Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Dibalik Kematian Chester Bennington Vokalis Linkin Park

Jum'at 21 Juli, 2017 bisa dibilang sebagai hari yang kelam bagi seluruh pecinta musik dunia. Hari ini tiba-tiba saja sebuah kabar mengejutkan datang dari kota Los Angeles, Amerika, ketika situs berita TMZ tiba-tiba saja mengabarkan jika Voklis Linkin Park, Chester Bennington, telah meninggal akibat bunuh diri. Awalnya banyak orang meragukan berita ini, karena tepat satu malam sebelumnya Bennington masih terlihat aktif di akun Twiiter miliknya. Tapi tak berselang lama, situs berita musik spin dan Billboard merilis berita yang sama yang membenarkan kematian Bennington. Vokalis dengan suara serak ini ditemukan tergantung di kamarnya oleh sang istri pada Kamis pukul 9 pagi waktu Los Angeles.



Hingga kini masih belum diketahui dengan jelas apa penyebab Ayah dari enam anak ini hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Kasus bunuh yang yang dilakukan Bennington ini sendiri bukan merupakan kasus bunuh diri musisi yang pertama di dunia. Selama ini sudah tercatat beberapa nama musisi besar yang memilih untuk bunuh diri. Banyak orang yang bingung kenapa musisi-musisi ini memilih untuk mengakhiri hidup mereka, padahal kita dilihat hidup mereka seperti terlihat baik-baik saja dengan uang dan kepopuleran yang berlimpah.

Jadi apa sebenarnya yang mendasari fenomena bunuh diri dikalangan musisi ini? Menurut Dianna Theadora Kenny, profesor di jurusan Psychology and Music, Universitas Sydney, yang telah meneliti data tentang kematian musisi dari berbagai genre dari rentang tahun 1950 hingga Juni 2014. Angka bunuh diri pada musisi ternyata cukup besar hingga mencapai sekitar 5 persen. Kasus bunuh diri ini diduga muncul karena tekanan kreativitas dan gangguan mental yang muncul akibat rasa ingin selalu menghasilkan karya terbaik.

Dugaan ini diperkuat dengan hasil penelitian Dr. Christine Moutier, Chief Medical Officer dari American Foundation for Suicide Prevention yang menyebutkan bahwa sekitar 90 persen orang yang melakukan bunuh diri memang punya masalah kejiwaan.

Menurut Christine, banyak artis atau musisi yang meninggal akibat bunuh diri punya karakter nyaris sama, yakni dekat dengan perfeksionisme. Karakter ini jika ditambah dengan gangguan mental seperti manic depression dan bipolar, akan menghasilkan hidup para seniman ini begitu rapuh.

Fenomena bunuh diri dikalangan musisi inilah yang kali ini akan anehdidunia.com bagikan informasinya dalam "Kisah Dibalik Kematian Chester Bennington," berikut ulasanya..




Chester Bennington Semasa Muda

Bagi anak muda yang tumbuh pada tahun awal 2000, mustahil untuk tak mengenal sosok Chester Bennington. Karena bersama bandnya Linkin Park, sosok Bennington bisa dibilang merupakan "teman" bagi anak muda pada zaman itu saat tumbuh. Terlebih lagi album debut Linkin Park saat itu, Hybrid Theory, yang dirilis pada Oktober 2000, meledak dan laku 4,8 juta keping dalam setahun. Hal ini membuat Bennington menjadi figur penting dalam kancah musik alternatif dekade 90-an.


Chester Bennington Bersama Rekanya Di Linkin Park

Setelah membuat Hybrid Theory, Bennington terus menjadi vokalis sukses bersama Linkin Park. Album kedua mereka, Meteora, bahkan dianggap sebagai salah satu album rock terbaik dalam satu dekade. Gaya bernyanyi Bennington yang lhas dengan memadukan teknik berteriak dan menggeram, juga mengilhami banyak vokalis mengambil gaya serupa. Setelah itu hingga tahun 2015 yang lalu Bennington dan Linkin Park masih terus menelurkan album yang cukup sukses di pasaran. Berkat kesuksesanya bersama Linkin Park ini, banyak orang yang menganggap bahwa Beninington merupakan salah satu vokalis rock terbaik didunia.



