungkan harapan agar kelak anaknya menjadi pribadi yang baik dan memiliki kehidupan yang sukses. Hampir setiap anak di dunia ini pun juga yakin bahwa nama pemberian orang tuanya adalah berkah tersendiri di hidupnya. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi seorang gadis yang berusia 18 tahun asal Louisiana ini, Clamidya namanya. Nama yang terdengar indah ini pemberian orang tuanya ini rupanya sangat dibenci oleh gadis berbadan sintal ini. Sebaliknya, ia justru merasa bahwa namanya membawa petaka dan kesengsaraan dalam hidupnya. Pasalnya nama Clamidya miliknya tersebut sering dijadikan bahan bulian atau ejekan teman-teman sekolahnya karena mirip dengan jenis penyakit menular seksual yakni Chlamydia Trachomatis! Diceritakan bahwa Clamidya sering merasa tertekan hingga pernah melakukan aksi percobaan bunuh diri 12 kali dalam kurun waktu lima tahun. Beruntung nyawanya masih bisa terselamatkan, akan tetapi bukannya mencoba berdamai dengan dirinya sendiri atau bernegoisasi dengan orang tuanya untuk merubah nama tersebut, Clamidya justru menggugat kedua orangtuanya ke pengadilan dengan tuntutan tidak menyukai pemberian nama Clamidya yang menimbulkan trauma psikologis. Tak tanggung-tanggung dalam tuntutan itu, Clamidya meminta kompensasi sebesar $ 4,8 M!


Anak Korban Perceraian Menggugat Cerai (juga) Orang Tuanya



Peristiwa yang dialami oleh seorang anak bernama Gregory Ralph Kingsley di ini sebenarnya sudah berlalu sejak belasan tahun yang lalu. Namun pada saat kasusnya terjadi, begitu banyak memicu kontroversi berbagai pihak. Bagaimana tidak, Gregory Ralph Kingsley menggugat cerai kedua orang tua kandungnya! Gugatan tersebut bermula ketika anak pasangan Ralph Kingsley dan Rachel Kingsley ini menjadi “korban” perceraian kedua orang tuanya. Pada persidangan perceraian tersebut, Ralph Kingsley sang ayah menyerahkan hak asuh Gregory kepada orang tua asuh karena merasa tidak mampu mengurus. Namun sang ibu Rachel Kingsley bersikukuh untuk mendapatkan hak asuh anaknya padahal sebelumnya Rachel dianggap sering menelantarkan anak-anaknya. Bahkan sejak berusia tiga tahun dan selama sembilan tahun terakhir kemudian, Gregory “hanya” pernah hidup seatap dengan ibunya selama tujuh bulan saja! Sisanya ia hidup berpindah-pindah dari orang tua asuh yang satu ke yang lainnya serta di sebuah penampungan khusus anak laki-laki. Gregory pun menggugat dan menolak tinggal bersama ibunya agar dapat tinggal dengan orang tua asuhnya yakni George dan Lizabeth Russ. Hakim pengadilan mengabulkan permohonan gugatan Gregory dengan alasan kuat yaitu sesuai dengan permintaan anak. Gregory pun mengubah namanya menjadi Shawn Russ dan resmi menjadi “mantan anak” dari Ralp Kingsley dan Rachel.


Menggugat Orang Tuanya Demi Dapat Uang Saku Lebih



Rachel Canning adalah seorang gadis perempuan yang menimba ilmu di sebuah sekolah SMA di daerah New Jersey. Di usianya yang menginjak 18 tahun tiba-tiba ia membuat heboh publik karena berani menggugat kedua orang tuanya ke pengadilan negeri New Jersey. Dalam penjelasannya di pengadilan ia mengaku bahwa telah diusir keluar dari rumah dan orang tuanya tidak mau membiayai pendidikan sekolahnya lagi serta perkuliahannya nanti. Dalam isi gugatannya ia menuntut kedua orang tuanya untuk kembali membiayai sekolahnya lagi, biaya hidup, transportasi dan konyolnya adalah biaya tagihan hukumnya! Gugatan yang menghebohkan dari anak kepada orang tuanya ini semakin ramai diperbincangkan oleh masyarakat lantaran orangtua Rachel yakni Sean dan Elizabeth Canning membantah telah mengusir anak gadisnya tersebut. Sebaliknya pasangan suami istri tersebut berujar bahwa Rachel pergi dari rumah tanpa pamit setelah mereka tidak setuju dengan kehadiran pacar Rachel. Tak cukup itu saja, Rachel pun ternyata sempat diskors dari sekolahnya. Banyak orang yang beranggapan bahwa upaya gugatan Rachel Canning kepada orang tuanya ini adalah cara untuk mendapatkan uang saku lebih. Pengadilan pun menolak gugatan dan tuntutan Rachel Canning karena dianggap masih masuk dalam ranah masalah intern keluarga. Beruntung, biaya perkuliahan yang didambakan Rachel terkabul setelah ia mendapat beasiswa sebesar $ 56.000 dari Western New England University.


Menagih Janji Ibu Melalui Gugatan Pengadilan



Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Peribahasa tersebut adalah penggambaran seorang perjuangan ibu dalam merawat anaknya yang tidak akan pernah bisa dibalas dan juga gambaran seorang anak yang dibalik rasa sayang ke ibunya masih saja merasa “tega”. Peribahasa tersebut memang benar adanya karena sampai kapan pun seorang anak tidak akan bisa membalas jasa-jasa ibunya. Jika sahabatanehdidunia.com mencoba mengenang masa kecil pasti teringat jika diberi uang saku oleh kakek, nenek atau kerabat selalu dipegang atau dititipkan ke ibu atau ayah. Alasannya karena usia masih kecil belum pandai mengelola uang. Alasan tersebut terdengar sangat masuk akal, ditambah lagi uang pemberian tersebut “tidak ada apa-apanya” dibandingkan dengan upaya orang tua untuk mencukupi kebutuhan anaknya. Namun rupanya hal tersebut tidak berlaku bagi seorang anak laki-laki bernama Jordan Zeidman yang menginjak usia remaja yakni 20 tahun. Di usianya yang memasuki kepala dua tersebut tiba-tiba ia menggugat ibu kandungnya ke pengadilan. Bukan karena kasus kriminal atau menelantarkan tetapi Jordan menggugat ibunya karena teringat ibunya belum memberikan uang senilai $ 5000 pemberian dari neneknya kala ia berusia 13 tahun! Konon kala itu neneknya memberi uang dan menitipkan pada ibu Jordan untuk kelak digunakan sebagai biaya Bar Mitzvah (upacara agama Yahudi untuk anak laki-laki yang beranjak dewasa). Dengan upaya bukti yang dibawanya, Jordan berhasil memenangkan gugatan tersebut.


Gadis Remaja Gugat Orang Tua Gara-Gara Unggah Foto Masa Kecilnya Di Facebook



Media sosial saat ini sering dijadikan media dokumentasi para orang tua untuk mengabadikan momen-momen bersama keluarga termasuk anak-anaknya. Tak terkecuali juga bagi orang tua gadis perempuan berusia 18 tahun asal Austria yang namanya disamarkan menjadi Anna. Foto-foto masa kecilnya telah diunggah oleh ayah dan ibunya semenjak tahun 2009 di akun media sosial Facebook masing-masing orang tuanya. Menginjak usia 14 tahun setelah ia membuat akun pribadi Facebook miliknya sendiri, ia terkejut karena total ada 500 foto dirinya di akun orang tuanya. Foto-foto tersebut adalah foto masa kecilnya mulai pose duduk diatas toilet, tidur di ranjang, ketika mandi, bermain, makan dan lain sebagainya yang diunggah kedua orang tuanya. Merasa kesal karena foto-foto tersebut diunggah tanpa seizing dirinya, ia meminta ayah dan ibunya untuk menghapus semua foto tersebut. Ana mengaku merasa malu karena foto masa-masa kecilnya ada yang telanjang. Namun permintaannya agar orang tuanya menghapus 500 foto tersebut dihiraukan berkali-kali. Merasa tidak digubris, Ana pun membawa “masalahnya” tersebut ke meja pengadilan dan menggugat kedua orangnya yang ia rasa telah “mempermalukan dirinya” tersebut.

Sahabatanehdidunia.com ternyata tidak hanya masalah kriminal saja yang bisa memancing anak-anak untuk menggugat orang tua kandungnya ke pengadilan karena hal-hal sepele. Dianggap sepele karena sebenarnya perkara-perkara tersebut adalah permasalahan keluarga yang harusnya bisa diselesaikan di dalam lingkup rumah tangga saja. Semoga keberanian-keberanian mereka dalam perkara menggugat orang tua kandung karena hal sepele tersebut tidak membuat mereka terlihat seperti anak pembangkang ya!

Sumber referensi:
http://www.oddee.com/item_99823.aspx
http://www.hotglobalnews.com/woman-blames-parents-for-naming-her-clamidya-sues-for-4-8m/
http://www.upi.com/Archives/1992/09/25/Judge-grants-boys-request-for-divorce-from-mother/6015717393600/
http://edition.cnn.com/2014/03/05/living/nj-teen-sues-parents-for-college-education/
http://www.businessinsider.co.id/a-20-year-old-guy-successfully-sued-his-own-mom-for-a-5000-bar-mitzvah-gift-2015-8/?r=US&IR=T#tTTHIUjVysQaKV0W.97