Namun siapa sangka dibalik kesuksesanya ini, Bennington ternyata menyimpan kisah kelam dalam kehidupanya, Pada tanhun 2011 yang silam, Bennington mengungkapkan bahwa ia pernah menjalani masa kecil yang sangat kesar. Pada usia 7 tahun, benington mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang lelaki yang lebih tua, tepat setelah perceraian kedua orang tunaya. Hal ini membuat Pria yang pernah dinobatkan dalam daftar 100 Vokalis Heavy Metal Terbaik oleh Hit Parader ini, menghabiskan masa mudanya sebagai pecandu alkohol dan obat-obatan.

Kecanduan Bennington akan obat-obatan dan alkohol ini sayangnya masih tetap berlanjut saat ia telah sukses dengan Linkin Park. Meski begitu bukan berarti Bennington tak pernah berusaha untuk lepas dari ketergantunganya ini. Bennington telah lama berjuang mengatasi kecanduannya pada obat-obatan dan alkohol. Namun sayang tekanan sebagai seorang seniman untuk berkarnya membuat Bennington sulit melepaskan ketergantunganya terhadap obat-obatan dan alkohol. Bennington bahkan diduga kian tertekan akhir-akhir ini setelah sahabat baiknya Chris Cornell, yang juga merupakan seorang musisi bunuh diri pada bulan Mei lalu.

 Sosok Chris Cornell

Saat Cornel diketahui mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Bennington bahkan sempat menulis sebuah ucapan perpisahan yang berbunyi "Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa ada kamu. Semoga kamu menemukan ketenangan di sana."



Chester Bennington saat Melayat di pemakaman Chris Cornell

Siapa sangka ungkapan kesedihan Bennington ini ternyata merupakan pertanda bahwa ia juga merasakan hal yang sama dengan Chris Cernel. Hingga beberapa bulan kemudian tepatnya Kamis 20 Juli 2017, publik dikejutkan dengan lkabar kematian Bennington akibat gantung diri.

Surat Chester Bennington untuk Chris Cornell yang diunggah ke Twitter

Sebelum Bunuh bunuh diri Vokalis Linkin Park ini ternyata pernah menuliskan sebuah surat untuk mendiang sahabatnya sahabatnya Chris Cornell, beberapa waktu yang lalu. Surat tersebut oleh Bennington di unggah lewak akun Twitternya yang kurang lebih berkisah tentang mimpinya soal band the Beatles dan musisi Rocky Raccoon yang menatap wajah istrinya.

Bennington kemudian melanjutkan ceritanya pada masa sang istri memberitahukan tentang kematian sahabat terbaiknya Cornell yang membuatnya diselimuti kesedihan yang mendalam. Dalam surat tersebut ia juga bercerita tentang banyak kenangan indah yang telah ia alami bersama sahabat dan keluarganya itu.

Kebersamaan Bennington dan Cornell

Tampaknya bagi Bennington, Cornel merupakan orang yang telah memberikanya banyak inspirasi tanpa ia sadari. Bennington juga tak lupa memuji sahabatnya itu, baik dari segi suara, talenta dan sikapnya, semuanya. Sang sahabat telah membantunya untuk memahami berbagai hal dalam hidup.


 Kebersamaan Bennington dan Cornell

Bennington kemudian juga bercerita kalau ia, menonton video Cornell yang tampil menyanyikan lagu "A day in the life" karya the Beatles dan tiba-tiba teringat impiannya. Terpikir bahwa Cornell mengucapkan salam perpisahan lewat caranya sendiri. Dia berdoa sang sahabat bisa tenang di kehidupan mendatang.

Tak lupa, dia mengirimkan rasa cinta pada istri dan anak Cornell, teman-teman serta keluarga sang sahabat. Dia berterima kasih karena bisa menjadi bagian dari hidup Cornell. Surat tersebut Bennington unggah pada 18 Mei 2017 pukul 13.28 waktu setempat.



Beberapa bulan kemudian Bennington ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di kediamannya yang terletak di Palos Verdes Estates di Los Angeles. Pejabat berwenang di Los Angeles mengonfirmasi bahwa pria berusia 41 tahun itu bunuh diri pada Kamis (20/7/2017) pagi waktu setempat. Tanggal kematian ini ternyata juga merupakan hari ulang tahun Corwell yang membuat muncul dugaan jika Chester Bennington sudah merencanakan aksi bunuh dirinya ini sejak lama.

Referensi:

https//tirto.id